Galungan dan Kuningan

STOK Daging Babi Melimpah Saat Galungan, Gianyar Sulprus 6.743 Ekor, Harga Pasaran Rp40 Ribuan

Sementara kebutuhan babi untuk hari raya hanya 5.058 ekor. Hal tersebut menunjukkan Gianyar mengalami surplus sebesar 6.743 ekor.

Freepik
ILUSTRASI DAGING BABI - Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Gianyar, Rabu (12/11), estimasi kebutuhan babi tersebut berdasarkan populasi penduduk Kabupaten Gianyar sebanyak 505.809 orang, dengan asumsi 1 KK terdiri dari 5 orang. 

TRIBUN-BALI.COM - Menjelang Hari Raya Galungan di Kabupaten Gianyar, stok babi melimpah. Ketersediaan babi mencapai 11.802 ekor. Sementara kebutuhan babi untuk hari raya hanya 5.058 ekor. Hal tersebut menunjukkan Gianyar mengalami surplus sebesar 6.743 ekor.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Gianyar, Rabu (12/11), estimasi kebutuhan babi tersebut berdasarkan populasi penduduk Kabupaten Gianyar sebanyak 505.809 orang, dengan asumsi 1 KK terdiri dari 5 orang.

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Gianyar adalah sekitar 101.162 KK. Berdasarkan asumsi bahwa 20 KK membutuhkan 1 ekor babi berat rata-rata 100 Kg, maka kebutuhan babi di Kabupaten Gianyar adalah 5.058 ekor.

Baca juga: NYOMAN & Ketut Bakal Dapat Kesehatan Gratis, Bantah Stunting Naik di Bali, Dinkes: 25.000 Ibu Hamil

Baca juga: TKA Jadi Cermin Baru Dunia Pendidikan: Ukur Kemampuan, Bangun Tanggung Jawab Belajar



DIPERIKSA PETUGAS - Petugas Distanak Gianyar, Bali saat memeriksa kondisi daging babi untuk keperluan Hari Raya Galungan, belum lama ini.
DIPERIKSA PETUGAS - Petugas Distanak Gianyar, Bali saat memeriksa kondisi daging babi untuk keperluan Hari Raya Galungan, belum lama ini. (Istimewa)

Adapun rincian stok dan kebutuhan babi per kecamatan, antara lain, di Kecamatan Sukawati ketersediaan babi sebanyak 64 ekor atau 3.200 Kg dengan jumlah kebutuhan sebanyak 1.074 ekor atau 64.416 Kg. Di  Blahbatuh stok babi sebanyak 282 ekor atau 14.075 Kg dengan kebutuhan 738 ekor atau 44.303 Kg.

Di Kecamatan Gianyar stok babi sebanyak 677 ekor atau 33.850 Kg dengan kebutuhan 1.014 ekor atau 60.866 Kg. Di Tampaksiring stok babi sebanyak 391 ekor atau 19.525 Kg dengan kebutuhan 520 ekor atau 31.333 Kg. Di Ubud stok babi sebanyak 168 ekor atau 8.400 Kg dengan kebutuhan 718 ekor atau 43.100 ekor.

Tingginya kebutuhan di lima kecamatan itu, ditutupi oleh stok babi di dua kecamatan, yakni Payangan dan Tegalalang. Stok babi di Tegalalang sebesar 5.684 ekor atau 284.200 Kg, sementara kebutuhan untuk Hari Raya Galungan hanya 527 ekor atau 31.649 Kg. Begitu juga di Payangan, stok babi sebanyak 4.537 ekor atau 226.825 Kg dengan kebutuhan hanya 465 ekor atau 27.929 Kg.

Kabid Peternakan Distanak Gianyar, I Wayan Sudirta membenarkan hal tersebut. Kata dia, dengan surplus ini, maka kegiatan pengiriman daging babi keluar daerah dengan perayaan Hari Raya Galungan masih bisa tetap berjalan beriringan. 

"Berat babi rata-rata 100 kilogram per ekor, sementara berat karkas 60 persen dari berat hidup. Terkait harga, di pasaran saat ini berkisar Rp 40 ribu untuk babi hidup," ujarnya.

Terpisah, UPTD Keswan III Distanak Gianyar mengimbau agar masyarakat memperhatikan limbah pemotongan babi agar tidak mencemari lingkungan, karena dapat menimbulkan penyakit.

Kepala UPTD PUSKESWAN III Kabupaten Gianyar, drh. Arya Dharma, mengungkapkan bahwa pembuangan limbah pemotongan babi secara terbuka dapat meningkatkan kadar amonia dan bahan organik di lingkungan, memicu pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella spp., dan Staphylococcus aureus, serta parasit seperti Taenia solium dan Trichuris suis.

"Pembuangan limbah secara terbuka berpotensi menyebabkan pencemaran air tanah dan menimbulkan penyakit zoonosis. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan sistem pengolahan limbah terpadu untuk meminimalkan risiko kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan," ujar Arya Dharma.

Limbah cair dan padat dari proses pemotongan babi dapat menjadi sumber pencemaran air dan tanah jika dibuang langsung tanpa pengolahan. Kandungan protein dan lemak tinggi dalam darah dan isi perut babi mempercepat pertumbuhan mikroba pembusuk, yang dapat memicu diare, infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit, gangguan pernapasan, dan keracunan makanan.(weg)

Terapkan Pengolahan Limbah Sederhana

Untuk mengatasi masalah ini, Kepala UPTD PUSKESWAN III Kabupaten Gianyar, drh. Arya Dharma menyarankan penerapan teknologi pengolahan limbah sederhana seperti biofilter atau biogas digester. Selain dapat mengurangi pencemaran, teknologi ini juga berpotensi menghasilkan energi alternatif ramah lingkungan dari proses penguraian limbah organik.

"Dengan meningkatnya kesadaran dan pengawasan terhadap pengelolaan limbah, diharapkan masyarakat dapat merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan tetap menjaga kesehatan lingkungan dan keselamatan publik," ujarnya. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved