Berita Badung

Disprinaker Badung Belum Dapat Data Pasti Terkait Karyawan yang Dipekerjakan Pasca Pandemi

Disprinaker Badung Sampai Saat Ini Belum Dapat Data Pasti Terkait Karyawan Yang Dipekerjakan Pasca Pandemi

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
I Komang Agus Aryanta
Mediator Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung Made Gunartha 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) setempat sampai saat ini belum mempunyai data pasti terkait berapa tenaga yang sudah terserap dengan bukanya beberapa hotel dan restoran di Badung.

Hal itu lantaran tidak semua perusahaan yang bergerak di pariwisata melaporkan jumlah pekerja yang sudah dipekerjakan.

Bahkan menurut informasi, beberapa hotel dan restoran termasuk villa yang ada di Badung sudah mulai buka.

Apalagi saat ini jumlah kunjungan wisatawan sudah mulai terlihat, mengingat penerbangan untuk keluar Negeri juga sudah di buka.

Mediator Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung Made Gunartha
Mediator Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung Made Gunartha (I Komang Agus Aryanta)

Kepala Disperinaker Badung Eka Merthawan tidak memberikan komentar terkait jumlah pekerja yang sudah terserap saat pariwisata di Badung mulai di buka.

Bahkan mantan Kadis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) itu tidak menjawab saat dihubungi Senin 11 Juli 2022.

Sementara Mediator Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung Made Gunartha saat dikonfirmasi mengakui jika sampai saat ini belum melakukan validasi data.

Bahkan data-data base baru dikumpulkan untuk mengetahui berapa karyawan yang sudah dipekerjakan di Badung.

"Jadi kami akan lakukan pendataan sesuai data yang kami terima dulu.

Jadi data base ini akan kami godok, agar tau berapa yang sudah diterima bekerja pasca pandemi," katanya.

Pihaknya mengakui sebenarnya ada beberapa kendala yang dihadapi dilapangan salah satunya perusahaan tidak mau melaporkan pekerja yang dipekerjakan.

Bahkan Disprinaker Badung sudah pernah menyurati secara langsung.

"Kita surati perusahaan itu, jarang sekali yang bisa jawab. Karena beberapa HRD di perusahaan tersebut tidak masuk full, sehingga susah untuk komunikasi," kelasnya.

Diakui, beberapa perusahaan yang bergerak di dunia pariwisata baik hotel dan restoran sebenarnya sudah buka, hanya saja 50 persen bukanya. Sehingga bisa dipastikan pekerja baru 25 persen terserap.

"Itu pun kadang kala yang sebelumnya kerja di perusahaan tersebut, malah kabur, atau pindah ke perusahaan lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved