Bocah 10 Tahun Diusir Guru Saat Ujian Kenaikan Kelas, Ibunya Meninggal, Ayah Dipenjara
Lantaran tak punya ponsel yang mumpuni, Musdalifah selama pembelajaran online jarang mengikuti, sehingga pas masuk sekolah diusir gurunya.
TRIBUN-BALI.COM - Seorang bocah berusia 10 tahun, Musdalifah harus menelan getir saat mengikuti ujian kenaikan kelas pada Selasa (31/5/2022) lalu.
Bocah di Kalimantan Timur itu diusir guru saat tengah mengikuti ujian kenaikan kelas.
Mulanya, Musdalifah datang ke SD Negeri 002 Samarinda dengan persiapan guna menghadapi ujian.
Namun belum mulai mengerjakan soal, Musdalifah menghadapi omelan dari gurunya.
Rupanya di hari itu, Musdalifah baru datang ke sekolah lagi setelah sekian dibukanya pembelajaran tatap muka.
Di era pandemi, Musdalifah dan murid SD Negeri 002 Samarinda lainnya diminta untuk belajar online.
Namun lantaran tak punya ponsel yang mumpuni, Musdalifah pun jarang mengikuti pelajaran di sekolah.
Sejatinya, bocah yang karib disapa Musda itu punya ponsel.
Tapi ponsel itu lebih sering error ketimbang dalam kondisi baik.
Musdalifah yang jarang mengikuti pelajaran online itu nyatanya diketahui guru.
Karenanya saat melihat Musdalifah masuk sekolah, guru SD Negeri 002 Samarinda meradang.
Guru yang emosional itu langsung meminta Musdalifah pulang dan memanggil orangtua atau walinya.
Bukan cuma guru, teman-teman sekolah yang mengetahui ulah Musdalifah pun ikut menyoraki sang bocah.
Gara-gara diminta pulang dan dibully teman-temannya, Musdalifah segera keluar dari kelas seraya menangis.
Sambil memeluk tasnya, Musdalifah membawa perasaan hancurnya dan kembali pulang ke rumah.
Musdalifah Tak Punya Ponsel
Bukan tanpa alasan bocah berambut sebahu itu tak memiliki ponsel yang memadai untuk belajar online.
Selama ini Musdalifah ternyata hidup dalam keterbatasan.
Terlebih Musdalifah dan adiknya, Merlin (9) merupakan anak piatu.
Keduanya ditinggal ibunya sejak 3 tahun lalu.
Sementara ayah Musdalifah dipenjara karena terjerat kasus pidana.
Tinggal bersama sang tante Siti Munawarah, Musdalifah harus hidup prihatin.
Sebab sang tante mempunyai empat anak yang juga harus dihidupi.
Tinggal di rumah kayu sederhana di Jalan Pangeran Bendahara, Gang Pertenunan, Kelurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang, Musdalifah hidup bersama tante, om, dan 4 sepupu, serta adiknya.
Terkait nasib Musdalifah, Siti Munawarah mengurai fakta di balik keponakannya yang jarang mengikuti sekolah online.
"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti Munawarah dilansir dari Kompas.com, Rabu (8/6/2022).
Selama itu pula, keponakannya tak bisa belajar online karena tak ada ponsel.
Siti mengaku tak punya uang membeli. Kurang lebih setahun berjalan, saat pembelajaran tatap muka dibuka, giliran seragam sekolah Musdalifah yang kekecilan.
Badan sang bocah makin besar hingga seragam sesak. Ingin membelikan seragam baru untuk sang keponakan, Siti Munawarah mengaku tak punya uang.
Karena tak ada seragam, Musdalifah akhirnya tak ke sekolah.

Siti pun berusaha mencari seragam bekas tetangga namun tak ada.
Hingga akhirnya informasi itu tersebar hingga murid itu mendapat bantuan seragam dari para relawan sosial di Samarinda.
Senin (30/5/2022), hari pertama ujian kenaikan kelas dimulai.
Namun, tim relawan baru membawa Musdalifah membeli seragam.
Setelah dibeli, keesokan harinya, Musdalifah masuk sekolah diantar oleh seorang relawan.
Namun, setelah masuk ruang kelas, dia diminta pulang oleh guru.
Wali Kota Samarinda Turun Tangan
Kasus murid SD diusir guru gara-gara tak punya ponsel yang viral itu didengar oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun.
Tak menunggu waktu lama, Andi Harun segera mengunjungi rumah Musdalifah pada Senin (6/6/2022).
Terkait kasus Musdalifah diusir guru, Andi Harus mengurai kesalahpahaman.
"Tidak seperti yang ramai di medsos," kata Andi Harun.
Andi Harun mengatakan, niat guru itu sebenarnya hanya ingin mendisiplinkan murid karena lama tak muncul.
"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," imbuh Andi Harun.
Bukan cuma meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, Andi Harun juga memberikan bantuan kepada Musdalifah.
Andi Harun memberikan beasiswa untuk Musdalifah dan anak Siti Munawarah.
Dapat bantuan dari sang Wali Kota, senyum Musdalifah merekah tiba-tiba.
"Pak Wali menjamin anak itu sampai SMA," kata keluarga.
Tak cuma itu, Andi Harun juga bakal merehab rumah Siti Munawarah karena dianggap tak layak.
Tak hanya Wali Kota, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli juga membantu peralatan sekolah dan ponsel baru untuk Musdalifah saat berkunjung, Selasa (7/6/2022).
Sejumlah uang tunai dari donatur juga disumbangkan untuk Musdalifah dan keluarga Siti.
Keluarga Musdalifah Terharu
Atas pemberian dan bantuan dari Wali Kota serta Polresta Samarinda, Siti Munawarah mengaku sangat bahagia dan bersyukur dengan kehadiran Walikota Samarinda Andi Harun.
Diketahui, Andi Harun mendatangi kediaman murid tersebut, sekaligus adanya mediasi antara pihak keluarga dengan pihak SDN 002 Samarinda Seberang.
Hasil dari mediasi itu, permasalahan kejadian ini dianggap selesai, lantaran akar dari masalah hanyalah kesalahpahaman antara kedua belak pihak.
Usai itu, Pemkot Samarinda menjamin murid tersebut hingga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), beserta dua saudaranya yang juga masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Selain itu, Pemkot juga akan bantu menguliahkan yang baru saja tamat SMA, saudaranya dari murid tersebut, serta tempat tinggalnya dimasukkan dalam program bedah rumah.
Merespons itu, Siti Munawarah, tante yang sudah jadi orangtua angkat Musdalifah mengaku sangat bahagia dengan kehadiran dan bantuan dari orang nomor satu di Kota Samarinda itu.
"Betapa bahagianya didatangi pak Wali (Andi Harun) diperhatikan, sampai mau dibaikin rumah, luar biasa saya sangat berterima kasih," tutur Siti Munawarah dilansir dari TribunKaltim.co
Sembari meneteskan air mata, Siti Munawarah mengaku tidak menyangka di balik cobaan yang dihadapinya bersama keluarga, namun di satu sisi juga mendapatkan bantuan yang sangat luar biasa.
"Sangat bahagia, tidak terukur sudah kebahagiaan ini. Tidak nyangka banyak bantuan. Dan anak saya juga dikuliahkan, dia emang pengin kuliah tapi kami kebentur dana," ungkap Siti Munawarah. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Ibu Meninggal Ayah Dipenjara, Nasib Siswi SD Nelangsa Usai Diusir Guru dari Sekolah, Ini Alasannya,