Berita Gianyar

Oskar Korban Insiden Ngaben di Blahbatuh Gianyar Belum Sadar, Derita Luka Bakar hingga 98 Persen

Insiden ngaben di Blahbatuh Gianyar, Oskar yang merupakan operator kompor mengalami luka bakar hingga 98 persen

Istimewa
Peristiwa mengerikan terjadi dalam upacara ngaben di Selat Belega, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Jumat 19 Agustus 2022 - Oskar Korban Insiden Ngaben di Blahbatuh Gianyar Belum Sadar, Derita Luka Bakar hingga 98 Persen 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Raut sedih tampak di wajah Ayu Tri, istri Bagus Oskar Norizon Ninu (33), korban luka bakar di acara Ngaben di Blahbatuh, Gianyar, Bali, Jumat 19 Agustus 2022, yang sedang menunggu suaminya dalam perawatan di Ruang Luka Bakar, ICU RSUP Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah), Denpasar, Sabtu 20 Agustus 2022.

"Tahu informasinya jam 20.00 malam. Saya tidak di lokasi. Saya langsung ke RSUD Sanjiwani. Yang menyewakan kompor itu kakek saya. Karena suami libur kan banyak kemarin pakai kompor, jadi diajak," kata Ayu Tri ditemui di RS Prof Ngoerah, Sabtu.

Oskar yang merupakan operator kompor mengalami luka bakar hingga 98 persen.

Ayu Tri pun mengklarifikasi kabar yang viral dimana dikatakan kesalahan tersebut karena pemilik sewa kompor yang lalai.

Baca juga: Breaking News: Ngaben di Blahbatuh, Sejumlah Warga Terbakar. UGD RSUD Sanjiwani Penuh

"Itu dibilangnya kesalahan murni dari tukang kompor. Padahal perjanjiannya tukang kompornya dari jam 11-12, lalu dari desanya mulai jam 18.00. Seharusnya mulai dari pagi mereka di sana, tapi mulainya jam 18.00. Kakek saya yang menyewakan kompornya. Karena soalnya ada kabar karena tukang kompornya lalai supaya tidak simpang siur," tambahnya.

Ia mengatakan, belum mengetahui secara pasti jelasnya karena kemarin kondisi sudah krodit dan kompornya meledak.

Lalu ketika Tri menanyakan dengan orang di sekitar lokasi, katanya bukan seperti itu kejadiannya.

"Saya masih fokus yang terbakar. Suami saya belum sadar. Yang saya dengar posisi sudah selesai, tinggal dimatikan saja. Sebagian sudah selesai, lalu siap-siap mau dimatikan. Pas suami saya lagi pegang selang, tiba-tiba meledak. Kemarin masih sadar suami saya sampai di RSUD Sanjiwani," katanya.

Tak hanya suaminya, dua sepupunya juga dirawat di ICU luka bakar dan satu sepupunya menggunakan inkubasi dengan luka bakar 94 persen.

Enam korban luka bakar Ngaben di Blahbatuh, Gianyar dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.

Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Dr dr Agus Roy Rusly Hariantana Hamid SpBP-RE(K) FICS mengatakan, dua korban diantaranya mengalami luka bakar parah 94 hingga 98 persen.

"Enam korban ya di ruang isolasi. Memang cukup berat dua korban karena luas luka bakarnya lebih dari 90 persen. Jadi saat ini kondisinya belum stabil. Saya belum bisa menjanjikan untuk kedepannya. Jadi yang perlu observasi ketat ya memang Ruang Iso 1 dan Ruang Iso 2," jelasnya, Sabtu.

Sementara kondisi 4 korban lainnya masih naik turun karena belum lewat 24 jam.

Namun hingga saat ini masih stabil karena luka bakarnya kurang dari 80 persen.

Untuk pemulihannya, perawatan diperlukan hingga 3 bulan.

Itu pun jika kondisi pasien dapat bertahan atau survive.

