Berita Nasional
4 Peluru Tembus, 1 Bersarang, Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Dokter Tak Temukan Bekas Penyiksaan
Tim dokter forensik gabungan akhirnya menyerahkan hasil autopsi ulang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kepada Bareskrim Polri
"Ada dua luka fatal yang tentunya yaitu di daerah dada dan kepala (Brigadir J)," kata Ade. Dua luka fatal itu, disebut Ade, yang membuat nyawa Brigadir J hilang.
"Tidak ada kekerasan di tempat lainnya. Saya bisa pastikan di sini dengan penelitian kami tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api dan memang yang fatal adalah dua yaitu di dada dan di kepala itu yang fatal iya pasti bikin meninggal," ucapnya.
Ade juga memastikan tidak ada kuku Brigadir J yang dicabut.
"Enggak, enggak ada kuku dicabut, enggak sama sekali," kata Ade.
Proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J sebelumnya dilakukan di RSUD Sungai Bahar Jambi, 27 Juli lalu.
Autopsi ulang dilakukan atas permintaan keluarga yang tidak puas dan merasa janggal terhadap hasil autopsi pertama. Keluarga menemukan luka-luka di tubuh Brigadir J yang tidak sesuai dengan klaim polisi.
Kamarudin Simanjuntak selaku kuasa hukum keluarga Brigadir J menyebutkan bahwa ada luka janggal lain di jenazah Brigadir J. Kamaruddin mengatakan, kuku jari tangan Brigadir J diduga dicabut paksa saat masih hidup.
"Kemudian kukunya dicabut, nah kita perkirakan dia masih hidup waktu dicabut. Jadi ada penyiksaan," ujar Kamaruddin saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/7).
Selain kuku diduga dicabut paksa, Kamaruddin membeberkan ada luka lain di tangan.
Ade memastikan pihaknya independen dan imparsial dalam proses autopsi ulang jenazah.
Pemeriksaan sampel dari autopsi ulang itu dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSCM.
Di sisi lain, dokter perwakilan keluarga Brigadir J yang ikut dalam prosesi autopsi kedua Martina Rajagukguk mengungkap sejumlah temuan luka di tubuh Brigadir J.
Luka tersebut antara lain lubang di bagian lengan kanan yang berada kurang lebih 15 cm dari puncak bahu. Penyebab luka ini belum bisa disimpulkan sehingga diambil sampel oleh dokter forensik untuk diteliti lebih lanjut.
Selanjutnya, memar di bagian dalam lutut kaki kiri bagian dalam. Martina menyebut memar ini terlihat seperti ada resapan darah.
Terdapat pula lebam di sisi kanan dan kiri perut. Namun, lebam sudah tidak terlihat lagi saat autopsi kedua dilakukan. Karena itu, dokter mengambil sampel untuk diteliti lebih lanjut.