Peternak di Jembrana Dapat Ganti Rugi Rp 10 Juta per Satu Ekor Sapi

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Puluhan ekor sapi di Simantri 308 Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, dinaikkan ke truk besar, Rabu 6 Juli 2022.

Sapi yang terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) ini bakal dikawal kepolisian menuju RPH di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara.

Hewan kaki empat yang sebagian besar berwarna cokelat ini bakal dilakukan pemotongan bersyarat.

Pemotongan bersyarat alias pemusnahan ini dilakukan sebagai langkah pencegahan.

Baca juga: Pemerintah Percepat Pengendalian PMK Jelang Idul Adha

Menurut pantauan, satu per satu ekor sapi tampak dinaikkan ke truk besar warna putih.

Sebelum dinaikkan, hewan berkaki empat ini disemprot desinfektan untuk menjaga sterilisasi.

Di Simantri 308 ini ada 20 sapi, baik indukan dan anakan yang diangkut ke Rumah Potong Hewan (RPH).

Ketua Kelompok Simantri 308, Nyoman Suerna mengakui sangat dirugikan dengan adanya serangan virus penyakit mulu dan kuku (PMK).

Apalagi kelompok Simantri yang diikuti oleh 10 orang warga ini hanya mengandalkan sapi ini.

"Kita sangat dirugikan dengan adanya penyakit (PMK) ini," keluh Suerna saat dijumpai, Rabu 6 Juli 2022.

Namun, kata dia, pihaknya sudah sempat berkoordinasi dengan aparat dan pemerintah setempat terkait keberlanjutan hidup peternak pasca wabah ini merebak.

Dari pemerintah, rencananya bakal diberikan ganti rugi dengan harga Rp 10 juta per ekornya.

"Kemarin sudah koordinasi, rencananya bakal diganti rugi, satu ekor Rp 10 juta," kata Suerna sambil melepas ikatan tali pada sapinya.

Disinggung mengenai harga jual sapi jika tak terjadi wabah PMK, peternak yang juga warga setempat ini mengaku hingga Rp 12 juta per ekornya.

"Kalau harga jual bervariasi, biasanya laku sampai Rp 12 juta. Tapi tergantung besar kecilnya juga," ungkapnya sembari menyebut dari 20 ekor tersebut terdiri 16 ekor indukan dan 4 ekor anakan.(*).

Kumpulan Artikel Jembrana