"Kita tim unit luka bakar, perawat dan bedah plastik melakukan yang terbaik di sini. Saya minta berdoa untuk semua agar aman dan lancar. Kita sudah lakukan pembersihan luka. Kita lakukan eskarettomi. Kita buka jaringan-jaringan mati yang menjerat dada, tangan, dan kaki kemarin di UGD. Untuk bisa dalam waktu fase akut bisa bernapas dengan baik karena kemarin benar-benar terjerat dadanya," tambahnya.

Dari RSUD Sanjwani hanya ada 6 pasien yang dirujuk.

Dari 6 pasien tersebut yang paling berat ada 3 pasien lalu 3 pasien lainnya cukup stabil saat ini.

Empat pasien lainnya sadar, sementara dua pasien lainnya masih dibius hingga tidur.

Salah satu korban yang masih berusia anak-anak yakni I Kadek Gian Permana Putra (14) mengalami luka bakar hingga 94 persen.

"Untuk menstabilkan belum bisa dijanjikan karena luas luka bakar lebih dari 80-90 persen cukup berat. Dengan bantuan mesin saja masih belum stabil, apalagi tanpa mesin. Usia sangat mempengaruhi. Biasanya di bawah 50 tahun atau anak-anak sangat stabil kasus luka bakar," tutupnya.

Enam pasien yang dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah yakni I Gusti Made Budiarta (49), I Kadek Gian Permana Putra (14), I Kadek Dwi Putra Jaya (30), I Ketut Adi Wiranata (32), Bagus Oskar Norizon Ninu (33), dan I Gusti Ngurah Pradita (11) yang mengalami luka bakar di bawah 80 persen.

Terpisah, Sub Koordinator Umum Humas RSUD Sanjiwani Gianyar, Ida Bagus Punarbawa mengatakan, dari 9 orang korban luka bakar yang dibawa ke RSUD Sanjiwani, 6 di antaranya dirujuk ke RSUP Sanglah karena tingkat luka bakar di atas 50 persen.

Selain itu, kurangnya fasilitas kesehatan juga menjadi penyebab pasien harus dirujuk ke RSUP Sanglah.

Menurutnya, ada 1 pasien masih menjalani perawatan di RSUD Sanjiwani yang menderita tingkat luka bakar 12 persen.

Dia mengatakan, korban yang dirawat di RSUD Sanjiwani diperkirakan bisa pulang, Minggu 21 Agustus 2022, setelah Sabtu pagi mendapat kunjungan dari dokter bedah plastik.

Menurutnya, 2 orang sisanya menderita luka bakar di bawah 12 persen sehingga pasien dapat menjalani rawat jalan.

Terkait peristiwa kompor pembakaran mayat meledak di Setra Selat Belega, Blahbatuh, Gianyar, Jumat 19 Agustus 2022, Kelian Adat Selat Belega I Wayan Suartawan mengatakan, sebelum kejadian salah seorang warganya sempat mencium bau gas.

Wayan Suartawan mengatakan, mulanya api membumbung ke atas setinggi 7 meter.

Saat api menyentuh tanah, api kemudian menyebar dan menyambar beberapa warga yang berada di lokasi kejadian.

“Tyang (saya) denger dentuman tangki, terus api naik, terus nyempyar ke samping. Waduh tegeh san api nike (waduh tinggi sekali api itu), wenten (ada) 7 meter. Terus turun apinya, nyempyar. Ke Timur, ke Utara wenten (ada),” tutur Suartawan saat ditemui Tribun Bali di Setra Selat Belega, Sabtu.

Upacara ngaben masal tersebut diikuti oleh 64 sawa, dan menggunakan 14 kompor pembakaran mayat.

Namun, Wayan Suartawan menyebut hanya 1 kompor yang meledak.

Kelian menjelaskan, kejadian berlangsung di akhir prosesi pembakaran sawa.

Kapolsek Blahbatuh, Kompol I Made Tamamengatakan, beberapa barang bukti telah diamankan, di antaranya tabung minyak yang digunakan untuk menampung minyak kompor, kompresor, serta selang kompresor.

Terkait tindak lanjut kasusnya, Made Tama mengatakan, selanjutnya akan memeriksa saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian.

Pihaknya belum dapat memeriksa staf kompor. (sar/mah)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved