Berita Internasional
Akankah PUTIN dan ZELENSKYY Berdamai di BALI Pada Acara G20 Nanti?
Presiden Joko Widodo membuat dunia tersentak, pasca datang ke dua negara konflik membawa misi perdamaian. Akankah Zelenskyy dan Putin berdamai?
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Presiden Joko Widodo mendadak viral, pasca dengan berani datang ke dua negara konflik Rusia - Ukraina.
Presiden Joko Widodo, menjadi presiden pertama dari Asia, yang datang ke dua negara konflik itu.
Kunjungan Presiden Joko Widodo bukan sekadar kunjungan kenegaraan biasa.
Presiden Joko Widodo membawa misi perdamaian bagi dua negara.
Presiden Joko Widodo datang dengan pesawat Garuda Indonesia, bersama rombongan terbatas.
Didampingi Ibu Iriana dan beberapa menterinya, Presiden Joko Widodo datang pertama kali ke Ukraina.
Baca juga: JOKOWI : WALAU SULIT Akan Tetap Sampaikan Perdamaian Pada RUSIA dan UKRAINA
Baca juga: IBU IRIANA Merinding Liat Korban Perang, Jokowi Serahkan Bantuan Rumah Sakit di Kyiv

Disambut di Ukraina, Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi yang rusak karena perang.
Presiden Joko Widodo pun bersama Ibu Iriana, memberikan bantuan obat-obatan di Kota Kyiv.
Ibu Iriana merinding, melihat kondisi kerusakan di sana akibat perang dua negara konflik itu.
Padahal Ukraina dan Rusia adalah saudara kandung, yang dahulu berada di bawah naungan Uni Soviet.
Namun kini dua negara konflik, dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Pertemuan kenegaraan Presiden Joko Widodo, juga membahas tentang ekspor pangan dari Ukraina.
Sebab dua negara memang sudah sejak lama berhubungan baik.
Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina, menyampaikan pesan kepada Presiden Putin melalui Presiden Joko Widodo.
Baca juga: JOKOWI Lanjut ke RUSIA Temui PUTIN, Usai Kunjungan ke UKRAINA
Baca juga: JOKOWI : WALAU SULIT Akan Tetap Sampaikan Perdamaian Pada RUSIA dan UKRAINA

Entah pesan apa yang disampaikan Volodymyr Zelenskyy, kepada Presiden Joko Widodo untuk Rusia.
Terutama kepada Presiden Putin.
Sebab kunjungan Presiden Joko Widodo, setelah ke Ukraina adalah memang ke Rusia.
Tidak menunggu waktu lama, Presiden Joko Widodo lantas bertandang ke Negara Federasi Rusia.
Ia dijamu di Kremlin oleh Presiden Putin.
Birunya langit, dan senyum Presiden Putin menjadi vibrasi positif dalam kedatangan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana dan rombongan.
Sambutan hangat ini, membuat dunia tersentak.
Banyak warganet yang melihat sosok Presiden Joko Widodo mirip seperti mendiang Soekarno.
Khususnya saat Soekarno berteman dengan Rusia dan Amerika Serikat, serta menyatakan diri netral (non blok).
Baca juga: JOKOWI : WALAU SULIT Akan Tetap Sampaikan Perdamaian Pada RUSIA dan UKRAINA
Baca juga: JOKOWI Tiba di RUSIA, Bertemu PUTIN dan Siap Jembatani PERDAMAIAN!

Presiden Putin pun, menyanggupi bahwa Rusia akan menjamin ekspor pangan Ukraina ke negara lain khususnya Asia aman walau dua negara konflik ini berperang.
Hal ini tentu saja menjadi angin segar bagi Presiden Joko Widodo, karena selama ini ekspor pangan Ukraina juga datang ke Indonesia.
Tidak lupa, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan dari Volodymyr Zelenskyy kepada Presiden Putin.
Dikutip dari Kompas.com, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengatakan, ada pesan dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy kepada Presiden Putin di Rusia.
Pesan ini disampaikan melalui perantara Presiden Joko Widodo.
Walaupun tidak ada yang tahu pasti, apa isi pesan itu.
Namun banyak yang berharap, itu adalah pesan perdamaian.
Tetapi pesan itu bisa diartikan tiga hal.
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Putin, pada Kamis 30 Juni 2022.
Tentu saja, saat ini pesan dari Volodymyr Zelenskyy disampaikan ke Presiden Putin.
Baca juga: PUTIN Janjikan Walau PERANG, Ekspor Pangan Ukraina Tidak Terganggu ke Indonesia
Baca juga: JOKOWI Tiba di RUSIA, Bertemu PUTIN dan Siap Jembatani PERDAMAIAN!

