Pilpres 2024
Niluh Djelantik Hengkang dari NasDem, Pasca DPP Deklarasikan Anies sebagai Bakal Capres
Tokoh masyarakat Bali, Niluh Djelantik hengkang dari Partai NasDem. Hal tersebut terlihat dari postingan di akun instagram pribadinya @niluhdjelantik.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Teman-teman di NasDem mengajak kami untuk berdampingan, untuk berjalan bersama, untuk meneruskan pembangunan di Republik ini, maka dengan Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan memohon petunjuk dariNya, dengan segala kerendahan hati, Bismillah Hirohman Nirohim, kami siap, dan kami terima,” tegas Anies.
Baca juga: Anies Baswedan Diusung NasDem sebagai Capres 2024, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa Tersingkir
Setelah mengakhiri pidatonya, Anies Baswedan kemudian berpelukan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan duduk berdua di kursi utama yang ada di atas panggung tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) DPW Partai NasDem Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada menuturkan, keputusan NasDem mengusung Anies sebagai bakal capres merupakan keputusan bersama. Keputusan tersebut harus dihormati oleh seluruh kader NasDem.
“Jadi itu kan keputusan Partai NasDem. Itu juga sudah diperbincangkan saat rakernas. Jadi setiap daerah kan sudah memberikan usulan nama-nama. Harus kita hormati,” ucap Agung Widiada saat dihubungi Tribun Bali, Senin.
Agung Widiada menuturkan, keputusan NasDem mengusung Anies, diharapkan dapat memperkokoh politik kebangsaan.
“Ya dengan terpilihnya Anies Baswedan, kita berharap dapat memperkokoh politik kebangsaan, yang di mana itu sesuai dengan visi dan misi Partai NasDem,” jelas Agung Widiada yang juga anggota DPRD Kota Denpasar.
Pengamat politik yang juga dosen Program Studi Ilmu Politik Universitas Udayana, Dr Kadek Dwita Apriani SSos MIP menuturkan, pencalonan Anies sebagai bakal capres akan membawa dampak bagi NasDem di Bali.
Pasalnya, menurut Kadek Dwita, pendukung atau simpatisan Anies tak terlalu tinggi di Provinsi Bali.
Kadek Dwita menuturkan, pandangannya tersebut berdasarkan teori coat-tail effect atau efek ekor jas. Dikutip dari website Saiful Mujani Research and Consulting, efek ekor jas menyimpulkan, terdapat hubungan antara calon presiden dan partai pengusung.
Artinya, ketika seorang calon presiden memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi, maka partai politik pengusungnya pun turut mendapat efek secara elektoral. Begitu pula sebaliknya.
“Kalau secara teori, kita menyebutnya coat-tail effect ya, efek ekor jas. Kemungkinan Partai NasDem Bali tidak akan banyak memperoleh efek ekor jas dari pencalonan Anies (Anies Baswedan) di Bali,” jelas Kadek Dwita. (*)
Berita lainnya di Berita Politik