Berita Nasional

Hilirisasi Komoditas Perkebunan Picu Daya Saing dan Topang Peningkatan Ekonomi Nasional

Tren penguatan kinerja, terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah resiko pelemahan ekonomi global.

ist
Tren penguatan kinerja, terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah resiko pelemahan ekonomi global. Ini tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022, yang tercatat mencapai 5,44 persen.  Pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, pendapatan negara, hingga kinerja ekspor tersebut, turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World menurut majalah Financial Time. Adapun berbagai capaian impresif tersebut, juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen. 

TRIBUN-BALI.COM - Tren penguatan kinerja, terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah resiko pelemahan ekonomi global.

Ini tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022, yang tercatat mencapai 5,44 persen. 

Pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, pendapatan negara, hingga kinerja ekspor tersebut, turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World menurut majalah Financial Time.

Adapun berbagai capaian impresif tersebut, juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen.

Baca juga: SURVEI : Dipasangkan Dengan Ganjar Pranowo atau Anies, Airlangga Hartanto Capres Teratas

Baca juga: KOALISI INDONESIA BERSATU Daftar Bareng ke KPU, Ini Kata Ketum Golkar Airlangga Hartanto

Tren penguatan kinerja, terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah resiko pelemahan ekonomi global.

Ini tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022, yang tercatat mencapai 5,44 persen. 

Pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, pendapatan negara, hingga kinerja ekspor tersebut, turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World menurut majalah Financial Time.

Adapun berbagai capaian impresif tersebut, juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen.
Tren penguatan kinerja, terus ditunjukkan berbagai indikator perekonomian nasional di tengah resiko pelemahan ekonomi global. Ini tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022, yang tercatat mencapai 5,44 persen.  Pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, pendapatan negara, hingga kinerja ekspor tersebut, turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World menurut majalah Financial Time. Adapun berbagai capaian impresif tersebut, juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian yang menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen. (ist)

Peran penting pertanian tersebut, salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perkebunan.

Sebagai kontributor utama dengan share terhadap PDB pertanian hingga 27 persen.

Untuk itu, pemerintah berupaya mengoptimalkan sub sektor perkebunan melalui berbagai langkah, agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional.

Salah satu langkah yang kini telah ditempuh pemerintah, yakni melalui hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas.

Hilirisasi yang dilakukan pemerintah, telah mampu meningkatkan nilai ekpor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit yang tumbuh menjadi US$28.52 miliar pada 2021.

Serta besi dan baja yang juga tumbuh menjadi US$ 21.47 miliar di tahun 2021.

“Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif.

Kalau kita tidak beranjak dari hilirisasi maka value tidak bertambah, oleh karena itu hilirisasi berbagai komoditas harus didorong,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menyampaikan keynote speech dalam acara Seminar Nasional Peran Standardisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional, Kamis (29/9/2022). 

Lebih lanjut, Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki plafon sebesar Rp373,17 triliun pada 2022 dan akan meningkat sebesar Rp470 triliun pada 2023. Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.

“Pada sekor pertanian telah diberikan KUR sebesar Rp70 triliun dan bisa meningkat karena tidak ada batasan bagi sektor pertanian, kemudian Pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menyampaikan terkait ketersediaan beras yang berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam 3 tahun terakhir. Dengan capaian tersebut, Indonesia juga berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR) di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved