Seni Budaya

Trinity Art, Jalan Seni Sam Sianata, Pelukis Satu Triliun, Selalu Hadir Dalam 3 Wujud, Apa Saja?

Ia bukan sekadar pelukis, melainkan pencipta “semesta seni” yang menggabungkan lukisan, musik, dan maskot menjadi satu harmoni.

ISTIMEWA
Trinity Art adalah jalan seni yang lahir dari visi seorang maestro lintas zaman, Sam Sianata (Liem Sian An). 

TRIBUN-BALI.COM - Trinity Art adalah jalan seni yang lahir dari visi seorang maestro lintas zaman, Sam Sianata (Liem Sian An).

Ia bukan sekadar pelukis, melainkan pencipta “semesta seni” yang menggabungkan lukisan, musik, dan maskot menjadi satu harmoni.

Bagi sosok langka yang memiliki bakat multi talenta, Sam Sianata, seni bukan hanya untuk dipandang, tetapi untuk dihidupi. Karena itu, setiap karya Trinity Art selalu hadir dalam tiga wujud:

1. Lukisan – bahasa visual yang menangkap imajinasi, filsafat, dan spiritualitas.


2. Lagu – gema suara yang membawa pesan batin ke dalam jiwa pendengarnya.


3. Maskot – representasi karakter hidup, ikon yang memberi roh dan wajah pada gagasan.

Trinity Art adalah jalan tiga serangkai seni, yaitu melihat, mendengar, dan merasakan. Seperti tubuh, jiwa, dan roh, ia menjadi satu kesatuan yang utuh.

Sam Sianata percaya bahwa karya seni sejati, harus mampu menyentuh tiga lapisan manusia, yaitu: 

Pikiran (melalui lukisan yang penuh simbol dan filosofi),

Perasaan (melalui lagu yang bernada universal),

Jiwa kolektif (melalui maskot yang menjadi medium komunikasi antar lintas generasi).


Dengan Trinity Art, Sam Sianata menghadirkan seni sebagai jalan hidup, bukan sekadar karya. Inilah mengapa ia dikenal dengan julukan “Pelukis Satu Triliun” karena nilainya tak hanya material, tetapi spiritual dan universal.

Trinity Art bukan sekadar karya, melainkan gerakan budaya: sebuah undangan untuk memasuki jalan seni, jalan Sam Sianata, jalan menuju keselarasan manusia dengan diri, sesama, dan alam semesta.

KEAGUNGAN KARYA SAM SIANATA

Dalam setiap zaman, hanya segelintir seniman yang mampu melahirkan karya bukan sekadar sebagai objek estetik, melainkan sebagai penanda peradaban. Sam Sianata, yang dikenal pula dengan nama Liem Sian An, adalah salah satu di antaranya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved