Berita Jembrana
Warga Banjar Palungan Jembrana Bangun Jembatan Darurat
jembatan darurat berbahan kayu tampak sudah dibangun di aliran sungai Gelar, Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana,
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Harun Ar Rasyid
NEGARA, TRIBUN BALI - Sebuah jembatan darurat berbahan kayu tampak sudah dibangun di aliran sungai Gelar, Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Senin 24 Oktober 2022.
Adalah jembatan darurat yang dibangun warga secara swadaya dengan tujuan anak-anak bisa sekolah tanpa memutar jauh.
Jika memutar, warga atau orang tua siswa harus menempuh jarak lebih dari 10 kilometer.
Menurut Kelian Banjar Palungan Batu, I Made Pernama, jembatan darurat yang berbahan seadanya tersebut telah dibangun Minggu 23 Oktober 2022 pagi.

Pembangunan dilakukan secara swadaya dengan melibatkan Sekaa Truna Truni (STT), masyarakat serta aparat desa setempat.
Selain itu juga memanfaatkan bahan seperti kayu yang ada di sekitaran lokasi.
"Kita bangun swadaya. Ini jembatan darurat agar anak bisa sekolah. Terutama mereka yang berada di barat jembatan," jelas Pernamansaat dikonfirmasi, Senin 24 Oktober 2022.
Made Pernama menyebutkan, siswa yang terhambat aksesnya adalah jenjang TK dan SD.
Sebab, mereka yang tinggal di sebelah barat sungai, sekolah di sebelah timur sungai.
Sedikitnya ada belasan orang yang kesulitan akses, sehingga diharapkan jembatan ini dapat membantu memangkas jarak yang mencapai 10 kilometer lebih.
Berbeda dengan mereka yang sudah SMP dan SMA masih bisa tetap menggunakan jalur umum ke selatan.
"Sejak putus, warga kita terpaksa memutar jauh. Tapi dari kemarin sudah mulai bisa gunakam jembatan darurat ini," ungkapnya.
Dia melanjutkan, sejak jembatan wisata gelar putus, tidak hanya menghambat akses menuju sekolah.
Tapi juga menghambat akses dari aktivtas warga adat.
Artinya, ketika warga adat hendak ngayah tak ada akses alternatif. Sebab, dibatasi dengan sungai gelar.
"Untuk aktivitas warga dengan putusnya jembatan merah, masih terkendali. Tapi tidak untuk jalur adatnya. Jalur adat tersendat karena jembatan putus," katanya.
Bagaimana jika diterjang air bah lagi, Permana menyebutkan telah mengantisipasi dengan mengikat jembatan darurat itu dengan tali seling.
Diharapkan tali tersebut nantinya mampu menahan derasnya aliran sungai yang sempat mengakibatkan banjir bandang pekan lalu.
"Kami harap bisa bermanfaat untuk masyarakat yang kesulitan akses, terutama untuk sekolah dan kegiatan adat," harapnya.
Terpisah, Kabid Pariwisata, I Komang Gede Hendra Susanta mengatakan, terkait dengan operasional obyek wisata sungai gelar saat ini masih dikoordinasikan.
Sebab, pekan lalu jembatan berwarna merah yang menjadi ikon wisata sungai gelar itu terputus.
"Untuk jembatan gelar, kita masih koordinasikan dengan Dinas PUPRPKP. Kemudian untuk obyek wisata sementara kemungkinan akan ditutup dulu," ucapnya.