Berita Denpasar
Perayaan Tumpek Kandang Digelar di Pura Jagatnatha, Ada Pelepasan Burung dan Beri Makan Ikan
Perayaan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang di Denpasar dipusatkan di Pura Jagatnatha Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perayaan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang di Denpasar dipusatkan di Pura Jagatnatha Denpasar.
Pelaksanaan upacara digelar pada Sabtu, 27 Agustus 2022 sejak pagi hingga siang.
Beberapa rangkaian yang digelar yakni mengupacarai atau otonan hewan peliharaan yakni anjing, kucing dan burung.
Selanjutnya dilakukan persembahyangan bersama.
Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan makan ikan yang ada di kolam Pura Jagatnatha serta pelepasan burung.
Baca juga: Polresta Denpasar Tangkap 9 Pelaku Judi Online di Kuta Badung, Omzet Mencapai Rp 1,3 Miliar
Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana mengatakan perayaan Tumpek Uye ini sesuai dengan Instruksi Gubernur Bali Nomor 01 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Uye Dengan Upacara Danu Kerthi Sebagai Pelaksanaan Tata-titi Kehidupan Masyrakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Baru.
“Tumpe Uye ini adalah bagian dari pelaksanaan kearifan lokal dan dirayakan secara sekala maupun niskala,” kata Alit Wiradana.
Untuk perayaan niskala dilakukan dengan persembahyangan dan otonan sarwa wewalungan atau hewan.
Sementara sekala dilaksanakan dengan pelepasan burung, pemberian makanan ikan termasuk vaksinasi anjing dan kucing.
Dalam Lontar Sundarigama disebutkan terkait dengan perayaan Tumpek Uye ini.
Uye, Saniscara Kliwon, Tumpek Kandang, pakerti ring sarwa sato, patik wenang paru hana upadanania, yan ia sapi, kebo, asti, saluwir nia sato raja.
Ini berarti pada Saniscara Uye merupakan Tumpek Kandang untuk mengupacarai semua jenis binatang baik ternak maupun binatang lainnya. Upacaranya untuk sapi, kerbau, gajah, dan binatang besar lainnya.
Baca juga: Antisipasi Cacar Monyet, Dinkes Denpasar Minta Masyarakat Terapkan Prokes & Hindari Kontak Langsung
Disebutkan pula kalingania iking widhana ring manusa, amarid saking Sang Hyang Rare Angon, wenang ayabin, pituhun ya ring manusa, sinukmaning sato, paksi, mina, ring raganta wawalungan, Sang Hyang Rare Angon, sariranira utama.
Upacara maupun bantennya sama seperti mengupacarai manusia karena binatang-binatang itu dijiwai oleh Sang Hyang Rare Angon.
Manusia itu adalah makhluk utamanya daripada binatang-binatang seperti, burung, ikan, dan sebagainya, demikianlah Sang Hyang Rare Angon menjadikan sarwa binatang sebagai badan utama Beliau.