Breaking News

Polisi Tembak Polisi

Eks Pengacara Bharada E Bongkar Insiden di 7 Juli 2022, Istri Sambo Telepon Sambil Nangis, Ada Apa?

Mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengungkap fakta terkait insiden yang terjadi pada 7 Juli 2022 sebelum insiden pembunuhan Brigadir J

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara (kanan) saat tiba di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Senin 8 Agustus 2022. Deolipa dan Burhanuddin dicabut kuasanya sebagai pengacara oleh Bharada E. Deolip 

TRIBUN-BALI.COMEks Pengacara Bharada E Bongkar Insiden di 7 Juli 2022, Istri Sambo Telepon Sambil Menangis, Ada Apa?

Mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengungkap fakta terkait insiden yang terjadi pada 7 Juli 2022 sebelum insiden pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Adapun fakta tersebut terkait dengan peristiwa yang terjadi di Magelang.

Menurut Deolipa peristiwa tersebut terjadi pada tangga 6 hingga 7 Juli 2022 yang diduga menjadi pemicu pembunuhan Brigadir J.

Deolipa mengatakan, Bharada E mengaku jika pada 6 Juli, Irjen Ferdy Sambo dan sang istri Putri Candrawathi beserta para ajudannya merayakan ulangtahun pernikahan di Magelang sekitar pukul 22.00 WIB.

Mereka menikmati acara dengan santai. Namun, kabar yang berhembus, usai acara itu, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi sudah bertengkar. Tetapi tidak tahu masalah apa yang tengah diributkan.

Kemudian, sekitar pukul 01.00 WIB, Bharada E, Brigadir J pun turun untuk beristirahat.

Tidak ada terjadi apa-apa di tanggal tersebut. Acara berjalan dengan lancar.

Baca juga: Komnas HAM Ungkap Percakapan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Diduga Andil Pembunuhan Brigadir J

Lalu, pada 7 Juli 2022 pagi, Ferdy Sambo sudah berangkat ke Jakarta untuk menjalani aktivitas bekerja.

Namun, Richard, Yosua, Bripka Ricky, Putri Candrawathi masih berada di Magelang.

Kuasa hukum Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Deolipa Yumara saat sesi wawancara khusus dengan Tribun Network di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022). Pada kesempatan tersebut, Deolipa Yumara menyebutkan bahwa saat itu kliennya, Bharada E mendapat sejumlah tekanan dari atasannya untuk menembak Brigadir J.
Kuasa hukum Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Deolipa Yumara saat sesi wawancara khusus dengan Tribun Network di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022). Pada kesempatan tersebut, Deolipa Yumara menyebutkan bahwa saat itu kliennya, Bharada E mendapat sejumlah tekanan dari atasannya untuk menembak Brigadir J. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Selain itu, ada Susi seorang pekerja rumah tangga, Kuwat sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dan Putri.

Putri Menelpon Bharada E Sambil Menangis

Pada hari itu, Bripka Ricky (Bripka R) dan Bharada Eliezer mendapatkan tugas untuk mengantarkan makanan ke sekolah Taruna Magelang.

Mereka mendapatkan tugas untuk mengantarkan makanan ke anak komandannya itu.

Tak berselang lama, usai tugas mengantar makanan dan masih berada di luar rumah, Bharada E mendapatkan telepon dari Putri Candrawathi.

Putri menelpon Bharada E dengan menangis.

Hair Stylist Ungkap Sosok Putri Chandrawathi Sangat Humble dan Cantik
Hair Stylist Ungkap Sosok Putri Chandrawathi Sangat Humble dan Cantik (Istimewa)

Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky. Sontak, Bharada E menyerahkan ponsel itu ke Bripka Ricky.

"Pusat kejadian bikin Sambo marah ketika di Magelang. Di magelang itu Ricky dan Richard itu diperintahkan antar makanan anaknya Pak sambo di Taruna Nusantara sekitar jam 6 sore. Ditelfon Putri. Richard itu Ricky dimana? tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang,"ujar Deolipa pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne, Kamis 11 Agustus 2022.

Putri yang menelpon dengan menangis membuat Bharada E bingung.

Namun, berdasarkan pengakuan Bharada E, ia tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi.

Ketika sampai di rumah, Bripka Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat, sopir pribadi.

Mereka ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri. Namun, dilarang oleh Kuwat. 

"Sampai di rumah Ricky dan Richard naik ke atas, tapi ada namanya Kuwat, "udah Richard (Bharada E) jangan ikut campur,"ujar Deolipa.

Deolipa mengatakan ketiak sampai di rumah, Yosua sudah berada di bawah.

Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Mengaku Sudah Berbohong atas Kematian Brigadir J: Izinkan Saya Bertanggungjawab

Sehingga, langsung bertemu dengan Bripka Ricky dan Bharada E yang baru tiba. Karena dilarang, mereka turun ke bawah.

"Akhirnya Richard turun. Pas saya tanya interview saya ke Richard (Bharada E), saya gak tahu bang. saya turun saja. Yasudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya gak tahu persoalan apa. Tapi kuwat marah-marah,"ujar Deo.

Kata Deo, pada saat Putri menangis, hanya ada Susi, Kuwat, dan Yosua.

Menurutnya, ada sesuatu yang terjadi membuat Putri menangis di saat Bripka Richard dan Bharda E pergi ke Taruna Nusantara.

Kamaruddin: Sekali Berbohong akan Terus Berbohong

Pada acara yang sama, pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah bertengkar dari Magelang.

