KATA Niluh Djelantik Soal Keputusan Mundur Usai Anies Baswedan Jadi Bakal Capres: NasDem Is My Home
Begini pernyataan lengkap Niluh Djelantik soal keputusan mundur usai Anies Baswedan jadi bakal Capres: NasDem Is My Home.
TRIBUN-BALI.COM - Niluh Djelantik memutuskan undur diri dari NasDem setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dideklarasikan sebagai bakal calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Politikus asal Bali ini menegaskan NasDem merupakan rumah yang yang indah meski dirinya memutuskan undur diri.
Dia juga menyebut para kader NasDem juga memegang teguh nasionalisme dan gerakan perubahan yang selalu digaungkan Ketua Umum Surya Paloh.
Hal itu disampaikan Niluh saat dialog Tribun Series bertajuk 'Mengapa Mundur Setelah Anies Diusung Bakal Capres?' yang dipandu oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra secara virtual, Jumat 7 Oktober 2022.
Baca juga: Niluh Djelantik Mundur dari NasDem, Sang Anak Tersenyum Lebar
Berikut petikan wawancaranya:
Apa yang membuat Niluh Djelantik ini memilih untuk mengundurkan diri Partai NasDem, tak lama setelah Partai NasDem mendeklarasikan Pak Anies Baswedan sebagai calon presiden?
"Saya sudah jelas dan saya sudah sampaikan kepada Ketum di tahun 2019 di saat saya menerima amanah dari Ketua Umum dan juga Kakak Taslim juga berada di situ, memberikan amanah kepada saya untuk menemani Partai NasDem dan Ketua DPP bidang UMKM."
"Tetapi posisi saat itu sudah sangat jelas, cuma saya harus tetap berpikiran selalu positif."
"Saya harus tetap memiliki pandangan bahwa dalam hati saya sampai hari ini NasDem itu adalah partai yang sangat nasionalis."
"Kita memiliki seorang Surya Paloh sebagai seorang negarawan, kita memiliki begitu banyak kader Partai Nasdem, begitu banyak petinggi-petinggi di Partai Nasdem termasuk juga salah satunya adalah Kakak Hermawi Taslim yang sangat-sangat saya sayangi."
"Kita sudah sangat sering berdiskusi secara pribadi, dan berdiskusi one on one, sangat personal bahkan tengah malam kita teleponan dan saya sangat mempercayai nasionalisme mereka tidak bisa dibeli."
"Nasionalisme mereka itu tidak bisa berubah."
"Tetapi ada keputusan-keputusan yang kemudian pada akhirnya di mana saya harus mengembalikan lagi mengingatkan diri saya agar ikuti saja dan saya harus jalani dan keputusan itu adalah keluar dari Nasdem."
"Tapi rumah itu tetap indah, rumah itu tetap baik. Rumah itu tetap bagus, rumah itu tetap menjadi rumah yang sangat sayangi."
"Makanya di sini saya harus memisahkan seperti yang saya sampaikan juga kepada teman-teman di media kemarin, saya harus bisa menyampaikan bahwa NasDem is my home, kan."
"Sebagaimana juga saya menjalin hubungan sangat baik dengan partai politik lainnya. Nasdem is my home."
"Orang-orang yang berada di dalam Partai Nasdem itu adalah oran-orang nasionalis dan restorasi gerakan perubahan itu yang disampaikan oleh seorang ketua umum yaitu Surya Paloh."
"Di mana beliau mengabadikan waktunya, mengabdikan dirinya membuat sebuah partai politik yang menjadi rumah anak-anak bangsa ini itu juga, dan jika hari ini NasDem mengambil keputusan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres itu melalui proses yang panjang."
"Karena sebelumnya yang dicalonkan itu kan tiga orang. Jadi Andika Perkasa, ada Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan."
"Dan saya tetap berada di dalam rumah tersebut, saya tetap berada menjadi ketua DPP di dalam rumah tersebut."
"Dan hingga akhirnya mengerucut kepada satu pihak karena banyak alasan gitu. Dan kita kan ibaratnya Partai Nasdem sebagai seorang adik kan menghormati PDIP gitu kan. Jadi ya bagaimana yang dicalonkan misalnya belum meninggalkan, membuka pintu menuju pintu yang namanya NasDem."
"Karena pemikiran saya secara logika dan secara nalar, kalau misalnya contohnya Mas Ganjar misalnya mengiyakan, yuk kerja bersama NasDem. Saya yakin nggak ada tuh Anis Baswedan masuk ke dalam salah satu calon, saya yakin. Mungkin beliau calon wapres, mungkin."
"Tapi kalau Mas Ganjar mengiyakan pada saat itu, membuka pintu, membuka hati dan menyadari bahwa ada kepentingan yang jauh lebih besar, saya percaya 100 persen pasti teman-teman di Partai Nasdem termasuk juga Kak Hermawi Taslim pasti membuka pintu dengan sangat, ayo mas."
"Cuma sekarang ini kan ada etika, ada hal-hal yang harus dipikirkan juga baik oleh Partai Nasdem dan partai lain yang akhirnya hingga suatu saat harus memutuskan dan keputusan itu ada di nama Anies Baswedan."
"Dan keputusan itu sangat saya hormati."
"Namun di saat yang bersama, saya juga memiliki prinsip hidup tanpa mengotori rumah yang pernah saya tempati selama 4 tahun."
"Saya harus clear."
"Saya harus menyampaikan bahwa mohon izin, mohon pamit, ada saya tetap berjalan dengan masyarakat, tetap mengabdi untuk rakyat."
"Saya tetap menjalankan prinsip hidup dari sebuah partai yaitu NasDem dan Surya Paloh sebagai ayahanda saya."
"Tapi saya akan melakukannya dengan cara saya sendiri."
(Tribun Network/Yuda)