Berita Tabanan
Harga Babi Anjlok, Dinas Pertanian Tabanan Sebut Karena Mekanisme Pasar
Peternak Babi di Tabanan mengeluhkan terkait adanya penurunan harga babi, terutama untuk yang dijual keluar Bali.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Peternak Babi di Tabanan mengeluhkan terkait adanya penurunan harga babi, terutama untuk yang dijual keluar Bali.
Dimana harga babi yang seharusnya bisa mencapai Rp 50 ribu, menurut para peternak.
Saat ini, harga jual babi merosot ke Rp 41 ribu, bahkan dapat menjadi Rp 38 ribu.
Kabid Peternakan dan Keswan Dinas Pertanian Tabanan, Gede Eka Parta mengatakan bahwa sejatinya terkait harga babi di lokal atau yang dikeluarkan untuk dijual ke luar Balu bukan merupakan ranahnya. Apalagi menyangkut harga yang menurut peternak mengalami penurunan. Namun, bisa jadi hal itu merupakan mekanisme pasar.
“Kalau masalah harga bukan ranah kami. Itu mekanisme pasar,” ucapnya Jumat 17 Juni 2022.
Gede Eka mengaku, terkait denga harga babi yang terutama lokal (bukan untuk dijual ke luar), menurunnya memang harga babi mengikuti mekanisme pasar. Bisa jadi Karana permintaan sedikit stok banyak bisa juga menurun harganya. Atau daya beli masyarakat lokal terhdaap daging babi menurun, dengan alasan ekonomi Bali khususnya Tabanan belum sepenuhnya pulih.
“Daya beli masyarakat lokal terhadap babi menurun, karena memang ekonomi belum pulih benar. Masyarakat beli dagingnya khusus hari raya saja,” ungkapnya.
Baca juga: Harga Babi Anjlok, Peternak Ini Keluhkan Harga Pakan yang Mahal di Denpasar, Dwi: Ini Rugi
Baca juga: Harga Babi Anjlok, Peternak di Bali Tuding Ulah Mafia, Perusahaan Besar Juga Bermain
Terkait ancaman mogok mengirim keluar Bali, sambung dia, ia pun enggan menanggapi karena kembali apda ranah kewenangan juga bukan dinasnya untuk menangani. Dan terkait harga sejatinya pemerintah itu tidak dapat mengintervensi harga. Dan sebaiknya hal ini untuk kemudian menjadi ranah asosiasi pedagang atau peternak babi.
“Karena itu menyangkut harga (keluar bali) tiang (saya) tidak bisa menanggapi,” ujarnya.
Sebelumnya, pengiriman babi dari Bali ke luar Bali, sudah dibuka lagi sesuai pernyataan Kadis Peternakan Provinsi Bali. Ironisnya, terbukanya pengiriman tidak sesuai ekspektasi peternak yang bisa menjual babi dengan harga yang cukup baik. Dimana peternak menuding ada oknum yang bermain, dengan membeli babi dengan harga murah kemudian membanting harga penjualan di luar pulau.

Ketua Koordinator PHMI (Perkumpulan Peternak Hewan Munugastrik Indonesia),
Kabupaten Tabanan, I Made Sukariyono alias Deyon, menyatakan, bahwa harga ternak babi saat ini mengalami penurunan drastis. Babi yang biasanya bisa dijual seharga Rp 45 ribu (harga lokal Bali), saat ini hanya bisa terjual Rp 41 ribu bahkan bisa sampai dijual Rp 38 ribu. Dan untuk harga babi dijual Jakarta seharusnya ialah sekitar Rp 55 ribu, namun saat ini hanya Rp 51 ribu. Kondisi ini membuat peternak kebingungan karena tidak sesuai dengan pengeluaran biaya operasional dan pakan peternak.
“Kami melihat di sini ada oknum pembeli yang bermain. Dan juga perusahaan besar yang bermain. Kemudian dijual dengan harga yang sangat murah. Ini membuat rugi. Kami berharap ada tindakan dari aparatur hukum dan pemerintah,” ucapnya Rabu 15 Juni 2022 lalu. (ang).