Budaya

18 KOREOGRAFER Muda Ajang Temu Seni Tari Gelar Unjuk Gigi di Samuan Tiga

Sementara itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo memaparkan pertunjukan pamungkas di Ajang Temu Seni Tari ini momen menarik

ist
 Ajang Temu Seni Tari menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, pada Sabtu, 23 Juli 2022.  

Ini adalah sebuah karya yang berasal dari pengalaman diri dimana sepanjang berkarya penampil belum pernah menjamah dirinya sendiri.

Dalam artian materi dan kasus-kasus yang dibawakan cukup berjarak dengan penampil, namun dirinya mengalaminya.

Mekratingrum, atau dipanggil Mike ingin memberikan wadah dan ruang dalam pertunjukkan ini kepada audiens untuk berpartisipasi dalam mengingat memori-memori yang telah mereka alami dan miliki.

Lebih jauh tentang keikutsertaannya di Temu Seni, Mike sangat menginginkan ada kesempatan lain untuk berkolaborasi bersama teman-teman peserta.

Koreografer muda dari Jambi, Kurniadi Ilham menjelaskan tentang karya kolaborasinya yang berjudul Sssst!

Ada semacam paradoks dan kontradiksi.

"Inspirasinya adalah kepedulian dan kekhawatiran kami berempat, terhadap situs cagar budaya dan ekosistem yang ada disekitarnya yang dimiliki di tempat kita masing-masing yang terancam dengan kemajuan industri.

Kami melihat sebuah kebisingan parahdan eksploitasi mengepung situs-situs itu.

Saya bersyukur bisa bergabung di ajang ini, saya rasa berada di temu sini ini baru semacam embrio untuk kemudian menumbuhkan masa depan tidak hanya bagi kami sebagai seniman, namun juga dunia seni tari Indonesia," katanya. 

 Ajang Temu Seni Tari menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, pada Sabtu, 23 Juli 2022. 
 Ajang Temu Seni Tari menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, pada Sabtu, 23 Juli 2022.  (ist)

Pemandu dan narasumber napak tilas Pura Samuan Tiga, Dewa Gede Yadhu Basudewa, menjelaskan, lontar Tatwa Siwa Purana menyebutkan bahwa Pura Samuan Tiga dibangun pada masa pemerintahan Raja Candrasangka.

Jika Prabu Candrasangka seperti disebutkan dalam lontar Tatwa Siwa Purana, sama atau nama lain dari raja Candrabhayasingha Warmadewa.

Seperti disebutkan dalam prasasti Manukaya, maka Pura Samuan Tiga sudah ada sekitar abad X.

Samuan Tiga secara etimologi berasal dari kata samuan berarti pertemuan/penyatuan/rapat.

Sedangkan tiga berarti bilangan tiga.

Uraian lontar di atas, menunjukkan bahwa nama Samuan Tiga dikaitkan dengan adanya suatu peristiwa penting, yaitu adanya musyawarah tokoh-tokoh penting dalam suatu sistem pemerintahan.

Lebih jauh Dewa Gede memaparkan bahwa kepercayaan mengenai lokasi Pura Samuan Tiga pada masa lampau digunakan sebagai tempat pertemuan (samuan) menyatukan sekte-sekte di Bali.

Hingga menjadi sebuah konsep Tri Murti dan Kahyangan Tiga dapat dibuktikan dengan tinggalan-tinggalan budayanya.

Dalam hal ini Pura Samuan Tiga sebagai situs Cagar Budaya ketika diamati menyimpan artefak sebagai benda Cagar Budaya tersebar tersimpan pada pelinggih-pelinggih (bangunan suci).

 Ajang Temu Seni Tari menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, pada Sabtu, 23 Juli 2022. 
 Ajang Temu Seni Tari menggelar pementasan pamungkas di Pura Samuan Tiga, pada Sabtu, 23 Juli 2022.  (ist)

Direktur Perfilman, Musikdan Media, Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra, menyampaikan kegiatan temu seni ini merupakan salah satu rangkaian dari festival mega event Indonesia Bertutur 2022.

Yang digelar menjadi bagian dari perhelatan akbar pertemuan menteri-menteri kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture).

Di mana akan dilaksanakan di Kawasan borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada bulan September mendatang.

Sementara itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo memaparkan pertunjukan pamungkas di Ajang Temu Seni Tari ini adalah momen yang begitu menarik.

Sebagai sebuah pertunjukan karya dari koreografer muda Indonesia, dengan proses pengkaryaan melalui pendekatan yang berbeda dan istimewa.

Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo
Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo (ist)

Peserta laboratorium seni tari ini, adalah para koreografer muda dari berbagai wilayah di Indonesia, yang diundang untuk membangun percakapan, menguji ide-ide mereka, dan menampilkan satu karya tunggal atau kolaborasi pendek pada akhir laboratorium.

Lebih jauh Melati menuturkan bahwa karya-karya yang ditampilkan disarankan berdasarkan pemahaman tentang situs cagar budaya terdekat di wilayahnya.

Namun bebas untuk menginterpretasikan narasi dan maknanya atau mengembangkannya sesuai dengan arahan kekaryaan masing-masing.

Melati menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh koreografer muda peserta Ajang Temu Seni Tari, fasilitator, narasumber dan komunitas Teater Kalangan yang sudah bekerja demikian keras hingga terwujudnya Ajang Temu Seni Tari di Ubud Bali.

Para koreografer muda, yang diundang tidak hanya punya pengalaman berkarya terkait peninggalan masa lampau.

Namun juga berorientasi pada praktik kontemporer yang visioner, dalam versi yang berbeda-beda.

Sebelum pelaksanaan program, para koreografer ini dibekali materi tentang situs cagar budaya di wilayah BPCB Bali.

Materi ini berfungsi sebagai referensi dalam laboratorium, sekaligus sebagai perbandingan dengan situs cagar budaya yang mereka temukan di wilayah masing-masing. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved