serba serbi
HIPNOTERAPI Hingga Belajar METAFISIKA Tidak Butuh Waktu Lama, Ini Kata GMH
GMH mengingatkan, semua ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia, akan berguna jika bermanfaat bagi orang lain. Serta harus berdasarkan Tuhan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Untuk itu dibutuhkan guru yang tepat dan cermat, sehingga apa yang diinginkan bisa tercapai.
Terkadang, kata GMH, banyak orang-orang belajar dari menonton saja.
Hal tersebut tidak salah, namun tidak juga benar.
Sebab jika salah mengartikan sebuah ilmu tanpa adanya guru, maka seseorang bisa tersesat.
GMH menjelaskan, seseorang yang belajar sendiri lalu menemukan sendiri maka yang dihasilkan disebut dengan Tamasik atau Tamasika.
Jika dari ilmu yang dipelajari itu, tidak menemukan manfaat maka orang tersebut akan menaikkan ilmunya.
Baik dengan membeli buku sastra, dan buku lainnya tentang ilmu pengetahuan.
Setelah ia tahu lebih banyak, maka disebutlah dengan istilah Rajasik atau Rajasika.

"Biasanya di bagian Rajasika, seseorang berpotensi ego, pamer, dan sombong. Jika tidak terkendali, ia akan selalu merasa benar dan tidak bisa mendengarkan persefektif orang lain," sebutnya.
Namun apabila seseorang mampu kian merunduk layaknya ilmu padi, padahal ia cukup tahu dengan banyak ilmu.
Maka proses itu akan menuju ke Satwika.
GMH mengingatkan, bahwa semua ilmu pengetahuan adalah berasal dari Tuhan.
Sehingga seseorang belajar harus berdasarkan rasa bhakti pada Tuhan.
Maka ilmu itu akan menjadi ilmu yang luar biasa.
"Maka bagaimana sifat Tuhan, lakukan itu. Berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat yang baik," tegas GMH.