Berita Bali

Kasus Dugaan Penolakan Pasien oleh RS di Denpasar, Keluarga Korban Lapor ke Polda Bali

Keluarga dari NS (44) melaporkan kasus tak mendapat pertolongan dari dua rumah sakit di Kota Denpasar

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
instagram @aryawedakarna
Korban laporkan dua RS di Denpasar atas dugaan penolakan pasien ke Polda Bali - Kasus Dugaan Penolakan Pasien oleh RS di Denpasar, Keluarga Korban Lapor ke Polda Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Keluarga dari NS (44), wanita yang meninggal dunia setelah tak mendapat pertolongan dari dua rumah sakit di Kota Denpasar, akhirnya melaporkan kasus ini ke Polda Bali, Rabu 5 Oktober 2022.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan adanya laporan tersebut.

Menurutnya, laporan dibuat oleh keluarga korban.

“Iya jadi benar ada laporan itu ya. Laporan dibuat oleh keluarga korban,” ucap Satake Bayu saat dihubungi Tribun Bali, Rabu.

Baca juga: Meninggal karena Tak Dapat Bantuan RS, RSUD Wangaya Denpasar Bantah Disebut Tolak Pasien Darurat

Menurutnya, laporan tersebut akan ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Bali.

Sementara itu, Wadir Reskrimsus Polda Bali, AKBP. Ambariyadi Wijaya memembenarkan adanya laporan tersebut.

Laporan tersebut akan ditangani oleh Subdit IV Ditreskrimsus Polda Bali.

Wadir Reskrimsus Polda Bali itu menjelaskan, langkah selanjutnya yang akan diambil Polda Bali adalah melakukan penyelidikan.

Sebelumnya, seorang wanita paruh baya meninggal dunia dalam perjalanan setelah tak mendapat pertolongan dari dua rumah sakit di Kota Denpasar, Bali, Sabtu 24 September 2022 lalu.

Pasalnya, NS meninggal dunia setelah tak mendapat pertolongan dari 2 rumah sakit di Kota Denpasar.

Hal tersebut disampaikan sang anak, MAP (20) saat dihubungi Tribun Bali, Senin 26 September 2022 lalu.

MAP menuturkan, mulanya sang ibu menderita batuk berdarah saat masih berada di kediamannya.

MAP kemudian membonceng sang ibu menggunakan sepeda motor bersama sang kakak.

“Pas di rumah, ibu saya batuk darah dan saya sama kakak saya bawa ibu saya ke rumah sakit menaiki sepeda motor, bertiga,” ucap MAP.

Sesampainya di rumah sakit pertama yakni RSUD Wangaya, NS masih sadarkan diri.

MAP kemudian meminta pertolongan kepada satpam agar segera dicarikan dokter untuk mendapat penananganan.

MAP menuturkan, saat berada di rumah sakit pertama, NS tak mendapat pertolongan.

Rumah sakit tersebut berdalih, ketersediaan bed saat itu sedang penuh.

Rumah sakit tersebut kemudian merujuk MAP beserta sang ibunda, NS untuk menuju ke rumah sakit lainnya.

MAP sempat meminta bantuan agar diberikan pinjaman mobil ambulans.

Namun, MAP tak kunjung diberikan bantuan ambulans tersebut.

“Pihak sana mengusulkan ke RS lainnya. Saya meminta tolong untuk meminjam kan ambulan supaya saya cepat menuju ke RS lain karena ibuk saya sekarat tetapi pihak sana tidak sama sekali memberi atau menolong ibuk saya,” tutur MAP.

Sesampainya di RS kedua, RS tersebut kembali merujuk MAP beserta sang Ibu untuk menuju RSUP Sanglah.

MAP kembali meminta bantuan kepada RS kedua agar diberikan bantuan mobil ambulans.

Sayangnya, MAP serta sang ibu, NS juga tak mendapat bantuan ambulans.

Ibunda MAP kemudian dibawa ke RSUP Sanglah.

Setelah sampai di RSUP Sanglah, NS langsung mendapat pertolongan.

Namun, ibunda dari MAP telah meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUP Sanglah.

Terkait pelaporan tersebut, Dirut RSUD Wangaya, AA Made Widiasa belum memberi tanggapan.

Ketika ditelepon melalui jalur telepon biasa, nomor ponselnya tidak aktif.

Selanjutnya dihubungi via telepon WhatsApp beberapa kali ia sempat mengangkat empat detik.

Namun setelah ditelepon via WA kembali telepon hanya memanggil dan tidak berdering.

Selain itu, pesan WA yang dilayangkan juga tidak mendapat respon. (mah/sup)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved