Sponsored Content
Prodi Kria Kreatif SMKN 2 Sukawati, Pencetak Benteng Budaya Bali
SMK Negeri 2 Sukawati yang terletak di Jalan SMKI Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - SMK Negeri 2 Sukawati yang terletak di Jalan SMKI Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali.
Merupakan salah satu sekolah seni di Kabupaten Gianyar.
Memiliki Program Studi (Prodi) Kria Kreatif dengan empat keahlian.
Seperti, studi tentang logam dan perhiasan, studi kayu dan rotan, studi keramik, serta studi tekstil.

Pantauan Tribun Bali, Rabu 14 September 2022, para siswa dibimbing oleh guru-guru yang berpengalaman di bidangnya. Terlebih lagi, siswa di setiap rombel cukup sedikit, sehingga proses belajar mengajar di sekolah inipun lebih efektif.
Guru Jurusan Logam dan Perhiasan SMKN 2 Sukawati, I Nyoman Puji menejalaskan pada jurusan Kria Logam dan Keramik terdapat terdapat tiga kelas.
Yakni siswa kelas 10 sebanyak 14 orang, kelas 11 sebanyak 7 orang dan kelas 12 sebanyak 19 orang.
Dalam mengikuti pelajaran, siswa kelas 10 mendapatkan 46 persen mata pelajaran kejuruan, dan sisanya adalah mata pelajaran umum muatan nasional.
Persentase pelajaran kejuruan semakin intens didapatkan ketika naik ke kelas 11, yakni sebanyak 62 persen.
"Selain persentase praktiknya menjadi 62 persen, siswa kelas 11 juga mendapatkan kesempatan belajar keluar. Biasanya di industri. Ketika kelas 12, persentase studi kejuruan naik lagi menjadi 66,1 persen dan mereka juga fokus untuk pelajaran ujian akhir," ujar Puji.
Sementara di jurusan Kria Kreatif Kayu dan Rotan, pelajaran praktik diterapkan pada siswa kelas 11 dan 12. Dimana di kelas 10 mereka fokus belajar teori.
Di sini, siswanya juga terbatas. Siswa kelas 11 sebanyak 13 orang, kelas 12 ada 11 orang dan kelas 10 sebanyak 9 orang.
Adapun hal yang dipelajari adalah kesenian yang bermanfaat untuk rumah tangga, bangunan, upacara keagamaan dan lain sebagainya.
"Yang diajarkan di sini, kalau di kelas 10, masih mempelajari dasar kejuruan secara teori. Seperti menggambar membuat design produk. Belum praktik. Kemudian, kelas 11, mereka baru mulai praktik di bengkel," ujar Guru Kria Kayu dan Rotan, I Komang Subrata
Hal serupa juga tergambar di Kria Keramik dan Tekstil. Dimana hampir sebagian besar siswa telah siap untuk bersaing di dunia industri.
Ketua Kompetensi Keahlian Kria Kreatif Keramik, I Dewa Putu Merta mengatakan praktik yang didapatkan siswa mulai dari teknik tangan, teknik putar dan teknik cetak.
Benda-benda yang dibuat dalam pelajaran, sebagian besar merupakan alat-alat kebutuhan rumah tangga, baik dari hal kecil seperti teko hingga skup besar.
"Sebagian besar mereka masih ke tahap perusahaan, belum pengusaha. Lapangan pekerjaan sangat terbuka, karena banyak industri yang membutuhkan mereka," ujarnya.
Ada hal menarik di Kria Tekstil.
Dimana semua anak didiknya merupakan perempuan.
Menurut Guru Tekstil, I Nyoman Candra, jurusan ini memang krisis lelaki.
Sebab jurusannya berkaitan dengan perempuan. Yakni, menjahit, membuat batik, tenun dan sablon.
"Pelajaran yang didapatkan mulai dari perencanaan, proses design hingga ke finishing. Jurusan ini perempuan semua, lelaki memang jarang," ujarnya.
Wakasek Kurikulum SMKN 2 Sukawati, I Made Sumadana mengatakan, semua siswa di Prodi Kria Kreatif ini bebas biaya iuran masyarakat atau uang komite selama tiga tahun.
Terkait penerimaan siswa baru, pihaknya memiliki kebijakan khusus untuk Prodi Kria.
Yakni, meskipun menerapkan sistem zonasi, namun tetap akan menerima siswa dari kabupaten/kota di luar Gianyar.
Seperti saat ini, tak sedikit siswa ini berasal dari Badung, Karangasem dan Denpasar.
"Saat ini kita tetap sesuai sonazi. Tapi khusus untuk Kria, kita spesialkan. Asal mau saja sekolah di sini pasti kita terima asalkan masih ada bangku kosong," ujarnya. (*)