Berita Bali

Hasil Pencarian Wisatawan Hilang Saat Rafting di Ubud Nihil, Petugas DAM Lihat Dayung & Helm Hanyut

Hasil Pencarian Wisatawan Hilang Saat Rafting di Ubud Gianyar, tim operasi DAM Peraupan akan melakukan penelurusan di daerah sekitar DAM

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Putu Yunia
Operasi pencarian WNA hilang saat rafting di Tukad Ayung, yang menjadi korban hanyut masih terus dilakukan - Hasil Pencarian Wisatawan Hilang Saat Rafting di Ubud Nihil, Petugas DAM Lihat Dayung dan Helm Hanyut 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Operasi pencarian Cliford Neil Robinaugh (62), WNA Amerika Serikat yang menjadi korban hanyut di Tukad Agung, Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali, masih terus dilakukan.

Memasuki hari ketiga, Rabu 5 Oktober 2022, lokasi pencarian kini diperluas hingga ke wilayah Kota Denpasar.

Hingga kemarin, pencarian masih nihil.

Salah satu titik yang disiagakan sebagai titik operasi adalah DAM Peraupan yang bertempat di Dusun Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara.

Baca juga: WNA HILANG Rafting Masuk Tahap Pencarian Hari Ketiga, Terkendala Cuaca dan Kondisi Sungai

Terpantau sejak pukul 07.40 Wita, beberapa personel tim gabungan operasi telah siaga di DAM Peraupan.

Suarsana Adi Nata, petugas DAM Peraupan yang pada kejadian WNA hilang saat rafting sedang bertugas di DAM Peraupan, mengatakan, ia dan beberapa rekannya baru saja selesai melaksanakan tugasnya mengatur air bendungan.

Saat sedang istirahat, tiba-tiba mereka melihat beberapa perlengkapan rafting hanyut melewati aliran sungai.

“Waktu itu (Senin 3 Oktober 2022) posisinya ada tiga orang yang jaga di sini, termasuk saya. Teman saya yang pertama kali melihat dayung dan lima menit kemudian kami melihat helm,” jelas Adi kepada Tribun Bali, Rabu.

Adi menuturkan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.00-15.30 Wita dan melewati tepat di tengah jembatan DAM.

Dayung yang mereka lihat berwarna merah, sementara helm berwarna biru.

Ia tak tahu pasti perlengkapan tersebut merupakan perlengkapan yang digunakan para korban rafting yang hanyut.

Namun, Adi memastikan itu adalah perlengkapan yang sering digunakan untuk rafting.

Awalnya, perlengkapan tersebut juga akan diselamatkan, tetapi saat itu air sungai sangat deras dan banyak kayu yang terbawa air.

Oleh karena itu, mereka mereka menutup keinginan tersebut.

Tinggi air saat itu diperkirakan mencapai 250 cm.

Adi menambahkan, waktu itu ia dan kawan-kawannya belum mengetahui ada kabar orang hilang saat rafting.

“Kami baru tau kabar ada WNA hilang saat rafting saat malam hari diberi informasi oleh teman. Tetapi sore itu entah bagaimana kita tiba-tiba berpikir setelah itu kemungkinan akan ada orang yang hanyut,” tambahnya.

Adi menjelaskan, Sungai Ayung yang berhulu di Gianyar sendiri merupakan sungai yang sering digunakan sebagai wahana rafting.

Mereka juga sering menemukan perlengkapan rafting yang hanyut.

Saat ditemui di lokasi, Brama Budianto, potensi SAR 115 memaparkan beberapa agenda yang pihaknya lakukan.

“Sesuai dengan arahan bapak Kasie Ops, kami dibagi menjadi beberapa tim dengan beberapa titik kumpul. Pertama di Bendungan Mambal menggunakan empat buah perahu rafting, sementara di DAM Peraupan ada tim kami,” papar Bram, panggilan akrabnya.

Tim gabungan kali ini terdiri dari BASARNAS, Potensi SAR 115 dan PMI Kota Denpasar.

Pencarian didukung oleh pemerintah Dusun Umadesa yang siap menunggu arahan dan informasi dari BASARNAS.

Kepala Dusun Umadesa, Putu Doni Mahendra mengatakan pihaknya juga ikut siaga bersama Kelompok Peduli Sungai Kota Denpasar.

“Kami menunggu kedatangan perahu BASARNAS yang sudah bergerak sejak pagi tadi dari Bendungan Mambal. Untuk atensi selanjutnya seperti penyisiran di DAM Peraupan ke selatan di Wairibang atau Oongan kami siap melaksanakan arahan,” ujar Putu Doni.

Rencananya, tim operasi DAM Peraupan akan melakukan penelurusan di daerah sekitar DAM dengan pola penelurusan yaitu berenang.

Berdasarkan pengamatan di lokasi saat pagi hari, aliran air sungai tidak terlalu deras dan cukup dangkal.

Hal ini kemudian diutarakan Bram ini sebagai tantangan dalam operasi pencarian.

“Dari seputaran Mambal diantaranya debit air turun dan di sini hanya 40 cm sehingga menyulitkan perahu rafting karena menapak di dasar. Ini mengalihkan pola pencarian tim di Mambal yang semulanya dengan perahu menjadi berjalan dan berenang sepanjang sungai,” tutur Bram.

Melihat situasi cuaca saat ini juga pihaknya perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan keselamatan personel.

Hujan yang turun terus-menerus juga menjadi tantangan dalam upaya pencarian kali ini.

Cuaca seperti ini tidak mendukung operasi pencarian sehingga belum memungkinkan melakukan pencarian sesuai rencana.

Kondisi ini perlu diperhatikan untuk meminimalisir risiko yang ada.

Pada hari ketiga ini pula Tim Operasi mengusahakan melakukan pencarian hingga ke hilir sungai di Padang Galak.

Tetapi, melihat cuaca saat ini dengan pola penyisiran berjalan kaki tentu akan memakan waktu yang cukup panjang.

Hingga sekitar pukul 12.00 Wita, tim operasi dari Bendungan Mambal telah berjalan sekitar 4 km.

Sementara itu, Kepala Dusun, Putu Doni yang mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas yang berkaitan dengan sungai.

Bukan hanya mengutamakan kesenangan atau kepuasan, namun masyarakat juga perlu memperhatikan dan mengutamakan keselamatan. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved