Berita Badung

Ciptakan Bali Zona Hijau Dari Virus PMK, GUPBI Buat Bilik Disinfektan di Gilimanuk

Ciptakan Bali Zona Hijau Dari Virus Ciptakan Bali Zona Hijau Dari Virus PMK, GUPBI Buat Bilik Disinfektan di GilimanukPMK, GUPBI Buat Bilik Disinfekt

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
istimewa
Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa 

TRINUN-BALI.COM, MANGUPURA - Meski virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan belum terdapat di Bali, namun langkah antisipasi sudah dilakukan agar virus tidak masuk Bali. Bahkan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali membuat bilik disinfektan untuk menyemprot hewan yang akan dikirim ke luar pulau Bali, atau sebaliknya.

Pasalnya saat ini peternak di Bali tidak menginginkan Bali terkena virus. Hal itu bisa mengakibatkan penundaan penjualan babi ke luar daerah, yang akan membuat harga babi turun hingga peternak merugi.

Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa saat dikonfirmasi Jumat 10 Juni 2022 mengatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah wabah masuk adalah membuat bilik disinfektan. Sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah setempat.

Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa
Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa (istimewa)

"Jawa timur saat kena wabah PMK kita langsung ancang-ancang berbuat. Sehingga kita buat bilik disinfektan di gilimanuk untuk mengantisipasi virus masuk Bali," tegasnya.

Pihaknya menginginkan agar Bali tetap zona hijau. Namun jika zona merah maka pengiriman babi ke luar daerah akan di stop, yang akan membuat peternak di Bali kebingungan, bahkan bisa merugi.

"Apalagi biaya pakan kini mulai naik. Kalau tidak diberikan babi Bali keluar, maka peternak akan mengeluh. Mengingat Bali di Bali sangat di minati diluar termasuk sapi Bali," bebernya.

Kendati demikian, pihaknya meminta pemerintah memanfaatkan bilik tersebut. Sehingga bisa berlangsung terus menerus.

"Kami membuat bilik dengan pihak ketiga, yakni perusahaan pakan ternak. Kita berkolaborasi untuk menyelamatkan peternak. Namun permasalahannya di pemerintahan yang susah untuk cepat mencegah wabah," tegasnya.

Menurutnya, selama ini pemerintah yang menangani hal tersebut, belum melakukan langkah antisipasi. Sehingga diharapkan bisa membantu para peternak.

"Jujur saja, peternak tidak takut virus PMK itu menyerang babi mereka, karena sudah ada obat dan vaksinnya. Namun yang mereka takutkan Bali menjadi zona merah virus PMK, sehingga babi-babi yang sehat tidak bisa dikirim ke luar," tegasnya kembali.

Menurutnya, dalam seminggu kurang lebih ada 3 ribu ekor babi yang dikirim ke Jawa. Artinya dalam sebulan kurang lebih 12 ribu babi yang masuk daerah pulau jawa.

Bahkan sebelumnya kata Suyasa pengiriman hewan ternak antar pulau pun sempat dihentikan selama satu bulan. Namun dengan adanya imbauan dan pengetatan biosecurity akhirnya kembali dibuka.

"Kalau sekarang sudah aman. Waktu ini sebulan tidak bisa mengirim babi keluar. Peternak pun sempat khawatir akan kondisi tersebut, mengingat mereka bisa mengalami rugi total," bebernya sembari mengatakan penundaan pengiriman ini yang kita takutkan. (*)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved