Berita Bali
Sandiaga Uno ke Canggu, Sepakat Suara Musik Hingga Jam 1 Dini Hari, Kebisingan 70db
Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno hadir dalam pertemuan guna mencari solusi tepat menanggapi petisi polusi suara di Canggu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kalau rata-rata 10 ribu kunjungan wisman per hari itu dikalikan 365 hari jumlahnya sudah diangka 3,65 juta atau run rate kunjungan wisman ke Bali ini 3,6 juta lebih.
Dan di 2019 sebelum pandemi Covid-19 Bali itu kunjungan wismannya mencapai 6 juta lebih.
"Saya yakin Bali jauh dari over tourism tapi tentunya kita butuh kebersamaan dalam menata kembali. Bagaimana recover kita itu bukan hanya recover together and recover stronger, tapi recover better," ucap Sandiaga.
Tetapi Sandiaga menyampaikan akan memfasilitasi masyarakat setempat, bendesa, perbekel untuk menentukan secara kearifan lokal bagaimana menangani perkembangan Canggu ke depannya.
Saya melihat kemungkinan perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan yakni mendistribusikan kunjungan wisman itu ke Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur, agar tidak terpusat di Bali Selatan seperti sekarang.
"Di mana Canggu ini memang sudah terkenal di dunia sebagai capital digital nomad ini bisa diperkuat dengan kesehatan, pendidikan, spiritual tourism-nya, yoga dan lain sebagainya. Dan ini yang akan kita kembangkan," ujar Sandiaga.
Lebih lanjut Menparekraf menyampaikan, perubahan konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan itu juga akan mengubah konsep pariwisata yang ramai atau dalam skala besar.
"Kita menginginkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan tapi kita tidak menyaring siapa yang berkualitas atau tidak. Tapi dengan target kita melalui segmentasi dan melalui promosi bahwa pariwisata Bali dan Indonesia mengarah kepada eco tourism. Dari sea, sun, sand (pantai, matahari, pasir) menjadi sustainability, serenity and spirituality (berkelanjutan, ketenangan dan spiritualitas) ini akan secara natural menarik kunjungan wisatawan yang lebih berkualitas ke depannya," papar Menparekraf Sandiaga.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau biasa disapa Cok Ace yang turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno menyambut baik respon cepat dari pemerintah pusat menanggapi hal ini (petisi polusi bising).
"Ini perhatian luar biasa dari pusat dan menjadi sangat penting sekali untuk mengevaluasi hal-hal yang memang kita perlu perbaiki. Karena pariwisata tidak saja terus dinamis tapi dia terus berkembang, dan perkembangan ini juga ada norma-norma adat istiadat yang perlu disepakati," ungkap Cok Ace.
Kesepakatan ini sudah disusun dan disetujui berbagai pihak, namun menurut Wagub Bali masih ada beberapa hal yang belum lengkap atau detail terhadap kesepakatan itu.
"Sebenarnya kesepakatan sudah diambil sebelumnya tadi hanya mediasi saja dengan beberapa pihak. Ada pihak yang ingin lebih awal (suara musik mati awal), ada yang pihak ingin kecilkan lagi soundnya (bukan 70db), dan kesepakatan ini sudah diambil beberapa hari lalu itu tadi yang kita highlight," kata Cok Ace.
Dari kesepakatan ini sesuai harapan dari Menparekraf, Wagub Bali akan segera mensahkan inti daripada kesepakatan itu ke dalam sebuah Peraturan Gubernur (Pergub) maupun Perbup atau Peraturan Bupati.
"Nanti ke depannya akan kita buatkan Pergub atau Perbup agar bisa nanti dilaksanakan, dan tentu nanti ada ketentuan yang mengikat ketika Peraturan Gubernur atau Peraturan Bupati sudah dikeluarkan. Kalau sekarang kesepakatan ini kita ambil," urai Coa Ace.
Jika dalam kesepakatan yang disepakati malam ini dihadapan Menparekraf Sandiaga masih ada hal-hal yang belum tertuang dalam kesepakatan tersebut, kami mohonkan untuk dilengkapi sehingga tidak terjadi tafsir terlalu banyak.