"Sehari mereka pulang FS sudah pulang. Ketika rombongan Putri sampai di Jakarta, FS sudah di rumah. tak lama ya sudah jadi jenazah. Jenazah sudah ditemukan dugaan penyiksaan,"kata Kamaruddin.

Kamaruddin mengatakan keterangan Ferdy Sambo sebagai tersangka utama pembunuhan berencana tak bisa lagi dipercaya.

"Sekali berbohong tak bisa dipercaya. makanya sambo ini masuk kamar merenung dan bertobat. Kalau dia terus berbohong apa mau dipegang. sekali berbohong selama hidupnya berbohong. Kebohongan. Kalau dia sadar dan bertobat, dibaptis kedua kalinya baru percaya kita,"ujarnya.

Sebelumnya, Dilansir dari Tribunnews, Kamaruddin Simanjuntak mengungkit dugaan motif bahwa kliennya sebenarnya dibunuh gara-gara membocorkan rahasia Irjen Ferdy Sambo kepada istri sang jenderal yakni PC.

Dugaan ini disuarakan oleh Kamaruddin dalam Hot Room di YouTube metrotvnews, Rabu 10 Agustus 2022.

"Ada dugaan yang diduga adalah pelakunya si bapak (Ferdy Sambo -red). Dugaan ada wanita lain," kata Kamaruddin.

Kamaruddin menjelaskan, Brigadir J diketahui membocorkan rahasia dari Irjen Ferdy Sambo saat ditanya oleh PC.

"Kemudian si ibu (Putri Candrawathi) menanyakan kepada almarhum 'Bapak kemana? Kok tidak pulang?'," ungkap Kamaruddin.

Beredar rekaman terbaru yang menggambarkan suasana menjelang eksekusi Brigadir J di kediaman Ferdy Sambo, 8 Juli 2022 lalu. Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati dua kali berganti pakaian
Beredar rekaman terbaru yang menggambarkan suasana menjelang eksekusi Brigadir J di kediaman Ferdy Sambo, 8 Juli 2022 lalu. Dalam rekaman CCTV yang beredar, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati dua kali berganti pakaian (Tangkap layar akun Youtube CNN Indonesia)

"Diduga almarhum ini memberitahu 'Bapak pergi ke sana maka tidak pulang'. Di Sebutkanlah satu tempat dengan si cantik," imbuh Kamaruddin.

Kamaruddin menjelaskan, pertengkaran sempat terjadi antara PC dan Irjen Ferdy Sambo seusai Brigadir J membocorkan rahasia atasannya tersebut.

Barulah setelah pertengkaran terjadi, Brigadir J menerima ancaman pembunuhan dari ajudan sang jenderal.

"Akibatnya ada lagi ancaman kepada dia (Brigadir J) tapi dari para ajudan gara-gara ini, ibu jadi sakit," ujar Kamaruddin.

LPSK Lindungi 24 Bharada E

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah memutuskan untuk memberikan perlindungan darurat kepada Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E atas pengajuan Justice Collaborator yang dilayangkannya.

Lebih lanjut, Hasto Atmojo Suroyo, selaku ketua LPSK pun mengatakan jika pihaknya akan memberikan perlindungan ke Bharada E selama 24 jam penuh di dalam rutan Bareskrim Polri.

Baca juga: Kuasa Hukum Brigadir J Nilai Motif Sambo Bunuh Brigadir J Terkait Pelecehan Istri di Magelang Bohong

"LPSK menempatkan tenaga pengawalan kepada yang bersangkutan secara 24 jam di Bareskrim," kata Hasto saat dikonfirmasi awak media, Jumat 12 Agustus 2022.

Bahkan kata Hasto, pihaknya sebelumnya juga sudah meminta kepada penyidik Bareskrim Polri untuk melakukan peningkatan perlindungan kepada Bharada E.

Hal itu dimohonkan kepada Bareskrim Polri sejak Bharada E melayangkan pengajuan diri sebagai Justice Collaborator.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengungkap adanya pemberian dua buah amplop tebal usai melakukan pertemuan dengan Irjen pol Ferdy Sambo, Juli lalu di kantor Propam Polri. Namun amplop tersebut tak sempat dibuka karena langsung dikembalikan kepada pemiliknya.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengungkap adanya pemberian dua buah amplop tebal usai melakukan pertemuan dengan Irjen pol Ferdy Sambo, Juli lalu di kantor Propam Polri. Namun amplop tersebut tak sempat dibuka karena langsung dikembalikan kepada pemiliknya. (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Maka dengan diputuskannya pemberian perlindungan darurat ini, pihaknya akan turut melakukan penembakan keamanan untuk Bharada E.

"Bisa saja perlindungannya di Bareskrim untuk penahanannya, tapi LPSK melakukan penebalan dengan menempatkan tenaga pengawalan 24 jam di Bareskrim," kata dia.

Dengan adanya perlindungan dari LPSK ini maka kata Hasto, nantinya setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bharada E akan turut mendapatkan pengawalan dari tim LPSK.

"Jadi setiap peristiwa yang dihadapi Bharada E bisa dipantau oleh LPSK. Setiap yang terjadi yang harus dijalani Bharada E LPSK memantau 24 jam," tukas dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Deolipa Yumara Bongkar Cerita 7 Juli di Magelang, Putri Menangis Telfon Bharada E, Kuwat Marah-marah dan di Tribunnews.com dengan judul LPSK akan Beri Pengawalan untuk Bharada E Selama 24 Jam di Rutan Bareskrim Polri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved