Berita Bali
Waspada Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Bali 27-29 Oktober 2022, Simak Penjelasan BMKG Bali
Waspada banjir rob berpotensi terjadi di Bali pada 27-29 Oktober 2022, simak penjelasan dari BMKG Bali berikut ini.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Waspada Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Bali 27-29 Oktober 2022, Simak Penjelasan BMKG Bali
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wilayah pesisir Provinsi Bali berpotensi terjadi banjir pesisir atau yang juga dikenal banjir rob.
Hal ini diinformasikan oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.
Banjir pesisir atau banjir rob berpotensi terjadi pada tanggal 27-29 Oktober 2022.
Informasi tersebut diberikan berdasarkan pantauan dari data water level serta prediksi pasang surut.
Putu Agus Dedy Permana selaku prakirawan BMKG Bali menjelaskan banjir pesisir atau rob ini merupakan banjir yang terjadi di pesisir pantai.
Kondisi ini adalah kenaikan dari permukaan air laut sehingga melebihi bibir pantai atau pesisir.
“Secara sederhana banjir rob disebabkan oleh kenaikan dari permukaan air laut.
Baca juga: Bali Berpotensi Terjadi Banjir Pesisir, Berikut Ini Daftar Pantai Yang Berpotensi Terjadi Banjir
Kenaikan ini disebabkan oleh pasang yang cukup tinggi dan bisa juga dipengaruhi oleh ketinggian gelombang laut,” ujar Agus Dedy.
Kepada Tribun Bali Agus mengatakan penyebab banjir sendiri adalah adanya fenomena astronomis yang terjadi.
Fenomena pertama yang menjadi penyebab adalah adanya Bulan Baru yang terjadi pada tanggal 25 Oktober 2022.
Selain itu, Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada tanggal 29 Oktober 2022 juga menjadi penyebab lain banjir rob.
Bulan baru juga bisa disebut bulan mati atau oleh masyarakat di Bali disebut juga dengan tilem.
“Pengaruh posisi bulan, bumi, dan matahari ini memberikan pengaruh besar terhadap air laut.
Biasanya selain fenomena bulan Purnama, pada bulan baru juga akan terjadi peningkatan ketinggian air laut atau pasang,” tambah Agus.
Gelombang laut yang cukup tinggi juga berkontribusi terhadap terjadinya banjir rob.
Hal ini dikarenakan gelombang laut dapat mempengaruhi adanya peningkatan permukaan air laut.
Baca juga: Baik Buruknya Hari 27 Oktober 2022, Baik Melatih Ternak, Tidak Baik Melakukan Hubungan Suami Istri
Ditambah lagi dengan adanya badai atau angin kencang, serta hujan yang lebat di laut, ketinggian air laut berpotensi akan meningkat.
Hujan lebat pada umumnya akan disertai dengan angin kencang sehingga tidak menutup kemungkinan hujan di darat juga dapat mempengaruhi adanya banjir rob.
Walaupun durasinya tidak lama, namun hujan dan angin tersebut dapat mempengaruhi ketinggian air laut.
“Yang lebih menentukan adalah faktor angin, kalau cukup kencang berpotensi akan meningkatkan ketinggian gelombang laut.
Dengan demikian, maka akan berpotensi menimbulkan banjir rob walaupun pengaruhnya tidak besar,” tutur Agus.
Banjir rob tentu akan mengganggu aktivitas di wilayah pesisir dan pelabuhan.
Termasuk aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, aktivitas tambak garam, dan aktivitas perikanan darat. (yun)