Nengah Rambig Jual Sate Lilit Sejak 1994, Sudah Jual Sate ke Jakarta hingga Luar Negeri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejak tahun 1994, Warung Ari tetap eksis menjual sate lilit ikan marlin.

Dalam sehari, warung yang berlokasi di Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar ini bisa menghabiskan hingga 50 kg ikan marlin.

Sejak buka pukul 05.30 hingga pukul 15.00 Wita, silih berganti pembeli yang datang ke warung ini.

Salah seorang pembeli, Arti, mengatakan ia sudah berlangganan sate lilit ikan dari Warung Ari sejak tahun 2010. 

Biasanya dalam sebulan, ia menyempatkan datang dari tempat tinggalnya di Mahendradata ke Panjer, hanya untuk menikmati sate lilit khas Karangasem ini. 

Baca juga: Resep Sate Jamur Balado, Sajian Makan Malam yang Mudah Dibuat, Tanpa Daging!

"Yang buat balik lagi, karena rasanya tetap sama, istimewa, cita rasa pedas dan manisnya. Saya tahu warung sate ini karena dulu sempat tinggal di wilayah sini," kata perempuan asli Bandung ini.

Untuk masalah harga, menurutnya masih sangat terjangkau. 

"Kalau harga masih terjangkau, masih banyak beli di sini," katanya.

Dalam sebulan ia bisa dua sampai tiga kali ke sini. 

"Dagingnya lebih terasa di sini, kalau yang lain lebih terasa kelapanya,” katanya.

Pemilik warung, Nengah Rambig mengatakan, awalnya dirinya berjualan di dekat Pura Desa Panjer, dan kemudian pindah ke Jalan Tukad Pakerisan Denpasar.

Baca juga: Resep Sate Lilit Ikan Kulit Ayam, Makanan Khas Bali yang Selalu Bikin Rindu, Intip Cara Buatnya!

Perempuan asal Timbrah Karangasem ini berjualan dengan menantu beserta anak serta sepupunya.

Untuk membuat sate ini, ia menggunakan bumbu lengkap atau base genep racikan sendiri.

Sehingga citarasa dari sate di sini berbeda dengan penjual lain.

Untuk ikannya, dirinya menggunakan ikan marlin asli yang ia dapatkan langsung dari pengepul.