"Pesan dari Ukraina ke Rusia, disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, pesan itu bisa memiliki tiga arti," ujar Dubes Hamianin, dalam konferensi pers virtual 5 Juli 2022.
"Salah satu artinya adalah sesuatu yang tertulis di kertas, seperti pesan tertulis dan dibawa ke suatu tempat."
Kedua adalah sesuatu yang diucapkan, seperti secara lisan, diucapkan, dan disampaikan ke pihak lain.
Dan arti ketiga adalah setelah pertemuan tete-a-tete (empat mata).
Dan setelah pembicaraan lainnya, antara kedua presiden setelah mereka membahas masalah dan saling memahami, pesan itu diterima oleh Presiden Joko Widodo yang artinya tentang posisi Ukraina dalam masalah itu," terang Hamianin.
Dubes Ukraina itu melanjutkan, pesan Volodymyr Zelenskyy itu diterima dengan baik, disusun dengan baik, kemudian disampaikan kepada Presiden Putin oleh Presiden Joko Widodo.
"Jadi tidak ada pesan tertulis, dan tidak ada pesan langsung seperti 'tolong katakan ini dan ini dan ini' kepada Presiden Putin tentang apa pun," imbuhnya.
Hamianin ikut dalam rombongan Presiden Joko Widodo ke Ukraina.
Ia berada satu kereta dengan Presiden Joko Widodo, Ibu Iriana, dan peserta lainnya dari Polandia ke Ukraina.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Jumat 1 Juli 2022, mengonfirmasi ada pesan dari Volodymyr Zelenskyy untuk Presiden Putin.
Tetapi itu pesan tidak tertulis.
"Itu bukan pesan tertulis.
Hanya itu yang bisa saya katakan kepada anda," katanya ketika ditanya oleh jurnalis media TASS tentang isi pesan Volodymyr Zelenskyy.
Sementara itu, Serhii Nikiforov selaku Sekretaris Pers Kantor Kepresidenan Ukraina berujar, sebenarnya jika Volodymyr Zelenskyy, ingin mengucapkan sesuatu ke Presiden Putin.
Dia bisa melakukannya secara terbuka dalam pidato harian.
Nikiforov, mengatakannya kepada media lokal Ukrainska Pravda.
Komentarnya juga dikutip media Rusia TASS.
Dubes Hamianin mengaku tidak tahu seperti apa pesan Volodymyr Zelenskyy, yang disampaikan Presiden Joko Widodo ke Presiden Putin.
Tetapi dia sangat yakin, pesannya tidak ambigu dan tidak akan disalahpahami atau disalahartikan oleh Presiden Putin.
Hamianin juga mengungkapkan, pesan langsung yang mungkin disampaikan Ukraina ke Rusia adalah mereka tidak akan menyerah dan sangat ingin membangun perdamaian.
Namun, perdamaian itu harus berdasarkan prinsip-prinsip integritas teritorial, hak asasi manusia, hukum internasional, dan bukan pada syarat yang ditentukan Rusia.
Syarat dari Rusia, lanjutnya, berarti memberikan wilayah, Ukraina menyerahkan diri, dan menerima persyaratan yang terus ditekan Moskwa.
Hamianin menyebut itu hal yang konyol.
"Sekali lagi, tidak dalam persyaratan Rusia, karena kondisi ini konyol dan tidak dapat diterima," pungkasnya tentang pesan Volodymyr Zelenskyy ke Presiden Putin.

Presiden Joko Widodo juga mengundang kedua kepala negara, untuk datang ke KTT G20 yang diselenggarakan di Bali.
Presiden Putin dan Volodymyr Zelenskyy, sangat diharapkan hadir pada acara helatan dunia itu.
Tentu saja harapan hadirnya kedua kepala negara konflik ini, bisa menjadi titik terang perdamaian.
Apalagi jika negosiasi damai dilakukan di dalam pertemuan KTT G20, tentu saja menjadi kabar gembira bagi dunia.
Akankah hal itu terjadi?. (*)