Berita Bangli
Dari Sakit hingga Sapi Mati, Diduga Tak Ada Petugas Dinas Turun ke Lokasi
Seekor sapi di wilayah Banjar Kebon, Desa Persiapan Pulasari, Kecamatan Tembuku diketahui sakit.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Seekor sapi di wilayah Banjar Kebon, Desa Persiapan Pulasari, Kecamatan Tembuku diketahui sakit.
Mirisnya, pihak dinas terkait justru belum turun ke lokasi untuk memeriksa kondisi sapi, bahkan hingga sapi itu mati.
Menurut warga yang enggan disebut namanya, sapi tersebut diketahui sakit sekitar tiga hari lalu.
Kondisinya lemas dan tidak mau makan. Selang sehari kemudian sapi itu mati.
"Kami sudah melapor ke dinas (Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan), tapi dari dinas belum ada turun ke lokasi.
Baca juga: TERANCAM DITUTUP! HOLYWINGS Alias Atlas Beach Fest Belum Lengkap Kantongi Izin
Jadi kami belum tahu apakah sapi itu terindikasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) atau tidak. Oleh warga dianggap sapi itu mati biasa," ucapnya Kamis (21/7/2022).
Terkait hal ini, pihaknya berharap kedepan dinas terkait lebih cepat tanggap terhadap laporan yang masuk.
Mengingat pihak dinas yang lebih membidangi soal penyakit hewan.
"Dengan demikian masyarakat tahu penyakit apa yang dialami ternaknya, sehingga masyarakat tidak resah" ujarnya.
Kasus sapi sakit juga ditemukan di wilayah Banjar Penarukan, Desa Persiapan Pulasari, Kecamatan Tembuku.
Seekor sapi warga diduga terpapar PMK. Gejalanya, yakni muncul luka di hidung, tidak mau makan, serta muncul buih.
Salah satu tokoh warga sekitar, I Nengah Reken mengatakan, sapi tersebut milik warga bernama Jro Mangku Padu.
Kasus ini diketahui pada hari Rabu (20/7/2022) pagi hari.
Baca juga: Tim Gabungan Amankan 4 Produsen Arak Gula di Desa Datah
"Di kandang itu ada tiga ekor sapi, tapi yang diketahui kena hanya satu ekor," ucapnya.
Terhadap sapi yang sakit, kata Reken, pemiliknya sudah berupaya mengobati secara mandiri, dengan memberikan lemon dan alkohol.
"Setelah itu sapi sudah mau makan walaupun sedikit," kata dia.
Reken menambahkan, pihaknya sudah berupaya melapor ke dinas PKP Bangli melalui Desa, agar ternak sapi warga segera mendapat vaksin PMK.
"Kami lapornya sejak kemarin Rabu. Harapan kami ternak disini segera divaksin. Sehingga masyarakat utamanya para peternak tidak resah," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Humas Satgas Penanganan PMK Bangli, I Wayan Dirgayusa justru mengaku belum menerima informasi, perihal laporan temuan kasus baru.
"Kami belum dapat informasinya sih," ucapnya.
Kendati demikian, Dirgayusa mengaku ada laporan melalui Pengaduan 24 Jam dari warga Desa persiapan Pulasari yang meminta obat untuk hewan yang terkena PMK.
"Terkait laporan aduan tersebut, informasi yang saya terima dari dinas PKP sudah turun," akunya.
Dirgayusa menambahkan, terkait laporan yang masuk ke Pengaduan 24 jam, masyarakat wajib mengisi data sesuai SOP.
Apabila tidak mengisi data, maka laporan tidak ditindaklanjuti.
"Kami harus selektif terhadap laporan yang masuk.
Artinya bahwa laporan itu benar-benar dari masyarakat, ada orangnya, dan ada kasusnya," ujar dia. (*)