Pemilu 2024
Mengapa Prabowo, Ganjar dan Anies Kerap Masuk 3 Besar Survei Capres 2024, Ini Alasannya
Ganjar berdasarkan hail survei terbaru bahkan bisa menyusul Prabowo. Mengapa tiga nama ini langganan menempati posisi teratas Bursa Capres 2024?
TRIBUN-BALICOM - Sejumlah survei Pilpres 2024 menempatkan nama mentereng di tiga besar pemuncak.
Nama yang kerap masuk survei dengan elektabilitas Capres tertinggi adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Ganjar berdasarkan hail survei terbaru bahkan bisa menyusul Prabowo. Mengapa tiga nama ini langganan menempati posisi teratas Bursa Capres 2024?
Para koresponden menilai, Prabowo Subianto adalah sosok yang tegas, Ganjar Pranowo dinilai merakyat, sedangkan Anies Baswedan disebut berkinerja baik.
Lembaga survei Parameter Politik Indonesia merilis, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan kandidat terkuat dan pontensial sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Baca juga: Cerita Duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024 Berakhir, Empat Alasan Jelaskan Kenapa
Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia sejak 15-29 Juni 2022.
Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno mengatakan, ada tiga aspek yang menjadi alasan publik memilih kandidat, yakni psikologis 52,7 persen, rasional 30,1 persen dan sosiologis 2,2 persen.
"Dalam pemilihan ada yang kita sebut preferensi rasional, yang melihat kinerja sosok kepemimpinan yang baik dan bisa memimpin Indonesia. Kedua, aspek psikologis dan sosiologis," kata Adi saat merilis hasil surveinya.
Kata Adi, Ganjar Pranowo paling banyak dipilih lantaran memiliki kinerja yang baik dan dianggap dekat dengan rakyat.
"Kinerjanya itu terbukti sesuai dengan hasil 26,2 persen, Ganjar dinilai merakyat dan menganggap Ganjar baik. Itu yang membekas di hati para pemilih Ganjar," ujarnya.
Prabowo dipilih dikarenakan dinilai lantaran tegas, berani, dan disipilin. Prabowo dianggap bisa memimpin Indonesia menjadi lebih baik. Saat ini Prabowo adalah menteri dengan kinerja terbaik.
"Prabowo karena aspek ketegasannya, yang membekas bagi pemilih karena dia tegas, berani dan disiplin. Artinya ada orang yang ingin latar belakang Prabowo di bidang militer ini untuk menjadi capres," ucap Adi.
Sementara Anies dipilih publik karena pintar dan cerdas. Anies selama kepemimpinannya juga memiliki reputasi kinerja yang sangat baik.
"Anies, apa alasan mereka memilih? Yang buat mereka konsisten memilih karena Anies punya kinerja yang baik, diyakini sebagai pemimpin yang kinerjanya terbukti, kinerjanya baik dan dia merupakan pemimpin yang pintar dan cerdas. Nah itu motif-motifnya," ungkap Adi.
Diketahui, survei dilakukan pada 15-29 Juni 2022, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,9 persen.
Survei ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun rentang umur responden adalah minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Sementara, metode yang digunakan adalah metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh enumerator terlatih.
Kemana Puan Maharani?
Politikus PDI Perjuangan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul meminta agar publik tidak meremehkan DPR RI Puan Maharani terkait bursa capres 2024.
Nama Puan kerap luput dari survei meski digadang-gadang akan menjadi capres pilihan PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.
Pacul berpandangan semua orang bisa menciptakan berbagai kemungkinan. Bambang Pacul membandingan Puan dengan Presiden Jokowi.
Ia menilai banyak pihak meremehkan Jokowi namun pada akhirnya Jokowi menjadi presiden setelah sebelumnya menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Kadang cacing bisa sampai ke gunung. Susah diduga. Maka kita tak boleh takabur, kita tak boleh sombong. Kata orang Jawa, dijalani saja. Keinginan diupayakan, dijalani," kata Pacul.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan ini menjelaskan elektabilitas di berbagai lembaga survei tak menjamin.
Baca juga: PDIP Tetap Butuh Parpol Lain Jalankan Rezim Meski Menang Pilpres 2024
Elektabilitas survei hanya menunjukkan kondisi saat ini, bukan saat yang sebenarnya pada Piplres 2024 nanti.
"Tidak usah khawatir kalau soal elektabilitas. Elektabilitas kan hari ini, pertempuran belum dimulai. Banyak hal, banyak faktor, kemenangan terdiri dari sekian banyak faktor. Termasuk kekalahan pun bukan hanya satu faktor," tandas Pacul
Pacul menceritakan rekam jejak Puan Maharani yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjungan. Pacul menjelaskan, Puan pertama kali diterjunkan ke lapangan oleh PDIP pada 2006.
"Kemudian 2009 jadi caleg dulu kampanye di Solo sana. Kemudian menjadi anggota dewan, menjadi anggota wakil ketua fraksi, kemudian ketua fraksi, dan seterusnya," ujar Pacul.
Pacul lanjut menuturkan, setelah itu Puan ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Baru setelah itu, Puan menjabat Ketua DPR RI.
"Ini kan sebuah perjalanan beliau sebagai seorang politisi," ucapnya.
Kemudian, Ketua Komisi III DPR RI itu menyinggung bagaimana awal mula Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi Presiden.
"Mohon maaf, saya pernah bertanya itu pas kampanye 1 Oktober 2018, apakah tujuh tahun yang lalu dikau percaya Jokowi ini jadi Presiden? Enggak ada yang percaya," tutur Pacul.
Untuk itu ia meminta agar jangan pernah meremehkan Puan Maharani, anak Megawati Soekarnoputri.
Perbandingan dengan Ganjar dan Jokowi
Di beberapa survei, elektabilitas Puan Maharani memang kecil. Ia kalah bersinar dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang unggul sebagai calon presiden.
Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang digelar Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 menujukkan angka elektabilitas Puan dan Ganjar.
Elektabilitas Puan hanya 0,6 persen, sedangkan Ganjar mencapai 20,5 persen.
Kalau dibandingkan lagi dengan Joko Widodo, elektabilitas Jokowi bahkan berkibar saat namanya digaungkan PDIP sebagai calon presiden 2014.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Research Centre (IRC) menujukkan elektabilitas Jokowi lebih dari dua kali lipat elektabilitas Prabowo Subianto, lawan sengitnya saat itu.
Elektabilitas Jokowi berada di posisi teratas dengan angka 31 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Prabowo dengan 14 persen disusul Wiranto 13,5 persen.
Sedangkan capres lainnya kala itu hanya ada di tingkat elektabilitas di bawah 10 persen, termasuk presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Pada Pilpres 2019, nama Jokowi masih berkibar.
Pada Survei LSI Denny JA dan dirilis pada Selasa (2/4/2019) menujukkan, elaktabilitas Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin sebesar 56,8 persen hingga 63,2 persen.
Sedangkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga sebesar 36,8 persen hingga 43,2 persen. (*)
Artikel ini telah tayang sebagian di TribunKaltim.co dengan judul Sering Muncul di Survei Pilpres 2024, Ganjar Disebut Merakyat, Anies Berkinerja Baik, Prabowo Tegas.