Berita Bali
WNA HILANG Rafting Masuk Tahap Pencarian Hari Ketiga, Terkendala Cuaca dan Kondisi Sungai
Rencananya, tim operasi DAM Peraupan akan melakukan penelurusan di daerah sekitar DAM dengan pola penelurusan yaitu berenang.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Operasi pencarian WNA hilang saat rafting di Tukad Ayung, yang menjadi korban hanyut masih terus dilakukan.
WNA Amerika itu terjatuh saat rafting di Tukad Agung, Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali.
Memasuki hari ketiga pencarian WNA Amerika, pada Rabu, 5 Oktober 2022.
Lokasi pencarian pun, kini diperluas hingga ke wilayah Kota Denpasar.
Salah satu titik yang disiagakan sebagai titik operasi, adalah DAM Peraupan yang bertempat di Dusun Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara.
Baca juga: WNA HILANG di Tukad Ayung Setelah Rafting Belum Ditemukan, Tim Gabungan Lanjut Lagi Besok
Baca juga: BULE Hilang Saat Rafting di Tukad Ayung Belum Ditemukan, Simak Penjelasan Tim Gabungan

Terpantau sejak pukul 07.40 WITA, beberapa personil tim gabungan operasi telah siaga di DAM Peraupan.
Saat ditemui di lokasi, Brama Budianto, potensi SAR 115 memaparkan beberapa agenda yang pihaknya lalukan.
“Sesuai dengan arahan bapak Kasie Ops, kami dibagi menjadi beberapa tim dengan beberapa titik kumpul.
Pertama di Bendungan Mambal, menggunakan empat buah perahu rafting, sementara di DAM Peraupan ada tim kami,” sebut Brama Budianto.
Tim gabungan kali ini terdiri dari Basarnas Bali, Potensi SAR 115, dan PMI Kota Denpasar.
Pencarian didukung oleh Pemerintah Dusun Umadesa, yang siap menunggu arahan dan informasi dari Basarnas Bali.

Kepala Dusun Umadesa, Putu Doni Mahendra, mengatakan pihaknya juga ikut siaga bersama Kelompok Peduli Sungai Kota Denpasar.
“Kami menunggu kedatangan perahu Basarnas Bali yang sudah bergerak sejak pagi tadi dari Bendungan Mambal.
Untuk atensi selanjutnya seperti penyisiran di DAM Peraupan ke selatan di Wairibang atau Oongan kami siap melaksanakan arahan,” ujar Putu Doni.
Rencananya, tim operasi DAM Peraupan akan melakukan penelurusan di daerah sekitar DAM dengan pola penelurusan yaitu berenang.
Berdasarkan pengamatan di lokasi saat pagi hari, aliran air sungai tidak terlalu deras dan cukup dangkal.
Hal ini kemudian diutarakan lelaki yang akrab disapa Bram ini sebagai tantangan dalam operasi pencarian.
“Dari seputaran Mambal diantaranya debit air turun dan di sini hanya 40 Cm, sehingga menyulitkan perahu rafting karena menapak di dasar.

Ini mengalihkan pola pencarian tim di Mambal yang semulanya dengan perahu menjadi berjalan dan berenang sepanjang sungai,” tutur Bram.
Melihat situasi cuaca saat ini juga pihaknya perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan keselamatan personil.
Hujan yang turun terus-menerus juga menjadi tantangan dalam upaya pencarian kali ini.
Cuaca seperti ini tidak mendukung operasi pencarian, sehingga belum memungkinkan melakukan pencarian sesuai rencana.
Kondisi ini perlu diperhatikan untuk meminimalisir resiko yang ada.
Sebelumnya, Bram dan timnya melakukan observasi dan berencana stand by di Dam Oongan, Denpasar.
Namun karena diperkirakan terlalu jauh sehingga ia bergeser lokasi ke DAM Peraupan.
Pada hari ketiga ini pula Tim Operasi mengusahakan melakukan pencarian hingga ke hilir sungai di Padang Galak.
Tetapi, melihat cuaca saat ini dengan pola penyisiran berjalan kaki tentu akan memakan waktu yang cukup panjang.
Hingga sekitar pukul 12.00 WITA, tim operasi dari Bendungan Mambal telah berjalan sekitar empat kilo.
Seluruh tim tetap semangat dan berharap operasi hari ini dapat menemukan titik terang.
“Tentu kami berharap korban dapat ditemukan antara seputaran Mambal dan Peraupan.
Karena memang harapan utama adalah mengembalikan korban baik dalam kondisi selamat atau meninggal dunia kepada keluarga,” harap Bram.
Tak lupa juga ia mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari lokasi-lokasi yang rawan bencana atau kedaruratan seperti sungai di cuaca tak menentu saat ini.
Hal senada juga diutarakan Kepala Dusun, Putu Doni yang menghimbau kepada masyarakat mengurangi aktivitas yang berkaitan dengan sungai.
Bukan hanya mengutamakan kesenangan atau kepuasan namun masyarakat juga perlu memperhatikan dan mengutamakan keselamatan. (*)