Galungan dan Kuningan

Sukrabawa: Paling Murah Rp60 Ribu, Termahal Rp125 Ribu, Pedagang Penjor di Jalan Raya Kapal Menjamur

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, warga yang sebelumnya berjualan sanggah atau tempat suci, kini juga menjual peralatan penjor.

ISTIMEWA
PENJUAL MUSIMAN - Situasi di Jalan Raya Kapal, Badung terlihat sejumlah pedagang peralatan alat penjor, Minggu (16/11). 

TRIBUN-BALI.COM - Menjelang hari raya Galungan, sepanjang jalan Raya Kapal, Mengwi, Badung kini dipenuhi pedagang penjual peralatan penjor. Bahkan para pedagang musiman itu pun hanya ramai menjelang hari raya.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, warga yang sebelumnya berjualan sanggah atau tempat suci, kini juga menjual peralatan penjor. Banyaknya penjual peralatan penjor itu dikarenakan pengrajinnya ada dari di Desa Kapal, Kabupaten Badung 

Hal itu pun menyebabkan banyak orang pergi ke Desa Kapal untuk mencari perlengkapan penjor Galungan, seperti ambu, janur, hingga ragam hiasan khas penjor di Bali.

Baca juga: PERUMDA Masih Batasi Kurang dari 15 Pedagang, Pedagang Kuliner Mulai Berjualan di Pasar Kumbasari

Baca juga: MARAK Aksi Ugal-ugalan WNA, Dirlantas Polda Bali Imbau Tak Berkendara Sendiri Jika Tidak Terampil!

Salah satu pemilik toko Yadnya AA Rai Sukrabawa, mengakui jelang hari raya Galungan minat masyarakat sangat tinggi untuk membeli perlengkapan penjor. Mengingat semua umat Hindu di Bali khususnya Badung saat ini membuat penjor.

"Banyak yang membeli bahan penjor, karena di kota kan sulit cari bahannya. Beda dengan di Desa," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/11). 

Sukrabawa mengaku menjual segala jenis perlengkapan penjor, mulai dadi, ambu, bambu dan yang lainnya. Untuk harga katanya dari paling murah itu ke Rp60.000 sampai Rp125.000 yang paling super. 

"Seperti janur, ada janur paling kecil, Rp35.000 tapi saya jualnya cuma yang tanggung aja sekitar Rp125.000 aja. Kalau yang tinggi-tinggi itu nggak jual," jelasnya.

Ia menambahkan, permintaan pasar cenderung stabil dari Galungan sebelumnya. "Permintaan kalau Galungan sekarang hampir sama dengan Galungan yang tahunnya 6 bulan yang lalu, permintaannya. Tidak ada peningkatan drastis, tidak ada," ujarnya.

Siap Intervensi Pasar

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Badung memastikan lonjakan permintaan kebutuhan upakara dan kebutuhan pokok menjelang hari raya tidak memicu inflasi.

Melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serangkaian langkah intervensi pasar dilakukan, mulai dari Operasi Pasar Murah (OPM), Gerakan Pangan Murah (GPM), hingga Pasar Murah yang melibatkan Bulog, distributor pangan, hingga Perumda Pasar dan Pangan MGS.

Kabag Ekonomi Setda Badung, Anak Agung Sagung Rosyawati, menegaskan langkah tersebut bagian dari stabilisasi harga dan keterjangkauan kebutuhan masyarakat menjelang Galungan dan Kuningan.

Komoditas yang dipasarkan meliputi beras, minyak goreng, gula, telur, cabai, bawang, aneka sayuran, buah-buahan, hingga LPG 3 kg. 

"Tidak hanya pangan, pasar murah juga menyediakan sandang seperti busana adat Bali, tas, dan sandal," katanya.

Upaya tersebut diharapkan menjaga daya beli masyarakat sekaligus memberikan ruang bagi pedagang lokal untuk tetap berjualan dengan harga wajar. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved