Pemilu 2024
Masalah Migor Belum Tuntas, Zulhas Malah Bagi-bagi Minyakita sambil Kampanyekan Anaknya
Zulhas membagi-bagikan minyak goreng kemasan Minyakita sambil mengampanyekan anaknya Futri Zulya Savitri yang ikut kontestasi Pemilu 2024
"Nah, uangnya gak usah diberikan, dikantong aja, dikantongin! 10 ribu yang tanggung Futri tuh Futri (anak Mendag Zulkifli)," kata Zulhas dalam video tersebut.
Tak sampai disana, ia secara terang-terangan meminta warga untuk memilih anaknya pada pemilihan kepala daerah nanti.
"Diterima dari mba Futri, tepuk tangan dong ibu-ibu gratis! Tapi milih Futri ya! Oke? Nah kalau milih Futri ntar tiap dua bulan ada deh ginian (minyak goreng gratis)," kata Zulhas.
Futri maju sebagai calon legislatif DPR RI untuk Dapil Lampung I yang meliputi Lampung Selatan, Bandar Lampung, Metro, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesisir Barat, dan Lampung Barat.
Sangat Tidak Mendidik
Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak juga mengkritik habisabisan Mendag Zulkifli Hasan yang menyalurkan minyak goreng kemasan tetapi dengan syarat harus memilih anaknya, Futri Zulya Savitri dalam Pemilu Legislatif 2024.
Amin menilai, apa yang dilakukan Zulhas sangat tidak mendidik.
"Meskipun tidak menggunakan uang atau fasilitas negara, karena munculnya ajakan untuk memilih, maka pemberian minyak goreng gratis tersebut bisa dianggap money politics," kata Amin dalam pesan yang diterima Tribunnews.com, Selasa 12 Juli 2022.
Legislator PKS itu menilai sebagai pejabat publik mestinya menjadi teladan bagi masyarakat. Namun yang dilakukan Zulhas tidak etis dilakukan.
Amin memahami Zulhas membagi-bagikan minyak goreng tersebut dalam kapasitasnya sebagai Ketum PAN.
"Tapi jabatan yang diemban (sebagai Mendag) sulit dipisahkan. Sehingga apa yang dilakukan Mendag tersebut sarat dengan konflik kepentingan. Apalagi misalnya, jika beliau pergi ke lokasi tersebut menggunakan fasilitas sebagai menteri," ujarnya.
Ia menyarankan Zulhas untuk fokus dengan tugasnya sebagai Mendag yang telah berjanji segera mewujudkan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga HET Rp 15.500 per kg.
"Dan juga memperbanyak jumlah pasokan sesuai kebutuhan masyarakat yang berhak, baik yang untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk para pelaku usaha mikro atau ultra mikro," pungkas Amin. (*)