Berita Denpasar

Terjunkan 140 Mahasiswa Aktif dan Koas FKH, Sertifikat Pelatihan Jadi Pendamping Ijazah

Terjunkan 140 Mahasiswa Aktif dan Koas FKH, Sertifikat Pelatihan Jadi Pendamping Ijazah

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
(Putu Yunia Andriyani)
I Wayan Sunada dalam acara Pembukaan Pelatihan Tim Vaksinasi PMK di Bali pada Kamis, 15 September 2022 di Harris Hotel & Residence 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pada kondisi saat ini Bali sedang dirundung Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal ini menjadi perhatian karena Bali merupakan pusat perhatian dunia apalagi jelang G20 mendatang.

Berbagai upaya telah digencarkan mulai dari upaya preventif maupun penanggulangannya.

Hal ini tentu merupakan tanggung jawab bersama, termasuk lembaga pendidikan.

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suartha,M.Si selaku Dekan Fakuktas Kedokteran Hewan Universitas Udayana mengatakan pihaknya telah ambil bagian menanggulangi PMK.

Ket foto : tcfuvjhhj
Prof. Dr. drh. I Nyoman Suartha,M.Si selaku Dekan Fakuktas Kedokteran Hewan Universitas Udayana terjunkan 140 mahasiswa aktif dan koas ikut pelatihan Tim Vaksinasi PMK

Ia mengatakan Fakuktas Kedokteran Hewan Universitas Udayana diarahkan untuk menggerakan mahasiswa serta dokter hewannya untuk terlibat salam penanganan PMK.

Hal ini sudah berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, serta BPBD Provinsi Bali.

“Ini merupakan tupoksi dari Fakultas, sebagai tindak lanjut pengabdian, dan fungsi fakultas untuk ikut mengamankan Bali dari segi kesehatan hewan,” ujar Nyoman Suartha.

FKH Universitas Udayana kemudian menerjunkan 100 mahasiswa semester 7 untuk ikut menjadi peserta dalam Pelatihan Tim Vaksinasi PMK di Bali dukungan Australia Indonesia Security Health Partnership (AISHP).

Selain mahasiswa aktif, ikut juga sekitar 40 orang mahasiswa koas yang diperbantukan ke masing-masing kabupaten dan kota di Bali yang juga sering mendapatkan tugas dari dinas.

Menurut Dekan yang menjabat sejak 2021 ini, Penanganan PMK merupakan hal baru di Bali.

Ini akan menjadi pengalaman berharga untuk mahasiswa karena kasus ini belum pernah muncul sebelumnya.

“PMK ini bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk mahasiswa kami karena ini sifatnya baru.

Dan ini belum tentu bisa kembali di masa depan dan mudah-mudahan tidak terjadi,” kata Nyoman Suartha.

Pelibatan mahasiswa ini akan memberikan pengalaman yang luar biasa kepada mahasiswa.

Mahasiswa dapat belajar cara-cara menanggulangi wabah penyakit baru, cara bekerja di lapangan, cara berkoordinasi dengan instansi lain, dan masih banyak lagi.

Mengambil bagian dalam acara ini juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk ikut dalam aksi penanggulangan bencana.

Saat ditemui usai kegiatan pembukaan pelatihan Kamis. 15 September 2022 di Harris Hotel & Residence, Nyoman Suartha mengatakan kesiapannya untuk respon bencana.

Bersama fakultas yang dipimpinnya, ia yakinkan untuk selalu siap siaga terhadap berbagai hal terutama yang berkaitan dengan hewan.

Nyoman Suartha menambahkan keterlibatan mahasiswa dalam pelatihan ini tentu memberikan pengaruh terhadap perkuliahan.

Mahasiswa akan belajar secara langsung dan mengimplementasikan pelajaran yang ia dapat saat di dalam kelas.

“Jika selama ini mahasiswa hanya mendapat pelajaran teori di dalam kelas saat ini mereka dipertemukan dengan kasus nyata.

Jadi mereka bisa mengetahui gejalanya langsung di lapangan, tindakan yang dilakukan, dan pemantauan penyembuhan,” tambahnya.

Mahasiswa juga akan menjadi lebih paham dan mampu memberikan pengertian berdasarkan kondisi nyata di lapangan.

Poin inilah yang menjadi nilai lebih bagi 140 mahasiswa dalam pelatihan ini.

Selain itu, sertifikat yang didapatkan mahasiswa dari pelatihan dapat digunakan sebagai surat pendamping ijazah terlibat dalam penanggulangan bencana PMK.

Surat ini akan mendukung mahasiswa untuk keperluan di masa depan, seperti melamar sekolah atau melamar pekerjaan.

Disamping mendukung tenaga seperti mahasiswa, Nyoman Suartha menjelaskan pihaknya juga mendukung tenaga dokter dan tim ahli.

Ia juga memberi dukungan penyediaan laboratorium untuk kebutuhan pelatihan dan segala proses penanggulangan PMK.

“Tim ahli kami siap apabila ada hal-hal yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Kami juga siap sebagai laboraturium deteksi penyakit dan untuk mengukur kualitas vaksinasi,” jelasnya.

Dari pelatihan ini Nyoman Suartha berharap seluruh pihak dapat meningkatkan kesadarannya untuk berkolaborasi menanggulangi PMK.

PMK merupakan tanggung jawab bersama dan membutuhkan peran seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk peternak.

Dengan kerja sama yang terjalin dengan baik, ia berharap Bali dapat tetap menjadi wilayah yang aman dan bisa mengoperasikan dunia ternak seperti biasa. (yun)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved