Sponsored Conetent

Desa Wisata dan Potensinya: Ide Brilian Poltekpar Bali bagi Pengembangan Desa Wisata di Bali

Salah satu potensi yang dimiliki Bali adalah kawasan perdesaan dengan sumber daya alam yang masih alami, kehidupan sosial dan seni budaya masyarakat,

Editor: Harun Ar Rasyid
ist
Ribuan orang memadati halaman Desa Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis 23 Juni 2022 siang hari. 

TRIBUN-BALI.COM  - Bali sudah dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia karena memiliki berbagai potensi wisata.

Salah satu potensi yang dimiliki Bali adalah kawasan perdesaan dengan sumber daya alam yang masih alami, kehidupan sosial dan seni budaya masyarakat, serta kuliner lokal dan lainnya.

Semua sumber daya dan daya tarik yang dimiliki kawasan perdesaan menjadi potensi desa untuk dikembangkan sebagai pariwisata pedesaan.

Pengembangan pariwisata pedesaaan diharapkan dapat menopang pembangunan pariwisata di Indonesia.

Wisata pedesaan adalah suatu kegiatan pariwisata di wilayah yang menawarkan daya tarik wisata berupa keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan, baik dari kehidupan sosial, ekonomi dan adat istiadat masyarakat setempat, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik (Depbudpar, 2001).

Daya tarik utama wisata pedesaan adalah keaslian dan keunikan dari berbagai atraksi dan produk yang ditampilkan.

Ribuan orang memadati halaman Desa Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis 23 Juni 2022 siang hari. - Salah satu potensi yang dimiliki Bali adalah kawasan perdesaan dengan sumber daya alam yang masih alami, kehidupan sosial dan seni budaya masyarakat, serta kuliner lokal dan lainnya.
Ribuan orang memadati halaman Desa Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis 23 Juni 2022 siang hari. - Salah satu potensi yang dimiliki Bali adalah kawasan perdesaan dengan sumber daya alam yang masih alami, kehidupan sosial dan seni budaya masyarakat, serta kuliner lokal dan lainnya. (ist)

Bentuk pengembangan wisata perdesaan adalah berbasis masyarakat. Pariwisata dijadikan wahana untuk menjaga alam dan lingkungan perdesaan, memelihara sosial dan budaya masyarakat setempat agar dapat dipergunakan untuk kepentingan saat ini maupun masa mendatang.

Pariwisata diharapkan dapat  mendorong dan mendukung masyarakat desa dalam pengembangan desanya yang mencakup peningkatan kapasitas dalam proses produksi yang lebih luas, peningkatan peluang kehidupan sosial budaya, peningkatan kapasitas untuk memahami ekosistem dan melestarikan lingkungan dan peningkatan kapasitas menjadi tuan rumah yang berjati diri, beretika, dan tetap ramah menyambut wisatawan dari berbagai latar belakang sosial budaya yang berbeda.

Upaya pengembangan wisata pedesaan dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh desa seperti pertanian, perkebunan, sosial budaya masyarakat, kuliner asli desa dengan melibatkan masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat  dapat disertakan melalui peran dan aspirasi masyarakat pedesaan yang selaras dengan pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki desa tanpa meninggalkan unsur keorisinalan dan keunikan potensi tersebut.

Berdasarkan amanat Presiden Republik Indonesia, sektor pariwisata Indonesia diharapkan dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor unggulan dan core business pembangunan nasional. Sebagai sektor unggulan, tentu dibutuhkan inovasi dan perancangan terhadap berbagai produk unggulan pariwisata. Salah satunya adalah dengan mengembangkan wisata perdesaan. Pengembangan wisata perdesaan diharapkan dapat menjadi wisata alternatif bagi wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia (Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, 2019)

Desa Kenderan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi untuk mengembangkan wisata pedesaaan sekaligus sebagai desa wisata. Desa Kenderan merupakan sebuah desa tua yang sangat terberkati dengan landskap alam yang sangat indah dan kehidupan sosial budaya masyarakat yang sangat unik.

Dari sisi lanskap alam Desa Kenderan memiliki air terjun yang memikat dan 7 macam sumber mata air abadi yang disucikan (beji). Potensi Desa Kenderan di bidang sosial budaya meliputi seni ukir, seni lukis, seni tari, seni tabuh, tradisi mekukung, mepeed, ngaturang tirta ening, melasti yang selalu dilaksanakan saat ada upacara piodalan di Pura, Desa Kenderan juga menyimpan banyak  peninggalan sejarah berupa sarkofagus,  Sebagai  sebuah desa tua, Desa Kenderan dapat dibuktikan dari eksistensi Batu Cetak Nekara yang tersimpan di Pura Desa Manuaba dan keberadaan sarkofagus yang tersimpan di Pura Batulusu di wilayah Subak Uma Lawas. Benda-benda arkeoligis ini diperkirakan berasal dari 600-500 SM pada zaman batu besar (Megalitikum) sampai pada zaman peralihan antara zaman batu dengan zaman perunggu. Masyarakat Desa Kenderan sangat menyucikan keberadaan temuan arkeologis ini.

Kreatifitas seni yang berbasis budaya setempat menjadi alasan yang kuta untuk mengekplorasi Desa Kenderan secara lebih mendalam agar dapat selaras dan harmoni  dengan alam dengan manusia. Keberadaan Puri dan Pura Griya Sakti Manuaba yang masih alami menjadi potensi lain dari desa Kenderan untuk dikembangkan sebagai desa wisata. Keberadaan Desa Kenderan sebagai desa wisata telah ditetapkan pada tahun 2018 oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar.

Perkembangan Desa Kenderan sebagai sebuah destinasi wisata sampai saat ini sudah cukup terlihat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya berbagai usaha pariwisata seperti sarana akomodasi yaitu hotel, vila, dan bentuk akomodasi lainnya. Berbagai sarana rumah makan dan hiburan lainnya juga sudah terlihat. Dari sekian banyak usaha jasa pariwisata yang ada memang masih didominasi oleh investor luar. Kepemilikan usaha pariwisata oleh masyarakat lokal masih terbatas dan diusahakan secara individu.

Keterlibatan masyarakat secara kelembagaan desa masih sangat minim. Untuk menumbuh kembangkan keterlibatan masyarakat lokal menangkap peluang yang ada memang telah dibentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Namun demikian Pokdarwis yang ada masih sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik intenal desa (desa dinas maupun desa adat) dan pihak eksternal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved