Polisi Tembak Polisi
Kasus Ferdy Sambo Jadi Pukulan Telak Bagi Polri, Kepercayaan Masyarakat Turun Sampai 54 Persen
Kasus pembunuhan berencana yang menjerat petinggi Polri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo tak ayal menjadi pukulan telak bagi Polri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus pembunuhan berencana yang menjerat petinggi Polri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo tak ayal menjadi pukulan telak bagi Polri.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengungkapkan bahwa kasus ini menjadi duri yang merusak kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Kapolri Jenderal ini mengungkapkan bahwa kasus Ferdy Sambo ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri sempat turun dengan sangat drastic mencapai ke level 54 persen.
Dilansir dari Kompas TV dalam dialog Satu Meja, Listyo Sigit mengatakan, kasus penembakan Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo ini menjadi pukulan bagi institusi Polri.
Baca juga: SOSOK Di Balik Bripka RR Rubah Keterengan dan Tak Ikuti Skenario Ferdy Sambo Soal Kasus Brigadir J
Peristiwa tersebut, kata Listyo Sigit, terjadi ketika Polri sedang memperbaiki citra institusi, Apalagi banyak masyarakat Indonesia yang memiliki harapan tinggi terhadap institusi Polri.
"Jadi, memang ini peristiwa yang untuk kami juga terus terang ini pukulan ya, karena memang di saat kita sedang memperbaiki citra institusi," kata Listyo Sigit saat berbincang dengan jurnalis senior Harian Kompas, Budiman Tanuredjo.
"Memang dari awal pada saat kita masuk kita juga memulai dari mendengarkan aspirasi masyarakat tentang harapan masyarakat tentang Polri," imbuhnya.
Kapolri menyebut, Polri pernah mendapatkan tingkat kepercayaan publik sebanyak 74 persen.
Namun, setelah kasus Ferdy Sambo mencuat, penilaian publik terhadap Polri menurun.
Baca juga: HASIL Lie Detector Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tak Diumumkan ke Publik, Polri: Projustitia Itu
"Saat itu, berdasarkan hasil survei awal kita (Polri) di angka 74 persen."
"Sehingga, dengan melaksanakan berbagai program transportasi Polri yang presisi, kemudian bagaimana kita mencoba mendengar dan kemudian apa yang menjadi aspirasi masyarakat,”
“Juga kita sesuaikan melaksanakan program-program untuk mengawal kebijakan (pemerintah), kemudian hal-hal yang memang harus kita lakukan sesuai harapan masyarakat," jelas Listyo Sigit.
Saat itu, kata Listyo Sigit, angka penilaian terhadap Polri sempat naik menjadi 76 persen.
"Artinya itu pekerjaan yang sangat berat. Dan ini dilakukan oleh kita semua dari atas sampai bawah, bareng-bareng itu dilakukan," lanjut Kapolri.
Lantas, Kapolri mengatakan, begitu ada peristiwa Sambo dampaknya luar biasa.
Baca juga: Bripka RR Tak Tahu Rencana Pembunuhan Brigadir J, Tolak Perintah Ferdy Sambo Secara Langsung
"Angka kita tiba-tiba turun di angka sekitar 54 persen. Tentunya ini pukulan buat kita. inilah yang kemudian tentunya menjadi tekad kita untuk betul-betul menuntaskan," ungkap Listyo Sigit.
Diketahui, berdasarkan temuan survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri menurun tajam hingga Agustus 2022, dibandingkan Mei 2022.
Survei yang dilakukan pada 11-17 Agustus 2022 atau sebulan setelah kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Ketika, responden ditanya soal tren penegakkan hukum secara umum di Tanah Air, hasilnya, 37,7 persen responden menilai kondisi penegakan hukum di Indonesia buruk/sangat buruk.
Hanya 29,5 persen responden yang menilai kondisi penegakan hukum baik/sangat baik.
"Kondisi penegakan hukum, persepsi positif menunjukkan tren penurunan yang cukup tajam sepanjang tahun 2022, sekitar 14-15 persen.
Sebaliknya, persepsi negatif menunjukkan tren peningkatan dengan kisaran yang kurang lebih sebanding, 14-16 persen," keterangan Indikator di situs resminya pada Jumat 26 Agustus 2022 lalu.

Tawa Kapolri Jenderal Usai Ferdy Sambo Akui Kebohongan
Kapolri Listyo Sigit Prabowo tertawa usai membeberkan ucapan Ferdy Sambo saat mengakui kebohongannya, dalam wawancara khusus program Satu Meja seperti dikutip dari video di kanal Youtube Kompas TV.
"Saat itu saya sudah sempat bertanya, seperti yang tadi saya sampaikan,”
“Dia (Sambo) menyampaikan, dia bersumpah kan, beberapa kali saya tanyakan, termasuk terakhir saat Richard (bharada E) sudah berubah keterangannya, dia jelaskan dia masih tidak mau mengakui”
“Sampai datang ke tempat saya, saya tanya sekali lagi, dia masih bertahan bahwa memang begitu faktanya kata dia," terang Kapolri.
Namun, setelah dua hari dipatsuskan, Ferdy Sambo akhirnya mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.
Ia tak bisa lagi mengelak setelah bukti-bukti memang menunjukkan keterlibatannya.
"Jadi memang bahasa dia (Ferdy Sambo), 'namanya juga mencoba untuk bertahan," ujar Kapolri disusul tawa.
Polri berhasil mengungkap kasus kematian Brigadir J dan menetapkan lima tersangka, termasuk Ferdy Sambo dan Bharada E.
"Berkat kerja keras dari tim semuanya, termasuk bagaimana kita berusaha untuk membongkar kasus ini seterang-terangnya, ya alhamdulillah, semuanya kemudian bisa terungkap," lanjut Listyo Sigit. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kapolri Tertawa Beberkan Ucapan Ferdy Sambo Saat Mengakui Kebohongannya