Berita Karangasem

Lantaran Sering Merugi Saat Jualan, Nengah SM Nekat Mengakhiri Hidupnya

Nengah SM (48), petani asal Tribuana Kec. Abang, Karangasem menghabisi hidupnya dikamarnya.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ragil Armando
tribunnews
ilustrasi gantung diri: Nengah SM (48), petani asl Tribuana Kec. Abang, Karangasem mengakhiri hidupnya dikamarnya, Minggu 29 Mei 2022 sekitar pukul 12.15 wita. 

TRIBUN-BALI. COM, AMLAPURA - Nengah SM (48), petani asal Tribuana Kec. Abang, Karangasem menghabisi hidupnya dengaan cara gantung diri dikamarnya, Minggu 29 Mei 2022 sekitar pukul 12.15 wita.

Korban nekat mengantung diri karenak faktor ekonomi yang tak stabil tiap hari.

Kapolsek Abang, AKP I Kadek Suadnyana,  menjelaskan, yang pertama lihat kejadian bibinya yang tinggal sepekarangan  dengan korban.

Baca juga: Marshanda Idap Tumor Payudara, Awalnya Mengeluh Sakit di Dada

Sebelum gantung diri, korban sempat dipanggilnya. Bibi masuk ke kamar korban dikarenakan tidak menyahut saat dipanggil beberapa  kali.

Korban ditemukan duduk di atas lemari saat sang bibi masuk ke dalam kamarnya.

Saat dipanggil korban tidak menyahut. Korban juga tak mau mnjawab saat ditanya sang bibi. Karena khawatir, sang bibi memanggil tetangganya. Jarak rumah korban dengn tetangga sekitar 6 mter.

Baca juga: Dokter Faisal Ditemukan Bersama Wanita Lain, Istri Sah Malah yang Minta Maaf, Ini Faktanya

"Saat akan mengecek kedua saksi kaget melihat korban dalam keadaan tergantung di palang kayu balok dengan menggunakan sehelai kain kamben motif batik warna hitam dan coklat," ungkap AKP I Kadek Suadnyana, Senin 30 Mei 2022 siang

Selanjutnya  saksi panggil tetangga, dan melaporkan ke Mapolsek Abang. Menurut pemeriksaan tim medis, tak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Baca juga: Jelang Galungan, Disperindag Gianyar Klaim Harga Daging Babi Masih Stabil

Lebam mayat  belum terbentuk. Medis hanya menemukan luka memar pada leher, keluar sperma dan cairan.

"Korban mengakhiri hidupnya murni karena gantung diri dengan menggunaakan kain motif batik dengan simpul hidup  yang terikat di palang  kayu kamar  korban. Dari pihak keluarga menolak dilakukan  autopsi.  Keluarganya menerima kematian korban sbagai musibah,"akunya.

Baca juga: Intelijen Inggris: Putih Sudah Meninggal Namun Disembunyikan, Rusia Gunakan Tubuh Pengganti

Ditambahkan, menurut keterangan keluarganya, korban nekat menggantung diri karena keadaan ekonomi  peerharinya yang tak stabil.

Dimana korban kesehariannya berjualan ikan laut keliling kampung, dan sering meengalami kerugian.

"Motifnya karena ekonomi," imbuh Suadnyana. (*) 

DISCLAIMER: 

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan.

Terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri.

Jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved