Berita Bali
Cegah Jangan Sampai Resesi, Respon Hipmi dan Pengusaha Bali Soal Harga BBM Naik
Kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM membuat harga barang dan jasa terkena imbas
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September menuai reaksi beragam dari berbagai lapisan masyarakat di Bali.
Di antaranya Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali, Agus Pande Widura yang menyebutkan kenaikan harga BBM berdampak pada segala sektor, termasuk perusahaan bisnis.
"Pasti ada dampaknya. Saya lihat bahwa naiknya BBM untuk menjaga fiskal pendapatan. Saya melihat, mengapa pemerintah menaikkan harga BBM pasti ada kepentingan yang lebih besar, makanya naik, demi keseimbangan. Hanya saja, jangan sampai dengan adanya kenaikan harga ini timbul inflasi yang memburuk. Jangan sampai resesi, intinya," ujar Pande, Senin 5 September 2022 malam.
Pande mengatakan, kenaikan harga BBM membuat harga barang dan jasa terkena imbas.
Baca juga: Jika Harga BBM Tidak Diturunkan, Buruh Ancam Mogok Kerja Nasional
Terlebih dengan kondisi Bali saat ini yang baru mau pulih, dimana kemampuan end user dan pemakai jasa ikut naik.
Ini yang menjadi fokus utama.
Harus tetap terkontrol. Jangan sampai mengalami kerugian.
Pande sadar betul, di tengah pandemi yang belum 100 persen pulih ini, masyarakat harus tercekik dengan kondisi.
Belum lagi yang terkena PHK atau yang bekerja dengan gaji setengah.
"Memang saat ini saya paham masyarakat kecil mengalami kesulitan. Kita juga sebagai pengusaha melihat pariwisata Bali belum kembali normal. Susah juga mau menaikkan gaji karyawan. Kita sih prediksikan keadaan akan kembali normal tahun 2025. Inilah yang menjadi PR pemerintah. Bagaimana terus bisa menjaga kestabilan kondisi di tengah pandemi," tambah Pande.
Kenaikan harga BBM juga berimbas pada pengusaha di bidang jasa transportasi.
Seperti yang dialami oleh usaha jasa transportasi, tour, dan travel PT Kacebe Murni Transport atau lebih dikenal dengan MTrans.
Admin operasional MTrans, Arief Irawan mengatakan, kenaikan harga BBM sangat jelas terasa pengaruhnya.
Apalagi saat ini bus reguler Jawa-Bali dan bus malam masih berjalan seperti biasanya.
“Biaya operasional kita terasa sekali pembengkakannya. Kita bisa hitung dari selisih kenaikan harga BBM bisa menyebabkan selisih pembelian BBM bus sekarang bisa mencapai Rp 1 juta dibanding harga lama,” jelas Arief di kantor MTrans di Jalan Gurita, Denpasar, Selasa 6 September 2022.
Arief mengatakan, bagi mereka, kenaikan harga solar lebih berat dibandingkan kenaikan harga Pertalite.
Walaupun jumlah kenaikan Pertalite lebih besar daripada solar, namun kuota pada tangki bahan bakar Pertalite tidak terlalu besar.
Tangki Pertalite diperkirakan yang paling besar berada di angka 30-40 liter.
Berbeda dengan solar yang digunakan pada bus memiliki kuota tangki bahan bakar 320 liter atau 8 kali lebih banyak dari Pertalite.
Bahkan tangki bahan bakar untuk salah satu bus yang dimiliki oleh MTrans ada yang mencapai 400 liter.
Arief menjelaskan, jumlah armada yang mereka miliki 25 unit.
16 unit merupakan bus besar, 4 unit bus medium, dan 5 unit armada kecil.
Dari 25 unit kendaraan tersebut, hanya 3 unit kendaraan kecil yang menggunakan Pertalite, sementara sisanya menggunakan solar.
Melihat kondisi ini, Arief mewakili pihak MTrans pun telah melakukan penyesuaian harga tiket.
Ia menuturkan kondisi saat ini membuat mereka tidak bisa bertahan dengan harga tiket yang lama.
Walaupun demikian, penyesuaian ini tidak dilakukan secara terburu-buru, namun tetap akan segera diterapkan.
Pihak MTrans telah memperhitungkan penyusutan ongkos ditambah dengan bahan bakar untuk setiap perjalanannya.
“Contohnya, Denpasar-Malang dengan bus executive naik Rp 35 ribu dari harga awal Rp 230.000 menjadi Rp 265.000. Kemudian bus Sultan Denpasar-Malang-Batu-Kediri naik dari harga awal Rp 325.000 menjadi Rp 390.000,” kata Arief.
Sebelum 5 September 2022, harga tiket yang diterapkan masih dalam tarif normal, baik on the spot maupun online.
Arief menuturkan saat itu antusias masyarakat yang membeli tiket masih cukup tinggi.
Harga baru tiket di MTrans diterapkan per 6 September 2022 yang disesuaikan dengan tujuan keberangkatan.
Dalam penerapan harga tiket baru ini, Arief melihat adanya penurunan jumlah pelanggan sekitar 10-20 persen.
Di sisi lain, kenaikan harga BBM diprediksi membuat masyarakat lebih selektif dalam berbelanja, termasuk produk ritel.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Agung Agra Putra mengatakan, saat ini belum bisa ditentukan basket size atau nilai belanja rata-rata per transaksi masyarakat.
Meski demikian, dia memperkirakan akan terjadi pengurangan konsumsi masyarakat terhadap produk ritel.
“Kecenderungannya kemungkinan akan seperti itu (pengurangan konsumsi). Akan lebih selektif dalam berbelanja," jelasnya, Selasa.
Agung Agra mengatakan, komoditi yang akan cenderung dibatasi yaitu yang masuk ke dalam catagory indulgence atau di luar barang kebutuhan pokok.
"Dan jika ada produk sejenis dari produk kebutuhan tersebut yang harganya lebih murah maka kemungkinan masyarakat akan shifting ke produk tersebut," katanya.
Disinggung terkait akan adanya kenaikan harga produk, Agung Agra mengatakan, kemungkinan kenaikan menyesuaikan dengan harga dari distributor.
Namun demikian, dia mengatakan persentase margin yang diberikan tidak berubah.
Kenaikan harga produk dikatakan Agung Agra, umumnya terjadi paling cepat 2-4 minggu pascakenaikan harga BBM.
Itu Karen saat ini perusahaan ritel masih memiliki stok dengan harga lama.
Agung Agra mengatakan, ada beberapa upaya dilakukan pengusaha ritel menyiasati kenaikan harga BBM ini.
Pihaknya mengaku, dalam setiap terjadi kenaikan harga BBM, sama dengan usaha di sektor lainnya biasanya akan mencoba melakukan efisiensi demi menjaga rasio beban biaya dengan pendapatan.
Efektivitas stok dengan selektif dalam pengadaan barang dagangan, baik jenis maupun quantity-nya juga menjadi langkah yang diambil sebagai antisipasi shifting atau perubahan perilaku belanja konsumen.
“Dan tentunya pricing atau harga jual menjadi salah upaya untuk menjaga keberlangsungan bisnis, tetapi tentunya tetap menjaga agar tetap kompetitif," tutupnya. (avc/yun/sar)
Penerima BLT di Bali 167 Ribu Orang
PENERIMA bantuan langsung tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai Rp 600 ribu untuk masyarakat miskin atau kurang mampu akan disalurkan oleh PT Pos Indonesia.
Di Bali, jumlah penerima BLT ini 167.341 orang.
“Memang Kementerian Sosial yang menentukan penerimanya, yang menginput data warga miskin kurang mampu sudah ada pendataan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation,” kata Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Provinsi Bali, Ida Ayu Anggreni, Selasa 6 September 2022.
Menurutnya, yang menginput data tersebut yakni desa dimana terdapat aplikator dari masing-masing desa.
Aplikator tersebut yang menginput bahwa ini keluarga miskin atau kurang mampu yang layak untuk mendapatkan bansos.
Kemudian Kementerian Sosial melalui aplikasi tersebut dapat langsung melihat datanya.
“Bisa mengusulkan online melalui kabupaten-kabupaten ke pusat datanya. Kita Provinsi kewenangannya hanya memantau, mengawasi dan mengkoordinasikan,” sambungnya.
Intinya, penerima BLT BBM ini merupakan warga miskin.
Pada aplikasi tersebut juga sudah tertera apa saja yang harus disertakan dan nanti data itu pusat yang menentukan warga yang mana ditarik sebagai penerima bansos.
“Untuk penyalurannya, belum. Saya masih menunggu dari Kantor Pos. Katanya, masih menunggu petunjuk dari pusat. Saya sudah menghubungi ke pusat, katanya sedang proses segera akan disalurkan atau dicairkan bantuan ini. Penyalurannya serentak. PT Pos ditunjuk sebagai penyalur,” ujarnya.
Nominal BLT Rp 600 ribu dialokasikan untuk 4 bulan dari September-Desember dengan nilai Rp 150 ribu per bulan. Namun akan diberikan dua tahap.
Jadi akan diberikan Rp 300 ribu untuk tahap awal dan tahap kedua Rp 300 ribu pada Desember.
Seperti diketahui, Kementerian Sosial (Kemensos) kembali menyalurkan BLT Rp 600.000 kepada 20,65 juta keluarga.
Dana sebesar Rp 12,4 triliun ini disalurkan dalam rangka mengurangi dampak penyesuaian harga BBM per 3 September 2022.
Keluarga penerima manfaat bansos Kemensos ini akan menerima BLT Rp 300.000 sebanyak dua kali.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, bantuan pertama akan cair pada September 2022.
Sementara bantuan kedua diberikan pada Desember 2022.
"Pemberian ini akan kita berikan Rp 150.000, empat kali, namun kita berikan dalam dua tahap. Jadi per tahapnya Rp 300.000," ujar Risma dalam konferensi pers, dikutip dari KompasTV, Sabtu 3 September 2022 lalu.
Untuk mengetahui apakah terdaftar sebagai penerima BLT subsidi BBM atau tidak, bisa mengeceknya melalui laman resmi Kemensos maupun Aplikasi Cek Bansos.
Berikut cara cek BLT subsidi BBM Rp 600.000 melalui laman resmi Kemensos: Buka laman cekbansos.kemensos.go.id.
Masukkan provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa atau kelurahan. Masukkan nama PM (Penerima Manfaat) sesuai KTP.
Ketik 8 huruf kode (dipisahkan spasi) sesuai yang tertera dalam kotak kode.
Jika kode huruf kurang jelas, klik "refresh" untuk mendapatkan huruf kode baru Kemudian, klik "cari data".
Selanjutnya, laman akan menampilkan nama penerima manfaat sesuai wilayah atau daerah yang dimasukkan.
Masyarakat juga dapat memastikan namanya tercantum sebagai penerima bansos melalui Aplikasi Cek Bansos. Berikut caranya: Unduh aplikasi "Aplikasi Cek Bansos" resmi buatan Kemensos.
Pilih "Buat Akun Baru" dan isi kolom yang tersedia, seperti nomor Kartu Keluarga (KK), NIK, dan alamat sesuai KTP.
Lampirkan swafoto dengan KTP dan foto KTP, kemudian klik "Buat Akun Baru".
Setelah berhasil, data akan diverifikasi oleh Kemensos. Setelah data terverifikasi, akun atau user ID akan diaktivasi dan menu pada Aplikasi Cek Bansos dapat diakses.
Kemudian, login dengan memasukkan username dan kata sandi.
Pilih menu "Cek Bansos" dan lengkapi data sesuai KTP. Klik "Cari Data" dan sistem akan menunjukkan data penerima manfaat bansos beserta statusnya. (sar/kompas.com)
Kumpulan Artikel Bali