Harga BBM
BBM Pertalite Dinilai Cepat Habis Usai Alami Kenaikan Harga, Ahli: Harus dengan Engine Test Bed
Sejumlah masyarakat mengeluhkan BBM Subsidi jenis Pertalite yang dinilai lebih boros dan cepat habis usai mengalami kenaikan harga.
TRIBUN-BALI.COM – BBM Pertalite Dinilai Cepat Habis Usai Alami Kenaikan Harga, Ahli: Harus dengan Engine Test Bed.
Sejumahlah masyarakat menilai jika Bahan Bakar Minyak bersubsidi (BBM) jenis Pertalite dirasa lebih cepat habis dan boros.
Hal tersebut pun terjadi usai pemerintah resmi menaikan harga BBM Subsidi berjenis Pertalite dan Solar per 1 September 2022 kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jayan Sentanuhady menyebut beberapa faktor yang menyebabkan BBM Pertalite dirasa cepat boros.
Menurutnya, seseorang yang sebelumnya menggunakan bahan bakar Pertamax dan kemudian berganti Pertalite, maka hal ini akan terasa.
Hal itu karena, pada Pertamax memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibanding yang lain, selain itu ia juga memiliki nilai oktan yang juga lebih tinggi.
Sehingga, jika kemudian menggunakan nilai oktan yang lebih rendah maka akan menimbulkan masalah.
“Nilai oktan yang rendah berpotensi membuat mesin auto ignition, bahkan knocking. Nah auto ignition dan knocking ini membuat tenaga mesin drop. Sehingga untuk mendapatkan power yang sama dengan power BB pertamax sangat wajar oktan yang rendah akan lebih boros,” ujar dia.
Baca juga: PERTALITE Dinilai Lebih Boros dan Cepat Habis Sejak Alami Kenaikan Harga, Ini Penjelasan Pertamina
Adapun jika seseorang sebelumnya menggunakan Pertalite dan sekarang tetap memakai Pertalite, maka seharusnya tidak ada perbedaan.
“Mestinya ya sama saja kan? Kan bahan bakarnya masih sama, Pertalite dengan spesifikasi yang sama,” ucapnya.
Perlu Dilakukannya Tes Bed di Laboratorium.
Lebih lanjut, Jaya mengatakan untuk memastikan apakah memang pengonsumsian Pertalite lebih boros atau tidak, perlu dilakukan engine test bed.
“Sebenarnya cara menguji biar valid harus dengan engine test bed di laboratorium. Kalau di jalan sering nggak valid,” ujarnya.
Hal ini menurutnya bisa digambarkan seperti menguji seseorang dalam kondisi lapar dan kenyang di mana hasilnya akan berbeda.
“Nguji dalam kondisi lapar dan kenyang hasilnya beda, ada macet atau nggak hasilnya beda,” ucapnya.
Terkait dengan adanya dugaan sejumlah warganet yang menyebut Pertamina menurunkan oktan Pertalite, ia menyarankan untuk berpikir positif.
“Kita positif saja terhadap produsennya,” katanya.
“(Diturunkan) bisa.. proses blending di pabrik. Cuma apa ya perusahaan besar dan terkenal melakukan kecurangan? Saya kira kok nggak ya. Reputasinya bisa habis kalau melakukan itu,” pungkasnya.
Kata Pertamina
Dikutip dari Antara, PT Pertamina (Persero) angkat bicara terkait isu BBM Subsidi jenis Pertalite yang dinilai cepat boros dan gampang habis.
Menurut Corporate Secretary Pertamina, Patra Niaga Irto Ginting mengatakan kualitas BBM jenis Pertalite (RON 90) tidak berubah dan masih sesuai dengan pemerintah.
Baca juga: Subholding Gas Pertamina Kembali Layani Industri Hotel di Bali Pengguna LNG
“Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri,” kata Patra Niaga Irto Ginting dikutip dari Antara, Sabtu 24 September 2022.
Ia menjelaskan hasil uji Reid Vapour Pressure (RVP) dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal).
Pertamina menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi dan melalui pengawasan kualitas yang ketat.
Sedangkan produk BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat.
“Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi. Melalui kontrol kualitas, produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur,” ujar Irto.
Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya.
Masyarakat juga diimbau untuk mengisi BBM sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam buku panduan kendaraan bermotor karena pabrikan telah menyesuaikan bahan bakar yang cocok sesuai jenis kendaraan.
Pergantian isi jenis BBM dengan kadar oktan (RON) yang berbeda juga tidak direkomendasikan. Ia bilang, tudingan Pertalite lebih boros tak berdasar.
“Sebaiknya pengendara selalu konsisten dalam memilih bahan bakar yang berkualitas, agar mesin kendaraan selalu awet dan terawat. Lebih aman menggunakan bahan bakar berkualitas dengan oktan/cetane yang direkomendasikan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal,” tutup Irto.
Masyarakat Menilai BBM Subsidi Pertalite Cepat Habis
Sebelumnya, sejumlah masyarakat menilai jika Bahan Bakar Minyak bersubsidi (BBM) jenis Pertalite dirasa lebih cepat habis dan boros.
Hal tersebut pun terjadi usai pemerintah resmi menaikan harga BBM Subsidi berjenis Pertalite dan Solar per 1 September 2022 kemarin.
Hal tersebut pun disampaikan oleh salah satu pengguna Twitter bernama @RomitsuT.
Menurutnya, akibat borosnya pertalite, ia bahkan harus mengisi BBM 2 kali dalam sehari.
“Mohon maaf, terpaksa saya harus katakan apa yg saya alami soal BBM Pertalite setelah kenaikan harga jadi 10.000.
Bukan saja beban biaya bertambah 200-300 rb/bln namun ada yg terasa aneh dimana Pertalite nya kok cepat habis? Bahkan sekarang 1 hari saya harus isi 2x,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Kenaikan BBM Tak Berpengaruh Pada Agen Jasa Penyewaan Mobil Mewah di Bali
Dalam unggahan ini terdapat tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menanyakan hal serupa dan mendapatkan jawaban yang sama-sama menyetujui anggapan tersebut.
Sejumlah warganet merasakan dan meyakini jika pemakaian BBM Pertalite jadi lebih boros dan cepat habis setelah harganya naik.
“Iya saya juga merasakan hal yang sama. Pertalite ini Ron 90 tapi kok kayak Ron 88?” tulis salah satu akun.
“Kyknya nilai Oktan/RON nya diturunin. Jadi pembakaran tidak sempurna, tenaga mesin turun, akhirnya ngegas makin dalam biar tenaganya kayak pertalite waktu belum naik. Mungkin loh ya, bisa saja salah,” ujar akun yang lain.
“Cepet habis ya, biasa 10rb dapat 1,4 ltr sekarang cuma 1 liter, jarak yg ditempuh tetap sama, ya iyalah cepat habis biasanya 10rb dapat 1,4 sekarang 10rb dapat 1ltr,” ujar salah satu akun.
(*)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dan di Kompas.com
