Berita Bali
Peternak di Bali Embargo Pengiriman Sampai Jakarta Kehabisan Stok Babi
Kami tidak akan mengirim sampai Jakarta benar-benar kehabisan stok babi. Karena kami berharap harga stabil dan pantas untuk dijual ke pasar.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: I Putu Darmendra
Saat ini, babi Bali masih belum pulih. Kemudian ditambah kasus PMK yang dimana pembatasan hingga disetop lalu lintas menyeberang di Gilimanuk.
Ditambah lagi untuk pasokan babi, terutama di Jakarta 80 hingga 90 persen ialah pasokan dari Bali.
“Seharusnya saat ini kita dapat memberikan harga cukup bagus. Bukan lagi Rp 45 ribu, tapi Rp 50 ribu per kg hidup. Karena apa? Semua pasokan babi, terutama di Jakarta hanya dari Bali. Tidak ada dari tempat lain (daerah lain gagal panen),” tegasnya.
Menurut Deyon, hal inilah yang kemudian membuat pihaknya menuding ada permainan oknum atau mafia yang membeli dan menjual harga jauh dari standar sehingga harga turun.
Padahal populasi belum pulih, seharusnya dengan kondisi saat ini harga naik. Tapi yang terjadi sebaliknya.
“Permainan ini ada oknum pembeli. Kami minta ini ditindak tegas,” demikian ia mengungkapkan..
Terkait pemeliharaan babi masih berisiko tinggi. Pertama babi merupakan ternak yang rentan dengan kematian.
Karena dari biaya pakan yang saat ini naik dan bio security babi seharusnya dihargai dengan cukup baik. Sehingga peternak paling tidak mendapatkan keuntungan, bukan malah merugi.
Saat ini ia yang meruapakan pemilik DBC Farm Sanggulan, di Perumnas Sanggulan, Kecamatan Kediri Tabanan memiliki ternak indukan sekitar 20 ekor dan penggemukan 75 ekor.
“Semua yang saya sampaikan ini karena sangat merugikan untuk peternak mandiri karena harga turun. Sedangkan peternak membutuhkan untuk biaya bio security dan pakan,” ungkapnya.
Sementara itu, hewan ternak yang sebelumnya sempat tertahan di Pelabuhan Gilimanuk, akhirnya dapat didistribusikan kembali ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
Hewan-hewan ternak tersebut tertahan karena adanya SK No 403/KPTS/PK.300/M/05/2022, dari Menteri Pertanian (Mentan) RI tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Pada Beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada meyakini hewan ternak di Bali masih aman dari wabah pemyakit mulut dan kuku (PMK).
Namun setelah bersurat dan berkoordinasi ke pemerintah pusat, kini hewan ternak yang ada di Bali akhirnya dapat dipasarkan kembali keluar Bali.
"Itu sudah lama teratasi dan hewan ternak sudah dapat diantarpulaukan lewat darat. Bahkan ini sudah bisa sebelum Hari Raya Galungan.