Advetorial
DOAKAN Korban Tragedi Maut Stadion Kanjuruhan, Ini Pesan Ketum LDII untuk Insan Sepak Bola
Peristiwa tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Hingga menewaskan 125 orang, dan korban luka-luka 323 orang. Jadi perhatian DPP LDII
Ia berharap dan mengimbau semua pihak, yang bergerak di bidang sepak bola khususnya, untuk mengevaluasi diri dan mempersiapkan diri.
“Ketika terjadi sebuah pertandingan, harus benar-benar disiapkan pengamanan dan keamanan,” katanya.
Menurutnya kalah menang dalam sepak bola adalah hal biasa,
“Tim yang kalah mengevaluasi diri mengapa bisa kalah, yang menang gak perlu euphoria sehingga membuat kerusakan,” imbuhnya.
Penonton yang ada di stadion adalah pendukung atau supporter, yang bila dikelola bisa menjadi pemersatu.
“Bukan menjadi permusuhan yang berkelanjutan.
Mari evaluasi diri, aparat juga evaluasi mengenai kelalaian apa yang terjadi, tentu ada konsekuensi.
Ini jadi protap yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku sepak bola,” pungkas KH Chriswanto.
Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Pengurus Persatuan Sepak Bola Bogor (PSB) Heriana Kurniawan, mengucapkan bela sungkawa yang mendalam terhadap insiden yang menimpa persepakbolaan Indonesia.

Menurutnya, pemicu kejadian insiden di Stadion Kanjuruhan Malang ada beberapa hal, seperti ketidakpuasan penonton terhadap kekalahan Arema FC.
Dan terpancingnya aparat keamanan oleh aksi supporter yang masuk ke tengah lapangan.
“Saya melihat ketidaksiapannya panitIa pelaksana (panpel) untuk mengantisipasi membludaknya penonton,” ujarnya.
Heriana yang juga pengurus Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII, berpendapat federasi perlu berbenah.
Insiden Stadion Kanjuruhan sebagai evaluasi menyeluruh agar tidak lagi kejadian yang serupa.
Ia juga mendorong penonton juga memiliki karakter yang baik,