Berita Badung

Disperpa Badung Tempuh Jalur Niskala, Agar Kasus PMK Tidak Muncul Lagi

Sampai saat ini kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Badung belum ada yang muncul.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
istimewa
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung saat melaksanakan Perayaan Tumpek Uye di Sentra Ternak Sapi Bali Desa Sobangan, Sabtu 27 Agustus 2022 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sampai saat ini kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Badung belum ada yang muncul.

Kendati demikian pemerintah setempat terus melakukan langkah antisipasi dengan gencar melakukan vaksinasi PMK

Selain itu, agar kasus PMK di Badung tidak muncul lagi, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) kabupaten Badung juga menempuh jalur niskala.

Jalur niskala yang dimaksud yakni dengan menggelar perayaan Tumpek Uye sebagai wujud rasa syukur dan untuk memohon keselamatan dan perlindungan terhadap seluruh hewan ternak.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung saat melaksanakan Perayaan Tumpek Uye di Sentra Ternak Sapi Bali Desa Sobangan, Sabtu 27 Agustus 2022
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung saat melaksanakan Perayaan Tumpek Uye di Sentra Ternak Sapi Bali Desa Sobangan, Sabtu 27 Agustus 2022 (istimewa)

Pelaksanaan tumpek uye sendiri dipusatkan di Sentra Ternak Sapi Bali Desa Sobangan yang diikuti oleh Tim Vaksinator, dosen FKH Unud dan petugas Sentra Ternak Sapi Sobangan pada Sabtu 27 Agustus 2022 lalu.

Diharapkan dengan pelaksanaan tumpek uye sapi Bali dan hewan yang berpotensi terkena bisa terhindar.

Kepala Disperpa Badung I Wayan Wijana yang dikonfirmasi Minggu 28 Agustus 2022 tak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengungkapkan hal itu usai melaksanakan persembahyangan dan ritual keagamaan memperingati Tumpek Uye yang dipusatkan di Sentra Ternak Sobangan

"Kita berharap dengan menempuh jalur niskala, kasus PMK di Badung bisa terus tertekan. Bahkan tidak muncul lagi," katanya.

Wijana mengakui perayaan Tumpek Uye merupakan salah satu kearifan lokal Bali. Katanya disamping sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan, sekaligus dimaknai sebagai bentuk perhatian dan penghormatan serta rasa kasih sayang manusia terhadap makhluk hidup atau hewan ternak.

"Dalam konteks kekinian di tengah merebaknya wabah PMK dan rabies di berbagai daerah, perayaan Tumpek Uye dapat lebih diimplementasikan dalam bentuk perhatian terhadap kesejahteraan dan kesehatan hewan melalui upaya pengobatan terhadap ternak sakit maupun pemberian vaksinasi," bebernya

Lebih lanjut dirinya mengakui, sentra ternak sobangan dipilih karena merupakan sentra ternak milik kabupaten Badung untuk mengembangkan sapi Bali. Nantinya sapi Bali yang sudah berkembang akan diberikan kepada kelompok ternak di Badung.

"Kalau memberikan kelompok, kelompok yang mengajukan dan diverifikasi sesuai persetujuan bapak bupati," bebernya.

Terkait dengan kasus, sejauh ini diakui kasus PMK belum ada muncul. Hal itu pun disebut-sebut berkat kerja keras Satgas PMK dan adanya kesadaran dari masyarakat khususnya para peternak.

"Saat ini tidak ada lagi penambahan kasus PMK hal ini tidak terlepas dari upaya vaksinasi yang gencar dilakukan," jelasnya.

Terkait dengan vaksinasi, Wijana mengakui sampai saat ini cakupan vaksinasi PMK sudah mencapai 18.205 ekor untuk suntikan I. Namun untuk suntikan ke II sudah diangka 4.461 ekor.

"Mudah-mudahan dengan upaya ini lalu lintas ternak bisa normal kembali. Sehingga peternak tidak was-was lagi untuk memelihara sapi," harapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved