Berita Badung
Seorang Warga Jatuh dari Tebing di Pecatu Badung, Motornya yang Terparkir Berjam-jam Bikin Curiga
Seorang warga Banjar Dinas Giri Sari Pecatu jatuh dari tebing di selatan Pura Selonding, Desa Pecatu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Seorang warga Banjar Dinas Giri Sari Pecatu jatuh dari tebing di selatan Pura Selonding, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali, Sabtu 4 Juni 2022.
Kecurigaan bermula saat terlihat sepeda motor terparkir di sisi tebing sekitar pukul 06.00 Wita.
Laporan kejadian tersebut diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) pada pukul 10.20 Wita dari I Ketut Setiabudi.
Menindaklanjuti informasi dari masyarakat, Basarnas Bali memberangkatkan 7 orang personel menuju lokasi.
Baca juga: JATUH ke Jurang Sedalam 30 Meter, Begini Nasib Truk Pengangkut Kayu di Karangasem
Sementara itu, di waktu yang bersamaan dilakukan koordinasi bersama BPBD Provinsi Bali dan Babinkamtibmas Pecatu.
Satu orang personel diturunkan ke bawah untuk menjangkau korban.
Diperkirakan jarak dari atas tebing hingga posisi jenazah korban berkisar 100 meter.
Dengan menggunakan larkin dan peralatan mounteneering (pendakian gunung) tim SAR gabungan akhirnya dapat mengevakuasi jenazah hingga ke atas tebing pada pukul 12.10 Wita.
Diketahui identitas korban atas nama M. Duda (38).
Selanjutnya jenasahnya dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans BPBD Kabupaten Badung.
Berkangsungnya evakuasi melibatkan unsur SAR dari Basarnas Bali, Ditsamapta Polda Bali, BPBD Kabupaten Badung, Polsek Kuta Selatan, Intel dan Resmob Polresta Denpasar, pihak keluarga korban dan masyarakat setempat.
Saat Tribun Bali melakukan pemantauan, tampak tempat kejadian perkara cenderung sepi dari keramaian.
Hal ini dikarenakan akses menuju TKP jauh dari jalan utama.
Gede Darmada selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Denpasar mengatakan, kondisi evakuasi cenderung sulit, sehingga diperlukan peralatan khusus dan tenaga terlatih.
“Karena evakuasinya cukup sulit, maka diperlukan kehadiran Basarnas. Perlu menggunakan mountaineering, ada yang namanya pakai larkin. Peralatan pegunungan lah,” terang Gede Darmada.
Evakuasi dilakukan dengan membagi menjadi 2 tim dan menggunakan sistem jetrig.
“Yang turun kemudian 2 orang. Satu orang melakukan evakuasi (naik). Di atas ada tim lain yang membuat sistem lah, karena itu harus pakai sistem, yang dalam bahasa SAR disebut sistem jetrik,” kata Darmada.
Baca juga: Penemuan Mayat Paruh Baya di Tebing Pecatu, Ini Kronologinya
“Jetrik itu sistem penarikan, pokoknya bagaimana beban yang dari bawah ke atas jadi ringan, agar bisa ditarik,” jelas Gede Darmada.
Gede Darmada menjelaskan bahwa tinggi tebing diperkirakan 100 hingga 150 meter dan memiliki kecuraman hampir 180 derajat.
Evakuasi yang dilakukan oleh Basarnas menerjunkan 8 personel dan 2 mobil (Double Cabin dan Rescue Truck).(zae/mah)
Kumpulan Artikel Badung