Bocah Dirantai
PILU, 2 Bocah Dirantai Ibunya Sendiri Saat Mati Lampu di Tabanan Bali, Begini Kondisinya
Kedua bocah dirantai itu, diselamatkan dari jeratan rantai ibu kandung, oleh tetangga mereka. Tetangga pun menangis menceritakan kondisinya.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kisah pilu dialami dua bocah di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.
Mereka dirantai sang ibu.
Kedua bocah dirantai itu, diselamatkan dari jeratan rantai ibu kandung, oleh tetangga mereka.
Seorang saksi, Sunardi, alias Pak Puput, yang merupakan saksi awal yang melihat kejadian bocah dirantai ini pertama kali pun, terisak menceritakan kisah pilu itu.
Baca juga: Tragis, Dua Anak di Bawah Umur di Tabanan Dirantai dan Ditinggalkan Saat Lampu Padam
Baca juga: NASIB PILU Bocah Telantar NY, Yastini Harapkan Hukuman Maksimal Bagi Jo Alias Tedi

Pak Puput mengaku, bahwa kedua bocah dirantai dan ibunya tinggal di rumah itu, sekitar empat bulanan.
Di mana memang tidak diketahui, adanya keributan di dalam rumah.
Hanya saja, setiap malam hari terdengar suara tangisan dari kedua bocah dirantai itu.
Dan keseharian dua korban bocah dirantai ini, diketahui hanya memakai pampers setiap siang hari.
Dan selalu berada di pagar rumah meminta roti, dan permen kepada dirinya dan istrinya.
“Kalau siang ya di pagar itu.
Terus manggil Pak De, Pak De, mana roti dan permen.
Kok aku gak dikasih roti sama permen.
Nah, kalau sama orangtuanya apa diberikan makan atau minum waktu di dalam rumah, saya tidak tahu,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, Senin 24 Oktober 2022.
Dijelaskannya, bahwa rumah itu setiap hari dalam posisi pintu terkunci.
Sudah empat bulan terakhir ini, si anak sering sekali berada di pagar dan meminta makanan seperti roti dan permen itu.
Dan seringnya kedua anak itu sendirian di rumah.
Si laki-laki pemilik rumah sering bekerja ojek online , dan ibunya keluar kerja.
Ia tidak mengetahui pasti apa kerjaan si ibu.
Namun juga sering diketahui pulang dini hari.
Dan saat ditemukan ia melihat si anak yang besar, di bagian pipi ada kebiru-biruan.
Seperti usai dipukuli.

“Waktu pas saya tolong ada biru-biru itu di mukanya. Seperti luka terkena pukulan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, bahwa ada satu kejadian yang membuat miris menimpa keduanya.
Itu terjadi sekitar 8 Oktober 2022 lalu.
Saat itu ada acara makan-makan di rumahnya.
Kemudian, banyak orang yang datang.
Nah, bocah yang besar itu, ada di atas pagar, yang di bawah adiknya nangis dan mengeluh tidak dikasih makan.
Akhirnya dirinya memberikan makanan itu kepada mereka berdua.
“Jadi mereka itu sampai mengeluh kami tidak beri makan.
Akhirnya kami jelaskan bahwa akan dikasih.
Seperti roti tart dan jajan serta nasi.
Karena mengeluh itu saya tidak sampai hati (tidak tega),” ungkapnya sembari terisak menangis mengingat kejadian.
Setelah diberi makanan pada 8 Oktober 2022 itu, sambungnya, mulai esok hari tanggal 9 sudah tidak ada suara.
Keduanya tidak pernah di pagar.
Sampai dirinya dan istri heran, karena keduanya biasanya selalu berada di pagar dengan hanya memakai pampers meminta makanan.
Bahkan ia sampai berpikiran negatif dan curiga, bahwa setelah kejadian diberi makanan itulah mereka dirantai oleh ibunya.
“Saya curiga. Karena anak-anak ini biasanya di pagar dan minta makanan. Kok terus gak pernah muncul. Dan saya curiga pada tanggal 9 itulah mulai di tanyai,” bebernya.

Nasib tragis benar saja, dialami dua orang bocah dirantai ini.
Dua bocah dirantai ini, diperlakukan seperti hewan peliharaan di rumah yang dalam keadaan listrik padam.
Beruntung bocah berusia enam dan tiga tahun itu, kemudian diselamatkan para tetangga korban.
Kasus ini pun sudah ditangani oleh Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Tabanan.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, menyatakan bahwa untuk orangtua korban sudah dalam pengamanan pihaknya.
Dan saat ini sedang dalam pemeriksaan, oleh unit PPA Polres Tabanan.
Setelah sebelumnya, yang bersangkutan atau orang tua korban diamankan di Polsek Tabanan.
“Sudah sejak kemarin (Minggu) kami amankan,” ucapnya Senin 24 Oktober 2022.
Ranefli mengaku, bahwa pihaknya masih dalam pemeriksaan dan kedua anak dalam pemulihan setelah kejadian yang menimpanya.
Dan ia membenarkan bahwa ada peristiwa korban dirantai oleh orangtuanya.
“Ya sekarang masih dalam pemeriksaan,” imbuhnya.
Informasi yang dihimpun, kisah tragis dua bocah dirantai dari kepala, diikat ke tangan dan kaki ini diketahui pada Sabtu 22 Oktober 2022 lalu.
Sekitar pukul 20.00 WITA, korban diselamatkan oleh warga sekitar.
Polisi saat ini sudah menyita sekitar dua buah rantai besi, dengan panjang dua meter kemudian juga disita empat gembok.
Di mana selain dirantai juga di bagian leher digembok oleh ibu kandung korban.
Parahnya, alasan dari pemeriksaan ini, orangtua korban melakukan supaya sang anak tidak nakal. Denga kata lain ingin membuat sang anak jera. (*)