Berita Karangasem
Pengusaha Tahu Tempe Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai
Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Karangasem mengeluh lantaran harga kedelai meeningkat drastis per karungnya.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Harun Ar Rasyid
AMLAPURA, TRIBUN BALI.COM - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Karangasem mengeluh lantaran harga kedelai meeningkat drastis per karungnya.
Harga yang semula skitar 550 ribu per karung berisi kedelai 50 kilogram, meningkat jadi 638 ribu.
Harga ini naik secara bertahap.
Nurhalimah, pegawai sebuah perusahaan tahu di Lingkungn Bangras, Kelurahan Krangasem, Kecamatan Karangasem, mengatakan, harga kedelai naik pasca bahan bakar minyak meningkat per liternya.

Kenaikannya bertahap, mulai dri 5 ribu sampai 10 ribu.
Mungkin harga terus naik.
"Naiknya harga bertahap. Sebelumnya harga kedelai dibawah 600 ribu perkarung isi 50 kilogram, skarang harga sudah tembus 638 ribu perkarung. Kenaikannya lumayan banyak," ungkap Halimah, sapaan akrab.
Wanita asal Karangasem menduga, naiknya harga bahan baku tempe & tahu disebabkan harga BBM yang mengalami peningkatan.
Akibat kondisi ini, keuntungan yang didapat sedikit berkurang.
Mengingat pengusaha tahu dan tempe di Karangasem enggan memperkecil ukurannya.
"Harga tahu tempenya tetap, tak mengalami kenaikan. Ukuran juga tetap. Seandainya harga dinaikan atau ukurannya diperkecil, takutnya si pembeli berhenti langganan. Untuk sekarang harga tetap. Cuma untungnya berkurang," jelas Halimah.
Info di lapangan, beberapa pengusaha tahu tempe terpaksa mengurangi takaran agar tidak merugi.
Konsekuensinya, jumlah pembeli tuurun. Beralih ke pedagang lainnya.
Para pengusaha tahu tempe dilema dengan kondisi ini. Bahan pokok naik, sedangkaan harga tetap.
Selain harga kedelai, beberapa bahan pokok juga mulai mengalami peningkatan.
Seperti beras naik seekitar 1.000 - 2.000 perkarungnya, daging ayam, dan kebutuhan dapurnya.
Meningkatnya harga kebutuhan pokok dipicu karena naiknya harga BBM perliter seminggu trakhir.