Berita Jembrana
14 KK Warga Sekar Kejula Kelod Jembrana Terisolir, Lansia Digendong Lewati Jembatan Darurat
Lansia Digendong Lewati Jembatan Darurat *14 KK Warga Sekar Kejula Kelod Terisolir *Harap Pemerintah Segera Garap Jembatan Sementara
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Harun Ar Rasyid
NEGARA, TRIBUN BALI - Seorang lansia tampak digendong warga Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yeh Embang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana untuk melewati jembatan darurat, Jumat 28 Oktober 2022 pagi.
Ia merupakan salah satu dari 14 KK yang terisolir karena jembatan beton putus diterjang banjir sebelumnya.
Warga berharap, jembatan sementara yang diwacanakan pemerintah segera terealisasi.

Menurut Kelian Banjar Sekar Kejula Kelod, I Nyoman Supardi, jembatan yang hanyut diterjang banjir tersebut merupakan akses utama bagi 14 KK warganya.
Aktivitas sehari-hari termasuk akses menuju rumah sakit menggunakan jembatan tersebut. Dari jumlah tersebut, juga terdapat lansia dan anak-anak sekolah.
"Ada 14 KK yang terdampak bahkan terisolir setelah putusnya jembatan di sini.
Warga kami lebih banyak lansia dan anak sekolah sehingga jembatan darurat ini sangat diperlukan karena menjadi akses satu-satunya," kata Supardi saat dikonfirmasi, Jumat 28 Oktober 2022.
Dia melanjutkan, untuk memberikan akses warga melakukan aktivitas, ia bersama warga lainnya membangun jembatan darurat dari bambu.
Namun, jembatan pertama hanyut tersapu air bah, dan saat ini kembali membangun dengan harapan aktivitas bisa dilakukan warga.
"Yang sekarang, jembatannya lebih kecil. Kita buatkan agar warga bisa beraktivitas lagi. Karena di sini banyak lansia dan anak-anak sekolah," ungkapnya lagi.
Dengan kondisi ini, kata dia, ia dan warga lain berharap pemerintah segera melakukan realisasi pembangunan jembatan darurat yang lebih representatif.
"Semoga segera dibantu buat jembatan yang lebih bagus," harapnya.
Terpisah, Kelian Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, I Made Pernama juga mengatakan hal senada.
Putusnya Jembatan Wisata Sungai Gelar mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Terutama anak sekolah dan kegiatan adat. Pasca itu, pihaknya sempat membuat jembatan darurat namun hanyut tak tersisa dihantam air bah.
"Untuk sementara kita belum buat dulu (jembatan darurat). Kita liat situasi dan cuaca dulu karena tidak memungkinkan," katanya.
Sebelumnya, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyiapkan dana sekitar Rp1 Miliar untuk membangun akses jembatan sementara.
Sebab, pasca bencana alam yang menerjang Jembrana mengakibatkan tujuh jembatan rusak bahkan putus dan mengakibatkan aktivitas masyarakat.
Diharapkan jembatan tersebut bisa membuat aktivitas masyarakat kembali normal, terutama untuk perekonomian dan sekolah.
Nengah Tamba menjelaskan, untuk perbaikan jembatan sementara tersebut akan dilakukan dengan anggaran yang bersumber dari BKK Provinsi Bali. Jika sebelumnya, dana BKK Provinsi Bali diperuntukkan untuk pembangunan tempat ibadah dan infrastruktur lainnya akan dialihkan menjadi penanganan bencana.
"Artinya kita alihkan ke penanganan. Sekarang masih dikaji oleh tim kita. Baik itu yang Jembatan Gelar, di Penyaringan, Yehembang dan lainnya juga," ungkapnya.
Dalam kedaruratan ini, kata dia, jembatan yang dibangun ini diharapkan bisa membuat warga melakukan aktivitas seperti sekolah, dagang, dan aktivitas lainnya.
"Ini kecuali mobil ya. Kita sediakan anggaran kurang lebih Rp1 Miliar dari BKK. Ini akan berlaku hingga 2023 nanti atau hingga jembatan permanen selesai dibangun," tegasnya.