Berita Gianyar
Tak Ada Pedagang Timbangan Curang, Disperindag Gianyar: Cuma Kotor
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar, Bali telah melakukan tera metrologi timbangan pedagang di lima kecamatan di Gianyar,
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Marianus Seran

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar, Bali telah melakukan tera metrologi timbangan pedagang di lima kecamatan di Gianyar, kecuali Ubud dan Sukawati.
Hasil dari tera ulang tersebut, Disperindag Gianyar menyebut tak ada pedagang yang curang.
Persoalan yang ditemukan hanya timbangan yang kotor.
Hal tersebut juga berpengaruh pada berat timbangan.
Kepala UPT Metrologi Disperindag Gianyar, I Ketut Nuraga mengatakan, tera ulang tahun ini hanya menyisakan dua kecamatan yakni Ubud dan Sukawati.
Baca juga: Kunjungan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Bali Mengalami Penurunan
Dia mengatakan, tera di dua kecamatan itu molor dari jadwal, dikarenakan kesibukan pihak ketiga yang digandeng Disperindag Gianyar dalam kegiatan ini.
Seharusnya, kata dia, September ini, tera ulang sudah harus rampung.
"Pihak ketiga sebagai bengkel reparasi banyak jadwal dan melayani di seluruh Bali, jadi Gianyar menunggu jadwal bengkel," ujwr Nuraga.
Dia mengatakan, tidak ada yang patut dicemaskan terkait kemoloran ini.
Sebab, bercermin dari tera ulang di lima kecamatan, pihaknya tak menemukan adanya kecurangan pada timbangan.
"Persoalan yang sering ditemui di lapangan, dacin pedagang kotor.
Apalagi bekas menimbang daging, lalu menimbang umbi-umbian," jelasnya.
Baca juga: Ajak Masyarakat Agar Gemar Makan Ikan, Ketua DPRD Tabanan Sumbang 3,5 Kuintal Lele
Pihaknya pun telah meminta agar pedagang membersihkan dacin usai menimbang sesuatu.
Sebab, kotoran tersebut sangat berpengaruh pada berat.
"Sudah kami sarankan untuk dibersihkan seusai digunakan.
Karena kotoran yang menempel pada dacin atau wadah juga berpengaruh terhadap keseimbangan," jelasnya.
Adapun pengecekan itu telah dilakukan pada 3.750 timbangan.
Saat ini tinggal menunggu jadwal di Ubud dan Sukawati.
Nuraga memprediksi tera di Ubud dan Sukawati akan membutuhkan waktu lama.
Sebab pedagang saat ini terpencar karena proyek revitalisasi Pasar Tradisional Ubud dan ditinggalkannya Pasar Relokasi Sukawati oleh pedagang.
Baca juga: Dibuka Agustus 2022, Bank Sampah Pertiwi Asri Denpasar Sudah Lakukan Transaksi 464,9 Kg Sampah
"Pedagang di Pasar Ubud kan masih di relokasi, mereka berpencar, bahkan ada pedagang yang berjualan di trotoar atau di rumahnya.
Jadinya sosialisasi harus dilakukan satu per satu, tidak serempak seperti di pasar lain.
Kondisi ini juga terjadi di Sukawati, karena pedagang memilih berpencar, tak mau ditempatkan di pasar relokasi," jelasnya. (*)