Berita Denpasar
2 Ribu Lebih Krama Tanjung Bungkak Denpasar Melasti ke Sanur, Gunakan Pakelem Kebo hingga Sapi
Sebanyak 2 ribuan lebih krama desa adat Tanjung Bungkak, Desa Sumerta Kelod, Denpasar melakukan kegiatan melasti ke Pantai Bangsal Sanur.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Sebanyak 2 ribuan lebih krama desa adat Tanjung Bungkak, Desa Sumerta Kelod, Denpasar melakukan kegiatan melasti ke Pantai Bangsal Sanur.
Selain itu, juga diikuti oleh krama dari Panjer Denpasar.
Kegiatan melasti digelar Selasa, 21 Juni 2022 siang.
Melasti ini serangkaian dengan karya mamungkah, ngenteg linggih, padudusan agung dan tawur balik sumpah utama di Pura Dalem Tanjung Sari, Jalan Hayam Wuruk Denpasar.

Baca juga: Desa Adat Tanjung Bungkak Denpasar Gelar Peed Mendak Bagia Pulakerti
Berbagai palawatan di pura diiring atau dibawa ke pantai.
Selain itu, digelar juga ngaturan pakelem kerbau, sapi, kambing, angsa, maupun ayam.
Melasti ini dipuput oleh tiga sulinggih yakni Ida Pedanda Putra Telaga, Griya Telaga Sanur, Ida Rsi Agung Wayabiya, Griya Buduk Mengwi, dan Ida Rsi Bujangga Wesnawa Kerta Buwana, Alangkajeng Denpasar.
Bendesa Adat Tanjung Bungkak, I Wayan Suja mengatakan, karya tersebut digelar menyusul rampungnya semua kegiatan renovasi sejumlah palinggih dan bangunan di Pura Dalem Tanjung Sari.
Dikatakan, karya agung mamungkah, ngenteg linggih, padudusan agung, tawur balik sumpah utama ini telah direncanakan sejak lama.
Terlebih, karya agung seperti sempat digelar pada tahun 1991 lalu.
"Setelah banyak palinggih dilakukan renovasi, dan kini sudah selesai, maka dilakukanlah karya agung ini," katanya.
Wayan Suja menambahkan, serangkaian karya ini diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp 4 sampai Rp 5 miliar.
"Dengan semangat krama nyanggra karya ini, niscaya Ida Sesuhunan akan memberkati dan memberikan kerahyuan bagi krama serta keharmonisan bagi semua mahluk," kata Suja.
Puncak karya ini akan berlangsung pada Selasa 28 Juni 2022 mendatang.
Upacara puncak ini dipastikan akan berlangsung sehari penuh, karena dimulai dari upakara padudusan agung dan dilanjutkan dengan peselang pada siang hari dengan upakara nyatur rebah dan sore harinya upakara ngider buana.