Berita Gianyar

Plat Beton di Saluran Irigasi Rusak Lahan Warga di Suwat Gianyar, Simak Ulasannya!

Bukan hanya lahan, kata dia, dua palinggih juga ikut terendam dan terancam roboh akibat sumbatan kayu dan sampah, yang dihanyutkan luapan air.

Tribun Bali/Eri Gunarta
Kondisi plat beton di Subak Suwat, Gianyar, Bali yang menyebabkan air irigasi meluap dan merusak lahan warga. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Plat beton berisi jeruji besi, di saluran irigasi pembagi air Subak Suwat dan Subak Siangan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali, membuat cemas para pemilik lahan yang ada di pinggir irigasi.

Sebab plat beton tersebut, membuat air sungai meluap saat musim hujan.

Luapan tersebut pun, selama bertahun-tahun telah menggerus lahan warga.

Warga takut, jika hal tersebut tidak segera ditangani, maka lahan mereka akan semakin rusak.

Baca juga: Gara-Gara Kepiting, Dua Subak di Blahbatuh Gianyar Kekurangan Air

Baca juga: Talang Air Hancur, Puluhan Hektare Subak Terancam Tidak Dapat Air di Bangli

Kondisi plat beton di Subak Suwat, Gianyar, Bali yang menyebabkan air irigasi meluap dan merusak lahan warga.
Kondisi plat beton di Subak Suwat, Gianyar, Bali yang menyebabkan air irigasi meluap dan merusak lahan warga. (Tribun Bali/Eri Gunarta)

 

Seorang pemilik lahan, I Nyoman Astana, pada Kamis 13 Oktober 2022 menjelaskan, akibat plat beton tersebut, irigasi di kawasan Palinggih Kaja Kauh, Desa Suwat, Gianyar.

Tepatnya di pusat pembagian air, menuju Subak Suwat dan Subak Siangan hampir setiap hari tersumbat.

Bahkan di saat musim hujan, kondisinnya sangat memprihatinkan, karena air meluap merusak lahan.

Bukan hanya lahan, kata dia, dua palinggih juga ikut terendam dan terancam roboh akibat sumbatan kayu dan sampah, yang dihanyutkan luapan air saat hujan lebat.

Kondisi plat beton di Subak Suwat, Gianyar, Bali yang menyebabkan air irigasi meluap dan merusak lahan warga.
Kondisi plat beton di Subak Suwat, Gianyar, Bali yang menyebabkan air irigasi meluap dan merusak lahan warga. (Tribun Bali/Eri Gunarta)

Meskipun tidak hujan, kata dia, dahan atau ranting kayu yang hanyut selalu tersangkut di jeruji besi sehingga air meluap.

"Kondisi terparahnya di saat musim hujan, luapan air sangat tinggi sehingga merusak lahan sekitar.

Bahkan jalan subak pun ikut terkeruk.

Saya terpaksa membuat pondasi sementara, serta menahan luapan air dengan tumpukan karung tanah," ungkapnya.

Hal serupa juga dikatakan Pande Wijaya, dan Jero Mangku Pura Salahin, yang memiliki lahan di areal itu.

Mereka mengatakan, sudah lama mengeluhkan luapan air yang merusak lahannya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved