Berita Bali

Buat Video Asusila Setelah Melukat, Polda Tangkap Pelaku Esek-esek Berpakaian Adat Bali

Polda Bali mengamankan dua terduga pemeran video asusila berpakaian adat Bali di mobil

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/ Ida Bagus Putu Mahendra
Ditreskrimsus Polda Bali ungkap kasus, video asusila berpakaian adat Bali pada Kamis 22 September 2022 - Buat Video Asusila Setelah Melukat, Polda Tangkap Pelaku Esek-esek Berpakaian Adat Bali 

Melihat motif kedua pelaku yang hanya berstatus sebagai teman, kemudian berfantasi membuat konten porno untuk disebar di media sosial, hal itu menunjukkan bagaimana pelaku sedang bermain-main untuk mengundang respons publik dan sejenisnya.

Di era media sosial sekarang ada kecenderungan anak muda berhasrat untuk menjadi popular.

Viral dengan cara dia memposting hal-hal yang bisa viral dan sejenisnya.

Kita bisa melihat bagaimana banyak video-video soal keisengan prank dan sebagainya sebagai contoh fenomena hasrat untuk menjadi viral dan dikenal.

Tetapi dalam kasus ini saya kira itu melampaui batas.

Seperti tadi, cenderung menyalahi nilai norma dan budaya social.

Jadi perlu edukasi agar anak muda sekarang masih memahami batasan itu.

Pihak berwajib perlu bertindak tegas agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Karakter homo ludens pada manusia umumnya muncul ketika manusia sedang merasa jenuh dan membutuhkan senasasi dengan mencoba hal-hal yang baru.

Karakter homo ludens sejatinya ada di setiap diri manusia, namun setiap individu berbeda-beda.

Ketika dia jenuh ada yang cukup bermain game, ada kemudian suka membuat jokes lelucon atau prank.

Hanya saja dalam kasus ini karakter yang muncul menyalahi nilai norma dan budaya sosial sehingga tidak bisa ditolerir.

Di samping itu, kasus ini juga bisa ditilik dari perspektif kenakalan remaja yang muncul akibat sosialisasi yang tidak sempurna.

Sosialisasi adalah proses individu belajar seumur hidup untuk menyesuaikan dengan nilai norma budaya sosial masyarakat.

Yang menjadi persoalannya, sekarang agen sosialisasi tidak hanya keluarga sekolah masyarakat, tapi juga ada media sosial.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved