Kunci Jawaban

Kunci Jawaban dan Pembahasan Tema 3 Kelas 6 Halaman 151 Subtema 3 Ayo Menjadi Penemu

Berikut adalah kunci jawaban dan pembahasan tema 3 kelas 6 subtema 3 soal halaman 151

Penulis: Muhammad Raka Bagus Wibisono Suherman | Editor: Ngurah Adi Kusuma
zoom-inlihat foto Kunci Jawaban dan Pembahasan Tema 3 Kelas 6 Halaman 151 Subtema 3 Ayo Menjadi Penemu
Buku Kemdikbud
Kunci Jawaban dan Pembahasan Tema 3 Kelas 6 Halaman 151 Subtema 3 Ayo Menjadi Penemu

TRIBUN BALI, DENPASAR – Yuk simak bersama-sama kunci jawaban tema 3 kelas 6 subtema 3 soal halaman 151.

Lebih lengkapnya, soal bisa ditemukan di buku tema 3 kelas 6 SD MI dengan subtema 3 ‘Ayo, Menjadi Penemu’ buku kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018.

Kunci jawaban tema 3 kelas 6 SD MI soal halaman 151 yang dibahas kali ini, diharapkan dapat memudahkan para siswa menjawab dan memahami jawabannya.

Dilansir dari Buku Kemdikbud, berikut adalah kunci jawaban dan pembahasan soal tema 3 kelas 6 subtema 3 soal halaman 151.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 5 Halaman 114 115 116 117 118 119 120, Ayo Membaca: Pecalang

Halaman 151

Disiplin dan Kerja Keras Awal dari Sebuah Inovasi yang Cemerlang

Prof. DR. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga RI yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Beliau dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, tanggal 25 Juni 1936.

Masa Kecil

Masa kecil Habibie dilalui di Pare-Pare. Sikap hidup disiplin dan kerja keras telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Ia memiliki semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia melanjutkan SMA di Bandung dan prestasinya selalu menonjol terutama pada pelajaran IPA dan Matematika.

Perjuangan Keras di Perantauan

Didukung oleh kemauan keras untuk belajar, selepas SMA beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung) kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Jerman jurusan Konstruksi Pesawat Terbang. Ia bertekad bulat untuk bekerja keras dan harus sukses. Habibie selalu menggunakan musim liburannya dengan bekerja mencari uang untuk membeli buku sebagai pendukung sekolahnya.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 5 Halaman 108 109 110 111, Ayo Berlatih: Kapan Tumbuhan Tumbuh Subur?

Tahun 1960, Habibie mendapat gelar Diploma Ing di Jerman dengan nilai sempurna. Ia bekerja di industri kereta api Jerman dan berhasil menemukan cara untuk membuat 1.000 wagon kereta api berkekuatan tinggi. Di pagi buta, Habibie harus berjalan kaki cepat ke tempat kerja yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidup, kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya. Tahun 1965 Habibie mendapat gelar Dr. Ingenieur dengan nilai sangat sempurna.

Buah dari Kerja Keras

Habibie kemudian bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Karena sikap disiplin dan kerja keras, karirnya terus naik hingga dipercaya menjadi Vice President sekaligus Direktur dan Penasihat Senior bidang teknologi. Ia menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan bergengsi di perusahaan pesawat terbang Jerman.

Kecintaan kepada Tanah Air

Tahun 1968, Habibie mengundang 40 insinyur Indonesia untuk bekerja di Jerman guna mempersiapkan keterampilan dan pengalaman mereka dalam membuat produk industri dirgantara, maritim, dan darat di tanah air. Tahun 1974, Habibie diminta pulang ke tanah air dan menjadi penasihat pemerintah di bidang teknologi pesawat terbang. Ia menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi hingga menjadi Wakil Presiden dan Presiden RI ke-3.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 5 Halaman 101 102 103 104 105, Ayo Membaca: Rantai dan Jaring Makanan

Prestasi Cemerlang Buah dari Disiplin dan Kerja Keras

Habibie menyumbang berbagai penemuan dan sejumlah teori di bidang konstruksi pesawat terbang, seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method“ yang dipakai oleh universitas di seluruh dunia. Ia dijuluki sebagai “Mr. Crack” karena menemukan rumus untuk menghitung cacat badan pesawat terbang. Ia juga menerima banyak penghargaan dan prestasinya diakui berbagai lembaga internasional seperti di Jerman, Inggris, Swedia, Prancis, dan Amerika Serikat serta menerima penghargaan yang hampir setara dengan Hadiah Nobel.

Habibie: Bapak Teknologi Indonesia

Tahun 1976, Habibie mendirikan industri pesawat terbang pertama di kawasan Asia Tenggara yaitu PT Nurtonio dan industri strategis lainnya. Industri binaannya berhasil memproduksi pesawat terbang, helikopter, senjata, amunisi, kapal, tank, panser, water cannon, kendaraan RPP-M, kendaraan tempur dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun militer.

Ditingkat dunia, Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker, pesawat angkut militer, jet eksekutif, Airbus, pesawat angkut dengan teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal, CN-235, dan CN-250. Selain itu, Habibie secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain helikopter, pesawat tempur multifungsi, beberapa peluru kendali dan satelit di tingkat dunia.

Cermati kembali kisah perjuangan Bapak Habibie. Jawab pertanyaan berikut!

1. Apa saja penemuan Habibie yang diakui oleh dunia internasional?
2. Sikap apa yang dimiliki Habibie sejak beliau kanak-kanak hingga saat ini?
3. Apa yang dilakukan Habibie untuk menunjukkan sikap cinta tanah airnya?
4. Adakah hubungan antara sikap hidup disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab dengan prestasi yang dicapai dalam hidup manusia? Jelaskan dengan singkat!

Jawaban

1. Habibie menyumbang berbagai penemuan dan sejumlah teori di bidang konstruksi pesawat terbang, seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method“ yang dipakai oleh universitas di seluruh dunia.

Selain itu ia juga menciptakan beberapa kendaraan umum, kendaraan tempur, dan amunisi yang sangat diperlukan oleh warga sipil dan militer.

2. Sikap hidup disiplin, kerja keras, dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Habibie mengundang 40 insinyur Indonesia untuk bekerja di Jerman guna mempersiapkan keterampilan dan pengalaman mereka dalam membuat produk industri dirgantara, maritim, dan darat di tanah air.

4. Tentu saja ada hubungannya, dengan kita hidup disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab, secara tidak langsung kita sudah berada satu langkah di depan mereka yang tidak disiplin.

Karena jika kita hidup dalam kedisiplinan terhadap semua hal, kerja keras terhadap sesuatu yang kita lakukan, dan bertanggung jawab atas kewajiba yang kita dapatkan, maka semakin dekatlah kita untuk menggapi cita-cita.

Disclaimer: Jawaban yang diberikan murni jawaban dari sudut pandang penulis. Diharapkan para siswa mampu mengembangkan jawaban mereka sendiri. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved