PMI asal Bali Gelar Persembahyangan Galungan di Kapal Pesiar Wonder of the Seas
Di kapal pesiar Wonder of the Seas, masyarakat Hindu melakukan persembahyangan bersama lengkap dengan gebogan (sesajen).
Penulis: Bambang Wiyono | Editor: Bambang Wiyono
TRIBUN-BALI.COM, ITALIA - Perayaan Galungan, Selasa (7/6/2022) juga dilakukan umat Hindu warga Bali yang sedang di luar negeri.
Di kapal pesiar Wonder of the Seas, masyarakat Hindu melakukan persembahyangan bersama lengkap dengan gebogan (sesajen).
Umat Hindu yang tergabung di dalam kelompok Hindu Bakti Baruna melaksanakannya dengan sederhana.
Berdasar rilis yang diterima TribunBali.com, acara persembahyangan bersama ini dimulai pukul 23.45 waktu setempat saat kapal sedang berlayar dari Marseille (Perancis) tujuan La Spezia (Italia).
Persembahyangan dirangkai dengan melatunkankan kekidung, tri sandya, dan tarian rejang yang ditarikan oleh dua perempuan dari divisi restoran.
Persembahyangan Galungan di kapal pesiar yang berlangsung di ruang training ini dihadiri puluhan umat Hindu yang berasal dari berbagai divisi.
Perayaan kali ini berbeda dari kapal lainnya yang bernaung dibawah perusahaan Royal Caribbean Cruise Line.
"Perayaaan Galungan kali ini menjadi tonggak sejarah bagi kita semua di kapal ini, lantaran menjadi bagian dari kapal terbaru, hal ini juga bisa terlaksana setelah sekian lama terhenti akibat pandemi," ujar koordinator acara I Wayan Subagia.
Lebih lanjut dikatakan, kapal pesiar wonder of the seas sebagai kapal pesiar terbesar di dunia sekaligus kapal keluaran terbaru yang mana pelayaran resmi dimulai 4 Maret 2022.
Umat Hindu yang menjadi tenaga kerja di kapal ini berasal dari berbagai bidang kerja, dan berasal dari berbagai daerah, sebagian besar merupakan bagian dari team start-up (tim pembuka) yang jumlahnya ratusan orang dari Bali yang rata-rata sudah melaksanakan masa kerja selama 5 bulan.
Salah satu umat Hindu, yang ikut dalam persembahyangan itu mengaku terharu bisa melaksanakan persembahyangan yang dibalut dengan kebersamaan.
"Momen seperti ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mempromosikan ketrampilan, baik itu tari-tarian dan tabuhan kepada para pekerja asing yang ada disini," ujar Eka Juni Artawan, Pekerja Migran asal Desa Pulukan, Jembrana.
Seusai persembahyangan, para umat kemudian disuguhkan masakan khas (Boga Amerta) yang dihidangkan di ruang makan khusus kru. (*)