Berita Jembrana
NASIB SIAL KMP Tunu Pratama Jaya, Kandas di Perairan Selat Bali, Disebabkan Angin Kencang
Kapal Motor Penumpang (KMP), Tunu Pratama Jaya 3888, kandas di Perairan Selat Bali, Kamis 18 Agustus 2022 siang. Semua penumpang selamat.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kapal Motor Penumpang (KMP), Tunu Pratama Jaya 3888, kandas di Perairan Selat Bali, Kamis 18 Agustus 2022 siang.
Penyebab kandasnya KMP Tunu Pratama Jaya, adalah karena cuaca buruk yakni angin kencang dengan kecepatan 35 knot.
Pihak Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Bali, juga sempat melakukan penutupan Pelabuhan Gilimanuk sekitar 2 jam 20 menit lamanya.
Namun sejak pukul 15.20 WITA, situasi di Pelabuhan Gilimanuk sudah normal kembali.
Menurut informasi yang diperoleh, KMP Tunu Pratama Jaya saat itu mengangkut 29 orang dan tujuh unit kendaraan.
Beruntung seluruh penumpang selamat.
Rinciannya, penumpang sebanyak 16 orang, dan ABK 13 orang, sehingga total 29 orang.
Kemudian jumlah kendaraan roda dua satu unit, truk sedang (ts) satu unit, truk besar (tb) 1 unit, dan 3 unit kendaraan truk tronton.
Baca juga: KMP Nusa Dua Kandas di Gilimanuk, Basarnas dan Petugas Gabungan Evakuasi Penumpang
Baca juga: TENGGELAM di Pantai TANAH AMPO, Berikut Proses Evakuasi Tagboat PERKASA Wana 1

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Bali, Nyoman Sastrawan, menjelaskan peristiwa tersebut terjadi saat KMP Tunu Pratama Jaya 3888 baru keluar dengan jarak beberapa meter dari dermaga.
Tiba-tiba saja terjadi angin kencang dan menyeret KMP tersebut ke arah utara.
Sesuai informasi, kecepatan angin saat itu mencapai 35 knot.
"Kandasnya pukul 12.00 WIB atau jam 1 siang di sini.
Saat itu kapal ini baru saja mundur untuk bermanuver dengan tujuan Ketapang.
Itu lokasinya kurang lebih 200 meter dari pantai atau di dekat Pura Segara posisinya.
Mesinnya tidak mati, tapi hidup," tutur Sastrawan.

Dia melanjutkan, proses evakuasi kapal masih belum dipastikan sebab terkendala kondisi air yang masih surut.
Namun, untuk proses evakuasi penumpang sudah dilakukan oleh TNI AL, Polairud, beserta SAR Jembrana.
"Disebabkan angin kencang dengan kecepatan 35 knot.
Tapi untuk kondisi kapal rusak atau tidak, kami belum berani ungkap, karena masih menunggu berita acarannya.
Mungkin setelah evakuasi dulu," tegasnya.
Disinggung mengenai penutupan aktivitas pelabuhan, Sastrawan menyebutkan pasca kejadian tersebut langsung melakukan penutupan.
Penutupan Pelabuhan Gilimanuk dimulai dari pukul 13.00 WITA hingga 15.20 WITA.
"Kira-kira 2 jam 20 menit. Dari posisi kapal kandas kita langsung tutup," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata dia, kapal masih dalam posisi semula.
Sebab, proses evakuasi kapal masih menunggu air pasang.
Sedangkan, untuk cuaca atau situasi di Pelabuhan Gilimanuk sejak dibukanya aktivitas sudah mulai normal.
"Sesuai informasi, sekarang air masih surut tapi situasinya sudah normal kembali.
Masih menunggu air pasang.
Kami masih menunggu informasi pastinya dulu.
Setelah itu evakuasi dan dilakukan pemeriksaan kapal.
Kemudian akan diminta berangkat ke Ketapang," tandasnya. (*)