Berita Denpasar

Penjualan Bendera HUT Kemerdekaan RI di Denpasar, Omzet Yoga Naik tapi Tak Sebesar sebelum Pandemi

MARAK-Pedagang bendera merah putih merebak di Kota Denpasar. Namun, kondisi penjualan belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Harun Ar Rasyid
(Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra)
MARAK-Pedagang bendera merah putih merebak di Kota Denpasar. Namun, kondisi penjualan belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi 

TRIBUN-BALI.COM - Republik Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-77 pada 17 Agustus 2022.

Fenomena pedagang bendera dan aksesori lain yang bernuansa Hari Kemerdekaan Republik Indonesia merebak di setiap sudut Kota Denpasar.

Tampaknya nasib para pedagang bendera maupun aksesori lainnya yang bernuansa Kemerdekaan Republik Indonesia masih terbilang memprihatinkan.

Pedagang bendera merah putih merebak di Kota Denpasar. Pedagang sebut belum sepenuhnya pulih.
Pedagang bendera merah putih merebak di Kota Denpasar. Pedagang sebut belum sepenuhnya pulih. ((Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra))

Pasalnya, para pedagang mengaku masih mengalami penurunan omzet akibat pandemi Covid-19 yang sejak tahun 2020 telah masuk ke Indonesia.

Itu seperti yang dirasakan oleh Yoga Restu Mahesa (26), salah satu pedagang bendera merah putih di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar.

Yoga mengatakan, pada tahun ini dirinya mengalami penurunan omzet penjualan bendera merah putih sebesar 40 persen jika dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi Covid-19 pada tahun 2019.

“Sekarang itu baru pulih 60 persen dari tahun 2019. Kalau tahun lalu itu drop banget,” ucap pria asal Bandung tersebut saat ditemui Tribun Bali pada Sabtu (13/8).

Bahkan Yoga menuturkan, omzet penjualan bendera merah putih pada masa pandemi (2020-2021) bisa menurun hingga 70 persen.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai wirausaha home decoration tersebut mendapat pasokan bendera dari pemilik kos tempat ia tinggal saat ini.

Yoga Restu menuturkan, pasokan bendera merah putih yang tersebar di sejumlah kawasan Bali didatangkan dari daerah-daerah Jawa Barat seperti Bandung, Garut, serta Tasikmalaya.

“Ada yang dari luar Bali. Misalnya Jawa Barat. Bandung, Garut, sama Tasikmalaya. Mereka ngebom buat jualan bendera di sini,” ucap Yoga.

Ditemui di tempat berbeda, Agus Hendra (29), salah satu pedagang bendera merah putih di Jalan Pulau Buton, Denpasar, menuturkan bahwa omzet penjualan bendera merah putih tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan saat masa pandemi.

Meskipun mengalami peningkatan, ia menambahkan, omzet penjualan benderanya belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan saat sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Sekarang mendingan. Cuman belum full. Ini kurang lebih baru bangkitnya 60 persen,” ujar pria kelahiran Karangasem tersebut saat ditemui Tribun Bali pada Sabtu (13/8).

Semasa pandemi Covid-19, omzet penjualan bendera merah putih yang digeluti oleh Agus Hendra beserta sang ayah mengalami penurunan drastis. Bahkan omzet penjualannya menurun hingga 90 persen. Itu misalnya terjadi pada produk bendera merah putih berlogo garuda jenis background dengan panjang 10 meter.

Sebelum adanya Covid-19, bendera jenis tersebut dijual seharga Rp 400 ribu. Saat pandemi Covid-19 melonjak, bendera jenis tersebut dijualnya seharga Rp 200 ribu.

Saat ini, Agus Hendra mematok harga Rp 300 ribu untuk jenis bendera tersebut.

Agus berharap, kondisi perekonomian agar segera membaik seperti saat sebelum adanya pandemi Covid-19.(ida bagus mahendra)

Baca juga: BPBD Karangasem Akan Pasang Alat Repeater dan Sirine Peringatan Dini Erupsi Gunung Agung

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved